Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

domshaiAvatar border
TS
domshai
Noda Darah Di Celana Dalam Putriku (21+)
Noda Darah Di Celana Dalam Putriku Part 1

"Darah? Apa Yasmin haid? Bukannya baru dua minggu yang lalu dia haid? Masa sekarang haid lagi?" ujar Bu Ratna berbicara seorang diri. Ia sedang menyiapkan baju-baju kotor yang akan dicuci. Termasuk baju Yasmin, putrinya yang kini duduk di bangku SMP kelas 1.

Biasanya Yasmin akan mencuci bajunya sendiri ketika libur atau setelah ia pulang sekolah. Hanya saja, saat itu Yasmin mengeluh tidak enak badan, maka Bu Ratna berinisiatif untuk membantu mencuci baju putrinya.

Kemarin, Yasmin pulang terlambat. Ia mengaku sedang sibuk belajar kelompok di rumah temannya. Bu Ratna tak merasa curiga, sebab putrinya itu memang sedang mempersiapkan ujian akhir semester, sehingga Yasmin lebih sering belajar bersama temannya.

Akan tetapi, sewaktu pulang ke rumah, Yasmin datang dengan wajah yang sembab. Ketika Bu Ratna bertanya mengapa, Yasmin hanya mengaku jika ia sedang tidak enak badan.

Ditawarinya Yasmin untuk berobat, tapi ia menolak dan memilih ingin tidur saja. Maka disuruhlah anaknya itu untuk beristirahat di kamarnya.

Esoknya, Yasmin meminta ijin pada ibunya untuk tidak masuk sekolah. Bu Ratna pun mengijinkan. Ia lalu membuat surat ijin untuk guru di sekolah Yasmin, kemudian menitipkannya pada Elia, teman sekelas Yasmin yang rumahnya tak jauh dari rumah Bu Ratna.

"Yasmin ..." panggil Bu Ratna pada putrinya di beranda pintu.

Yasmin yang terlihat tengah berbaring di kasur menoleh ke arah ibunya.

"Iya, Bu," sahut Yasmin.

Bu Ratna mendekat ke arah Yasmin dengan tangan kanan yang menggenggam celana dalam milik putrinya itu.

"Kamu haid lagi? Ini kok ada darah di celana dalammu?" tanya Bu Ratna sambil memperlihatkan bercak darah.

"Iya Bu, kayaknya haid, makanya aku nggak enak badan," jawab Yasmin sembari mengutarakan alasannya. Wajahnya masih terlihat biasa.

"Bukannya baru dua minggu yang lalu kamu haid?" selidik Bu Ratna.

"Oh ... mungkin haid aku lagi nggak teratur aja Bu. Aku pusing banyak tugas. Katanya kalau lagi banyak pikiran, itu bisa berpengaruh sama siklus haid," jawab Yasmin dengan wajah yang sedikit gugup.

Namun, Yasmin berusaha memaparkan alasannya dengan lugas dan cerdas. Dia memang anak yang pintar di sekolahnya.

"Oh, gitu. Makanya kamu jangan terlalu capek. Yaudah, Ibu nyuci dulu ya," ujar Bu Ratna sembari meninggalkan kamar Yasmin. Ia mulai berkutat dengan pakaian kotor di kamar mandi.

*****

"Burhan, saya mau bicara sama kamu," ujar Fadli kepada orang yang bernama Burhanudin.

"Baik. Ikut saya," ucap Burhan.

"Pak Sipir tolong bukakan selnya untuk Pak Fadli," perintah Burhan pada seorang sipir penjara.

"Baik Pak."

Jeruji-jeruji besi itu akhirnya dibuka. Kemudian Burhan menggiring Fadli ke suatu ruangan. Tempat yang lebih nyaman untuk mereka sedikit bercakap, jika dibanding di depan sel penjara.

Fadli adalah ayah Yasmin. Ia dipenjara akibat kasus curanmor yang sudah dilakukannya tujuh bulan lalu. Sementara Burhan adalah polisi, tempat di mana Fadli di penjara.

Mereka berdua merupakan teman semasa SMA, hanya saja nasib keduanya jauh berbeda.

Dulunya Fadli bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik. Namun ia di-PHK bersama ribuan karyawan lainnya.

Umurnya yang sudah cukup tua, membuatnya kesusahan untuk melamar kerja kembali. Sementara ia tak memiliki keahlian apapun.

Di saat yang bersamaan, Yasmin baru saja lulus dari sekolah dasar dan akan menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Fadli sangat menginginkan anaknya itu bisa sekolah setinggi-tingginya, hingga ke perguruan tinggi. Tak seperti dirinya atau anak pertamanya yang hanya lulus SMA.

Biaya sekolah yang terbilang cukup mahal bagi Fadli, membuatnya gelap mata. Ia sudah tak bisa membedakan lagi mana pekerjaan yang halal dan mana yang haram. Yang terpenting kala itu, ia harus mendapatkan uang yang banyak secepat mungkin.

Diambillah langkah yang salah, yaitu dengan mencuri motor. Aksi pertama sukses. Ia berhasil membawa pergi motor yang terparkir begitu saja di pinggir jalan. Uang tiga juta hasil menjual motor.

"Om, jangan. Aku takut," ujar Yasmin saat Burhan mulai berusaha menyentuhnya.

"Kan sudah saya bilang. Saya akan melepaskan ayahmu dari penjara. Asalkan kamu mau turuti keinginan saya," ujar Burhan dengan tatapan kotornya.

"Tunjukkin kalau kamu itu anak yang baik. Anak yang mau berbuat apa saja demi ayahmu. Kamu nggak kasian sama ayahmu di penjara empat tahun? Itu lama loh." Burhan merayu Yasmin agar keinginan bejatnya terwujud.

Gadis kecil itu merasa ketakutan, wajahnya terus menunduk. Tangannya meremas erat baju seragamnya. Menolak tangan Burhan saat akan mencoba membuka kancing bajunya.

"Tapi Om janji mau ngelepasin Ayah dari penjara?" tanya gadis kecil itu polos.

"Iya. Om janji. Om pasti ngebebasin ayahmu. Asal kamu nurut sama Om."

Burhan mengumbar kata-kata manis, alias janji busuk.

Akhirnya Yasmin pun menuruti keinginan Burhan. Diserahkannya mahkota berharganya pada orang yang seumuran dengan ayahnya itu.

Yasmin dan Burhan sebelumnya sudah saling mengenal. Terakhir kali Burhan melihat Yasmin yaitu saat ia masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar.

Kemudian kembali bertemu lagi saat Fadli, ayah Yasmin, tersandung kasus hukum beberapa bulan yang lalu.

Gadis kecil yang dulu dilihatnya cantik, menjadi semakin cantik saja saat beranjak remaja. Wajahnya yang manis, kulitnya yang putih, serta rambut panjang lurusnya membuat siapa saja yang melihat pasti akan menyebutnya cantik.

Sayang, kecantikannya justru mengundang hasrat lelaki liar. Bak harimau yang sudah lama mengincar mangsanya, Burhan berhasil mencabik-cabik harga diri Yasmin. Tak peduli jika yang digagahinya itu adalah anak dari sahabatnya sendiri.

Setelah Burhan merasa puas dengan kelakuan bejatnya, ia pun menghentikan aksi itu. Disekanya keringat dari dahinya, kemudian dipakainya lagi pakaian yang tadi ditanggalkannya.

"Cepat pakai lagi bajumu, Yasmin," perintah Burhan.

"Ah ... sakit ..." rintih Yasmin yang merasakan sakit di area vitalnya.

"Cepat, saya masih banyak urusan," ujar Burhan kembali menyuruh Yasmin.

Yasmin pun akhirnya mulai memakai pakaiannya sambil menahan nyeri. Dipungutinya baju seragam yang terserak di lantai dan juga kasur, lalu dipakainya kembali pakaian dalam beserta pakaian seragam sekolahnya.

"Oh ya, ada satu hal penting lagi. Jangan kamu bilang pada siapa pun tentang kejadian ini, termasuk Ibumu. Kalau sampai ada yang tau, berarti semua rencana Om gagal. Ayahmu tidak akan bebas dari penjara, atau justru bisa lebih lama lagi di penjara."

Burhan mencoba mengancam Yasmin demi mencegah bocah itu membeberkan aksi bejatnya.
Yasmin hanya bisa mengangguk, menyetujui permintaan Burhan.

"Ini, ada uang jajan juga buat kamu. Ayahmu yang meminta Om memberikan ini," ujar Burhan seraya memberi tiga lembar uang seratus ribuan.

Yasmin hanya menatap uang itu.

"Ayo, ambil," perintah Burhan.

Akhirnya Yasmin mengambil uang di tangan Burhan dan memasukkannya ke dalam tas sekolahnya.

Setelah semua beres, mereka berdua pun pergi meninggalkan hotel itu.

Dengan menggunakan mobil, Burhan mengantarkan Yasmin pulang, tapi tak sampai di depan rumahnya.

Burhan menyuruh Yasmin untuk berjalan kaki dari pertigaan jalan dekat rumahnya. Lagi-lagi Burhan hanya beralasan jika ia sedang banyak urusan.

Sepanjang jalan, Yasmin berusaha menahan tangis. Namun, tetap saja ada air mata yang lolos jatuh di pipi putihnya. Disekanya segera matanya yang basah sembari berjalan dengan wajah tertunduk. Ia tak mau Ibunya tahu tentang kejadian yang baru saja ia alami.

Gadis kecil yang masih berusia 13 tahun itu sudah paham, atas apa yang telah dilakukannya dengan Burhan. Ia menyadari jika itu adalah perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan.

Namun, mengingat janji Burhan yang akan melepaskan ayahnya dari penjara, Yasmin rela untuk melakukan itu semua.

Yasmin sangat menyayangi ayahnya. Meski di mata orang lain ayahnya adalah seorang kriminal, tapi baginya ayahnya adalah malaikat.

Ayahnya rela melakukan apapun demi kebahagiaannya. Lantas, apapun akan ia lakukan juga untuk membebaskan ayahnya dari penjara. Begitulah pikir Yasmin.

Padahal, Burhan hanya memanfaatkan keadaan saja untuk melampiaskan nafsunya. Tindakan ini dinamakan abuse of power, yaitu penyalahgunaan kekuasaan. Dengan jabatan yang dimiliki Burhan, ia bisa memanfaatkannya untuk mengecoh orang lain, apalagi gadis kecil seperti Yasmin yang masih sangat polos.

Seorang aparat penegak hukum yang seharusnya paham akan hukum, justru melanggar dan menyelewengkan kekuasaannya. Apalagi hanya untuk sekadar nafsu semata.
bukhorigan
schlafe
pulaukapok
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan