Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sletingdolAvatar border
TS
sletingdol
Gila Karena Filsafat?


Rumor mengenai filsafat jika di pelajari oleh sembarang orang dengan cara yang salah bisa membuat "Gila" saya tidak bisa menjawabnya, tapi saya punya teman dia adalah seorang aktivis masjid, taat beragama, seseorang yang menginspirasi, baik, dan jadi teladan banyak orang.

Tapi ketika dia beranjak kuliah dan bertemu dengan sekelompok orang yang belajar teosofi (filsafat dan tasawuf di satukan) lama kelamaan dia menjadi aneh yang asalnya rapih tiba - tiba rambutnya panjang, pakaian nya selalu hitam, dan mulai bertanya hal - hal aneh, kemudian menghubungkan dua premis yang sebenarnya bertentangan tapi dia paksakan sekuat tenaga untuk menghubung - hubungkan nya, berprilaku menyimpang dan akhirnya dia mulai menyerang orang lain.

Dia memukuli orang yang lewat tanpa sebab, dia memukuli teman nya sendiri tanpa sebab dia berkata bahwa orang tidak tahu apa yang dia pikirkan tapi saya tahu apa yang dia pikirkan makanya saya pukuli dia. Kemudian oleh keluarga mencoba di obati dengan cara di ruqiyah sampai ke rumah sakit jiwa tapi tidak kunjung sembuh.

Saya menurut dia adalah satu - satunya orang yang bisa di ajak ngobrol baik - baik. Ketika diminta berkunjung ke rumah nya saya bisa ngobrol berjam - jam, saya mencoba memahami apa yang dia biacarakan dan seperti nya juga dia melakukan hal yang sama terhadap saya, tapi dia gila.

Ada dua pertanyaan dari orang - orang termasuk keluarga, kenapa saya bisa berbicara panjang lebar dengan dia.

Pertama dia memang waras sehingga dia bisa paham apa yang saya bicarakan,
Kedua saya yang gila sehingga sama - sama gila jadi bisa saling memahami.



Kemudian saya di kenalkan kepada orang yang sejenis teman saya diatas katanya dia orang baik, taat beragama sebelum dia mengikuti mata kuliah filsafat. Beberapa kali dia mencoba menabrakan diri ke kereta tapi gagal karena di selamatkan orang. Tetapi setiap gagal dia selalu bilang,

"bagaimana sebenarnya mati itu?"
"bagaimana sesungguhnya akhirat itu?"
"apakah tuhan itu ada?"
"ternyata tuhan ada karena saya di selamatkan",
tetapi dia melakukan nya kembali.



Seorang dosen juga menceritakan bahwa ada teman nya yang mengurung diri dalam kamar, dia makan disitu, buang air di situ ( tidak ada toilet ), yang dia lakukan hanya membaca dan merenung dia tidak mau keluar gara - gara banyak pelajaran filsafat yang mau dia bahas.

Apakah mereka korban filsafat?

Saya sendiri belajar filsafat, saya tanyakan juga di beberapa kesempatan termasuk dalam tulisan ini apakah saya gila?, Ini juga menjadi pertanyaan philosofis bisakah anda buktikan bahwa anda tidak gila?.

Untuk pembuktian nya saya buka beberapa kemungkinan.

Mungkin saja anda yang sedang membaca tulisan ini sedang pegang HP, sedang tiduran, sedang guling - guling, sedang di depan komputer di sela rutinitas, tetapi mungkin saja sebenarnya anda sedang tiduran di rel kereta api dengan pakaian lusuh, compang camping dan hampir telanjang.
Atau jika anda berfikir sedang membaca tulisan ini lewat HP atau komputer padahal anda sebenarnya sedang melihat batu, tiduran sambil ketawa - ketawa tidak jelas, Mungkin seperti itu. Buktikan bahwa anda sedang benar - benar membaca tulisan ini. Atau jangan - jangan kesadaran anda tertipu bahwa sebenarnya anda sedang tidak seperti ini, Kita tidak pernah benar - benar tahu.

Selama ini yang kita tahu tentang kehidupan dimulai dari bukti - bukti indrawi,

"apakah kita hidup disini?"

Ya, bukti nya kita bisa melihat tangan, meraba, mencubit tangan sampai kesakitan, menjilat tangan dan kadang tangan ini juga pegal. Semua itu adalah bukti indrawi apakah kita bisa buktikan selain dengan bukti indrawi bahwa kita ini hidup? Dan bagaimana jika bukti indrawi ini salah.



Tokoh - tokoh yang skeptis seperti hoem, al ghazali yang sebelum nya juga mempertanyakan bukti - bukti indrawi itu. Jadi ketika kita bertanya pada filsafat maka filsafat akan bertanya balik pada kita. Buktikan bahwa anda itu ada. Filsafat yang saya tahu dan katanya membuat gila, filsafat itu menantang anda untuk melakukan dekonstruksi terhadap apa yang anda yakini dan ketahui saat ini.

Jadi anda beriman kepada tuhan sekarang, kata filsafat dekonstruksi dulu hancurkan dulu itu iman, kalau mau beriman silahkan tapi selidiki dulu dari akarnya apa itu iman baru ambil lagi iman itu. Pertanyakan dulu,

"apakah tuhan itu ada?"
"Kenapa tuhan memaksa beribadah?"
"Kenapa kita harus mempercayainya?"
"Bukankah tuhan bisa langsung memberikan kepercayaan pada kita dengan kekuatan nya?"
Kenapa harus ini kenapa harus itu.

Contoh Pertanyaan diatas sedikit banyak menggoncang iman, dan secara epistimologi filsafat dan iman itu bertentangan, orang - orang filsafat tidak mau mempercayai orang - orang filsafat hanya mau mengetahui. Apa bedanya percaya dan tahu,



Percaya adalah adanya informasi di dalam benak tapi kita tidak memiliki bukti indrawi,
Mengetahui adalah adanya informasi di dalam bemak di tambah bukti setidak nya bukti indrawi.

Contoh dari kepercayaan / iman adalah tuhan itu ada, tapi kita tidak pernah melihat wujudnya, atau melihat korelasi antara tuhan dan ciptaan nya, meskipun orang beragama mengatakan tuhan tidak terlihat tapi bisa di lihat dengan adanya segala yang ada di langit dan di bumi. Filsafat bertanya balik apa hubungan nya? Bisa saja ini hanya kebetulan, atau sudah ada sebelum nya, kenapa harus di hubungkan dengan tuhan.



Orang filsafat ada bukti baru percaya,
Orang beragama tidak demikian cukup dengan "sami'na wa ato'na kami dengar dan kami taat", Percaya aja karena logika terbatas tidak mampu mencapai tuhan, kata orang filsafat kenapa tuhan menciptakan logika jika logika tidak bisa mencapainya.

Cukup sampai disini saya tidak akan masuk lebih dalam, maksud saya begini ketika anda beriman dalam artian lebih banyak percaya saja daripada mengetahui maka pertanyaan ini akan mengguncang sehingga membuat mereka jadi Gila, apalagi yang memang latar belakang pemikiran nya kaku karena bentrok dengan apa yang dia ketahui selama ini, seperti di banyak rumor yang beredar.

"Kehidupan yang tidak teruji adalah kehidupan yang tidak bernilai" kata socrates

Bukan berarti filsafat bertentangan dengan agama, karena pada akhirnya setelah orang berfilsafat dan menemukan kembali iman nya dalam filsafat biasanya keimanan nya menjadi lebih kuat. Di dunia kristen ada emanuel khan contoh nya kemudian di islam banyak sekali ada al ghazali, al farabi, dan ibnu sina.



Ketika mereka berfilsafat, mereka hilangkan dulu agamanya kemudian keimanan nya tidak bisa di bantah lagi. Al ghazali itu pernah mengalami "kegilaan" selama 2 tahun di ceritakan dalam bukunya munqid al dalal hingga dia menemukan kembali keimanan nya dengan landasan falsafi yang luar biasa. Tapi ada juga setelah berfilsafat ketika mempertemukan agama dengan filsafat dia memilih salah satunya contoh nya Nietze. Dia langsung menyatakan bahwa,

"Tuhan telah mati karena kitalah yang membunuhnya"

Saya tidak tahu apakah Karlmarx beragama atau tidak yang jelas dia kritis terhadap agama.

Apakah filsafat bisa membuat gila?

Filsafat sekali lagi menantang kita untuk mendekonstruksi dengan syarat,

Membuang apa yang kita ketahui
Membuang apa yang kita percayai
Membuang ideologi
Membuang pemahaman

Kemudian di runut kembali, diawali kembali dari pertanyaan mengapa?, Ini yang membuat orang gila jika latar belakang pemikiran orang tersebut kaku. Kemudian filsafat mengajarkan agar kita skeptis, harus ada bukti. Setelah selesai dengan itupun anda akan di hadapkan dengan pertanyaan - pertanyaan yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan. Sebagian besar dari kita berfikir tentang apa yang kita butuhkan berfikir bagaimana besok kita mau makan apa, besok bergaul dengan siapa, pertanyaan - pertanyaan ini hanya pernyaan praktis, jika sudah masuk ke ranah filsafat kita akan bertanya,

"kenapa ini transparan?"
"kenapa ini warnanya putih?"
"kenapa saya harus melakukan ini?"
"kenapa saya harus melakukan itu?"
"kenapa ini namanya bawang?"

GIF

Sebagian orang berfikir ini pertanyaan gabut, tapi menurut saya ini adalah pertanyaan dari ibu dari segala pengetahuan. Dari pertanyaan filsafat ini lah semua ilmu pengetahuan itu muncul, kenapa ada fisika, kenapa ada ilmu yang namanya biologi karena orang dulu bertanya tentang hal fisik.

Kebanyakan dari kita tidak pernah mempertanyakan kenapa kita jatuh biasanya kita bilang

"Ya takdir"
"Derita lu"
"Makanya kalo jalan pake mata"

Orang filsafat tidak menerima semua itu mereka berfikir kenapa bisa jatuh maka muncul lah ilmu tentang grafitasi, kenapa kita hidup akhirnya muncul ilmu biologi makanya filsafat itu adalah awal mula ilmu dari segala pengetahuan.

Begitupun agama yang kuat adalah agama yang di sandingkan dengan ilmu pengetahuan dan filsafat. Jika agama tidak di sandingkan dengan ilmu dan filsafat maka muncul nya debat - debat aneh seperti di TV, di youtube dll, itu semua debat kusir karena tidak di dasarkan pada pengetahuan yang mendalam dan semua hanya di dasarkan pada tendensi. Sudah di dasarka pada pengetahuan awal bahwa dia tidak suka dengan agama itu, saya mau membuktikan agama itu jelek, dan saya suka agama ini maka saya harus membela agama ini.

Pengetahuan yang di sertai tendensi akan melahirkan arogansi intelektual dan primordialisme.

Belajar filsafat harus siap dengan kenyataan yang ada, tidak kaku, berfikiran terbuka sebebas - bebasnya.




{thread_title}



fachri15
pilotugal2an541
pilotugal2an541 dan fachri15 memberi reputasi
2
2.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan