Coba jawab, ada nggak masa-masa di mana seluruh rakyat Indonesia bersatu? Jawabannya, nggak ada

Bukan menghina, bukan juga sarkastik tapi itulah kenyataannya. Jika kita belajar sejarah kita pasti sadar bahwa negara ini berdiri di atas perpecahan, contohan ketidaksepakatan golongan tua dan golongan muda. Meski demikian para tokoh bangsa saat itu mau bermusyawarah dan akhirnya mencapai kemerdekaan.

Dan sekarang, 77 tahun setelah kemerdekaan, musyawarah seolah bukan lagi sebuah jalan keluar melainkan seperti formalitas belaka. Setiap faksi dengan kepentingannya sendiri seolah ingin menguasai kursi tertinggi di negara ini demi memuaskan keinginan pribadi. Dan karna ambisi harus dibayar tuntas, segala cara pun dianggap pantas.



Jika kita melihat ke situs-situs berita kita pasti sadar bahwa mereka-mereka yang (mungkin) punya niat untuk mencalonkan diri di 2024 sudah mulai saling serang antar calon kandidat. Yang paling menonjol di kaskus sendiri ada Giring Ganesha yang selalu mencari-cari kesalahan Anies Baswedan dan entah apakah Gubernur Jakarta itu memang punya niat mencalonkan diri atau tidak, elektabilitas Giring berhasil naik sekian persen.

Selain saling serang, beragam metode kampanye juga sudah mulai dilancarkan, contohnya Puan Maharani yang aktif memasang baliho kepak sayap kemerdekaannya. Karna itulah jangan heran kalau di sekitar rumah Anda sudah terpampang warna-warna khas partai dalam waktu dekat.



Pemilu seringkali disebut sebagai pesta demokrasi namun di sisi lain pemilu adalah ajang pemecah belah paling dashyat antar masyarakat. Saya ingat saat masih Smp dulu pernah diperintahkan pulang cepat oleh para guru demi menghindari tindak anarkis yang mungkin terjadi setelah pengumuman pemilihan bupati dan itu masih level pemilihan bupati, bagaimana dengan pemilihan presiden?

Namun kasus pesta demokrasi terbrutal bisa kita lihat saat pilkada Jakarta 2017 dulu di mana isu-isu agama bermain di sana-sini sampai-sampai kebencian pada minoritas mulai digaungkan. Sungguh tahun yang gila.

Dan karnanya untuk menghadapi tahun 2024 kita semua perlu bersiap siaga. Siapkan hati agar iman tidak tergoyahkan jika isu agama kembali bermain, siapkan otak agar tidak termakan hoax dari buzzer-buzzer bayaran. Kursi presiden memang sangatlah menggoda dan sekarang di mana informasi bisa tersebar hanya dengan satu klik, perpecahan akan jadi semakin mudah terjadi.



Tapi kira-kira pantaskah menghabiskan puluhan milyar demi memecah-belah masyarakat? Layakkah menggoncang kestabilan demi jabatan presiden yang penuh dengan tanggungjawab serta masalah? Yeah, itu adalah urusan mereka. Kita sebagai pemilih hanya perlu memilih secara cerdas dan siapa pun yang menang, saya harap kita semua tetap bisa ngopi dengan santai.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.