Jakarta - Bloomberg kembali memperbarui data ketahanan suatu negara terhadap COVID-19, khususnya setelah varian Omicron memicu banyak negara kembali menghadapi gelombang baru. Peringkat pertama masih ditempati Uni Emirat Arab, dengan pertimbangan keberhasilan negara tersebut menyelesaikan vaksinasi penuh dengan cakupan cukup tinggi.

Langkah itu diikuti dengan ketatnya surveilans saat warganya bepergian, sehingga dampak wabah Omicron di sana tidak sebesar apa yang terjadi di banyak negara lain. Bagaimana Indonesia?

Indonesia sebelumnya berada di peringkat kedua terbawah dari 53 negara yang dianalisis Bloomberg terkait ketahanan COVID-19, artinya masuk salah satu negara terburuk ketahanan Corona.

Kabar baiknya, per laporan akhir Januari 2022, posisi Indonesia merangkak naik setidaknya lebih dari enam tingkat dari posisi semula.

Indonesia kini berada di peringkat ke 44 ketahahan COVID-19. Mengungguli Italia, Australia, hingga Filipina yang sempat dinilai memiliki penanganan COVID-19 paling baik.

"Filipina turun ke peringkat terakhir, posisi ke-53. Kesulitan pemberian vaksin di daerah terpencil membuat Filipina terus berada di risiko rentan, terlihat negara ini mengalami lonjakan Omicron lebih buruk daripada negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Indonesia dan Thailand," analisis Bloomberg.

Peringkat ketahanan COVID-19 dinilai berdasarkan situasi yang dipantau setiap bulannya dari masing-masing negara terkait bagaimana penanganan COVID-19 yang efektif dan pengaruhnya bagi kesehatan, sosial, maupun sektor ekonomi.

Ada 12 indikator yang menjadi pertimbangan yakni strategi pengendalian COVID-19, kualitas perawatan kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian secara keseluruhan dan kemajuan suatu negara 'bangkit' dari keterpurukan pandemi. Hal ini nantinya menggambarkan bagaimana 53 negara dengan ekonomi terbesar di dunia merespons ancaman pandemi di waktu yang sama.

https://health.detik.com/berita-deti...dari-australia

Terima kasih pak jokowi..