Artis Indonesia Kritik Kekerasan Aparat ke Warga Desa Wadas



Sejumlah seniman dan artis di Indonesia turut mengkritik aksi kekerasan aparat terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupatern Purworejo, baru-baru ini.
Salah satunya adalah komika Arie Kriting. Ia menuliskan perubahan semboyan 'Yang Waras Ngalah' saat ini karena kejadian di Wadas.

"Dulu, 'Sing Waras Ngalah.' Sekarang, 'Sing Wadas Ngalah.' Sedih," cuit Arie Kriting dengan emotikon murung.




Budayawan Sujiwo Tejo turut mencuitkan beberapa hal mengenai Wadas, termasuk kritik pengukuran seharusnya tidak membawa aparat.

"Di negara Pancasila mustahil ada peristiwa seperti di WADAS. Berita/video kekerasan itu pasti hoaks. Mohon aparat hukum menyelidiki berita-berita fitnah ini," cuit Sujiwo Tejo.

"Ukur tanah bawa meteran, jangan bawa polisi," tulisnya dalam cuitan yang lain.



CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Arie Kritingdan Sujiwo Tejo untuk mengutip cuitan tersebut.

Kritikan itu disampaikan setelah ratusan aparat dikerahkan ke Desa Wadas pada Selasa (8/2). Pengerahan itu diklaim untuk mengawal proses pengukuran lahan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Namun, proses pengawalan itu justru berujung pada penangkapan 64 warga. Pada Rabu (9/2), Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan seluruh warga itu sudah bebas dan pulang ke keluarga masing-masing.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan tindakan polisi terhadap warga Desa Wadas sudah sesuai dengan prosedur.

Menurutnya, tindakan-tindakan yang dilakukan polisi bertujuan untuk menjamin keamanan masyarakat.

"Polisi sudah bertindak sesuai prosedur untuk menjamin keamanan masyarakat," kata Mahfud lewat pesan singkat, Rabu (9/2).

https://www.cnnindonesia.com/hiburan...rga-desa-wadas