Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

finansialku.comAvatar border
TS
finansialku.com
Warga Kampung Miliarder Menyesal Menjual Tanahnya ke Pertamina



Warga kampung miliarder yang sempat viral kini mengaku menyesal telah menjual tanahnya ke pihak pertamina. Apa yang terjadi? Benarkah mereka kehabisan uang hasil jual tanah tersebut?

Yuk, cari tahu fakta selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini.

Warga Kampung Miliarder Menyesal Menjual Tanah ke Pertamina

Mungkin Anda semua masih ingat “Kampung Miliarder” yang sempat viral beberapa waktu lalu. Warga di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mendadak menjadi miliarder setelah tanah milik mereka dibeli oleh pihak Pertamina Rosneft.

Lahan tersebut dijadikan sebagai bagian dari kilang minyak perusahaan BUMN migas tersebut. 

Para warga pun membeli mobil baru secara serentak dan diantarkan langsung menggunakan truk. Sontak aksi mereka sempat menghebohkan jagat maya.

Akan tetapi cukup lama tak terdengar kabarnya, mereka kini justru melakukan aksi unjuk rasa di kantor PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR).

Dalam unjuk rasa yang dilakukan pada Senin (24/01/2022), warga menuntut pihak perusahaan untuk segera memberikan mereka pekerjaan yang sempat dijanjikan sebelumnya.

Mengutip dari situs Kompas, salah satu warga bernama Musanam (60), mengaku bahwa ia telah menjual ternak sapi yang sebelumnya ia andalkan untuk bertahan hidup.

“Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja,” ujarnya.

 

Kemudian pengakuan dari warga lainnya yang ikut berunjuk rasa yakni Mugi (59) telah menjual tanah miliknya seluas 2,4 hektare. Uang yang ia dapatkan dari hasil jual tanah tersebut berkisar Rp 2,4 miliar.

Ia mengaku bahwa uang tersebut telah ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian ditabung. Alhasil, Mugi menyesal telah menjual tanah tersebut padahal sebelumnya ia bisa mendapatkan hingga Rp 40 juta dari hasil panen.

Pertamina Diduga Mengingkari Janji

Seperti yang disinggung sebelumnya, warga menuntut realisasi janji dari pihak Pertamina yang akan memberikan mereka pekerjaan.

Akan tetapi menurut koordinator warga, Suwarno, Pertamina justru mensyaratkan pekerja lokal harus berusia di bawah 50 tahun. Padahal sebelumnya tidak ada persyaratan demikian.

Suwarno juga menyinggung pihak Pertamina yang justru mengambil tenaga kerja di atas usia 50 tahun yang berasal dari luar Ring 1 kilang Tuban. 

“Ada pembatasan persyaratan usia yang dilakukan pihak perusahaan di atas 50 tahun tidak diperbolehkan. Ini gimana pekerja kasar aja tidak diperbolehkan, Tapi, kenyataannya ada pekerja dari luar ring 1 yang usianya di atas batas umur yang ada,” imbuhnya.

 

Di sisi lain, perwakilan dari PT Pertamina GRR, Solikhin telah menampung aspirasi warga. Selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan manajemen pusat. 

“Ya, nanti pihak coorporate yang akan menjawab semuanya melalui lembaran press release,” katanya.

 

Warga Desa di wilayah Kecamatan Jenu sebelumnya mendapatkan ganti rugi lahan melalui proses penetapan Konsinyasi di Pengadilan Negeri (PN) Tuban yang rampung pada 10 Desember 2020.

Uang ganti rugi pun jumlahnya sangat fantastis, yakni sebesar Rp 211,9 triliun untuk pembebasan lahan seluas 811,9 hektare. Kilang Tuban sendiri membutuhkan 20.000 pekerja saat konstruksi serta 2.500 pekerja saat sudah beroperasi.

Kilang Tuban sendiri ditargetkan akan beroperasi tahun 2026 mendatang. 

Fenomena ini adalah sebuah paradoks. Bagaimana warga Kampung Miliarder sebelumnya ramai-ramai membeli mobil baru, namun kini malah menyesal telah menjual tanah dan menuntut janji kepada Pertamina. Padahal nominal uang ganti rugi yang mereka dapatkan pun sebenarnya cukup fantastis.


Tentu kita tidak semata-mata menyimpulkan. Apakah mereka benar-benar kehabisan uang, tidak memiliki penghasilan tambahan atau mungkin ada faktor lainnya sehingga mereka berunjuk rasa menuntut pemberian pekerjaan yang telah dijanjikan sebelumnya.

Akan tetapi di sini kita belajar bagaimana pentingnya literasi dan edukasi perihal keuangan supaya masalah serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Lalu apa tanggapan kalian mengenai informasi ini?

Sumber: 


0
1.6K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan