Hallo agan dan aganwati yang pengangguran sejak dini



Siapa sih yang gak ingin karir kerja nya lancar, atau siapa juga sih yang gak ingin punya wajah yang tampan rupawan (seperti TS ). Namun di Korea Selatan, soal penampilan adalah nomor wahid. Pelamar tidak akan lolos untuk interview jika tidak menggunakan foto yang mempesona perusahaan. Bukankah pekerjaan itu dinilai dari skill, bukan skin?

Oemo jisang juui (look-ism), atau bisa di artikan sebagai standar fisik yang tinggi. Merupakan penilaian terhadap orang-orang dengan hanya memandang fisik orang tersebut sebagai acuan dalam beberapa hal, termasuk juga penilaian dalam diterima atau tidaknya seseorang bekerja. Jika di kebanyakan negara tidak secara langsung memperlakukan seseorang hanya dari fisik, maka di Korea Selatan mereka secara terang-terangan memilih calon pegawai perusahaan melalui tinggi badan dan standar tampan/ cantik di sana. Perusahaan biasa nya meminta untuk melampirkan foto dan tinggi badan sebagai acuan untuk bekerja. Meskipun perusahaan tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan modeling atau sejenisnya.

Korea Selatan merupakan Negara pekerja, hanya sekitar 9% penduduk korea selatan yang berumur di bawah 29 Tahun yang menjadi pengangguran (data 2015). Tak heran jika orang-orang Korea Selatan sangat kompetitif dalam bekerja karena bekerja merupakan hal wajib baik wanita sekalipun. Perusahaan pun dengan mudah mendapat pelamar yang berkompeten sehingga standar fisik kemudian menjadi penilaian utama bagi perusahaan.

Diskriminasi, bisa dibilang seperti itu. Dengan artian seseorang yang tidak Goodlooking akan sangat sulit walaupun hanya sekedar mendapat panggilan interview. Maka jalan pintas biasanya di ambil, apalagi kalau bukan operasi plastik. Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Korea baru-baru ini juga mempelajari 3.500 pelamar kerja dan menemukan bahwa rata-rata dari mereka mendapat setidaknya empat pertanyaan "diskriminatif", termasuk pertanyaan tentang usia, penampilan, gender, wilayah kelahiran, status perkimpoian, agama, catatan layanan militer dan kehamilan.


Iklan promosi operasi plastic yang biasa terlihat ditempat umum Korea Selatan.

Beberapa orang juga telah mencoba untuk menobrak diskriminasi yang terjadi dengan mencoba merubah peraturan di Negara tersebut agar mendapat keadilan bagi pelamar, namun hal itu sia-sia karena memang penilaian terhadap penampilan dianggap sah-sah saja dilakukan oleh perusahaan karena penampilan memang penting ditempat kerja.

Kembali ke masalah operasi, The Employment and Labor Ministry’s of Korean (kementrian tenaga kerja di sana) sempat viral karena men-tweet pertanyaan dengan mengatakan "Apakah operasi plastik merupakan kualifikasi untuk mendapatkan kerja? Apa yang perusahaan sebenarnya cari?". Meskipun akhirnya tweet tersebut dihapus, banyak warga Korea disana beranggapan bahwa pemerintah sengaja menganjurkan warganya untuk operasi jika ingin mendapat kerja. Bahkan dikatakan pula pemerintah melakukan promosi untuk beroperasi wajah.



Satu hal lagi, menyewa studio fotografi untuk keperluan foto lamaran pekerjaan merupakan hal yang lumrah di Korea Selatan. Salah satu studio tersebut bernama Newface Studio, berada di dekat Universitas Sungshin Women di Seoul. Bisnis ini memiliki studio fotografi yang luas dan melayani foto dalam ruangan, sewa pakaian dan makeup. Pelanggan juga menyaksikan foto yang diedit seperti menghilangkan noda di wajah, membuat kulit lebih cerah, dan sebagainya.

Wah-wah pantas saja banyak warga K-Pop ini melakukan operasi plastik meskipun bukan selebriti, bahkan dikatakan bahwa orangtua di sana menyarankan sendiri anaknya untuk operasi jika sudah cukup umur. Hmm, kira-kira masih ada yang cita-citanya ingin bekerja di Korea Selatan?

Sumur : latimes, koreaherald