hannyhariniAvatar border
TS
hannyharini
EKSPEKTASI PENDIDIKAN DENGAN REALITAS


"Aduh anak saya nilai matematikanya jelek banget. Gimana ini?" Orang tua panik karena nilai mapel anaknya ada yang jelek.

"Mama aku dapat beasiswa kursus menggambar loh." Orang tua tidak mengapresiasi dengan pencapaian anaknya karena dianggap kursus menggambar tidak dapat dipamerkan.

"Anak ini bodoh banget. Nilai IPA nya selalu jelek. Sudah remedial berulang kali tetap jelek." Seorang guru mengeluh hanya satu nilai siswa yang jelek tapi sudah dianggap bodoh semua mapel.

Dan begitu seterusnya.

Lantas gimana baiknya?

Ekspektasi.
Ekspektasi kita terhadap kemampuan anak atau siswa seringkali tidak melihat realita kondisi anak/siswa.
Ekspektasi boleh sama antara satu siswa/anak dengan siswa/anak lainnya, tapi tentunya perlakuan tidak bisa disamakan.

Realita.
Kondisi lapangan, fisik, psikologi, dll siswa/anak pada nyatanya seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Apa yang salah? TIDAK ADA.
Yang salah adalah ketika kita MEMAKSAKAN ekspektasi kita padahal tidak sesuai dengan kondisi kemampuan siswa/anak.

Setiap anak berbeda.
Seperti kata pepatah "kita tidak bisa memaksakan kera pandai berenang seperti ikan atau gajah pandai terbang seperti burung"
Setiap anak lahir dengan keunikan masing-masing. Anak kita bukan buatan pabrik yang sama semua. Bahkan, anak kita yang lahir dari satu rahim pun memiliki karakter yang berbeda-beda.
Seperti halnya kita yang tidak mau disamakan dengan orang lain, anak/siswa pun demikian.

Lalu baiknya gimana?
Kita boleh memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak/siswa kita. Ini juga akan menjadi motivasi bagi kita dalam mendidik anak/siswa. Motivasi yang tinggi ini tentunya akan mempengaruhi performa anak/siswa dalam menyerap ilmu. Nah, gimana bila ekspektasi kita tidak sesuai dengan kenyataan?

Pilihannya ada dua:
1. Mengevaluasi proses
2. Menerima bahwa minat/kemampuan anak/siswa tidak sama dengan apa yang kita harapkan.

Mungkin mereka lemah di bidang eksakta, tapi siapa nyana kalau mereka akan unggul dibidang agama?

Mungkin mereka lemah dalam kognitif, tapi siapa sangka mereka adalah manusia penuh energi positif, berakhlak baik, dan tidak mudah patah arang.

Semoga pemerintah paham akan hal ini sehingga tidak lagi memaksakan kurikulum yang sama kepada semua anak.

Because everyone was born unique

#oclasspsychology
#oclassparenting
#psikologipendidikan
nit44re244
cheria021
cheria021 dan nit44re244 memberi reputasi
2
2.5K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan