voxillerAvatar border
TS
voxiller
Ada Apakah Di balik Pujian Untuk Joko Widodo Pada G20 Itali.?

Mendapat Banyak pujian pemimpin negara - negara Eropa ke Indonesia, pelaksanaan KTT G20 di Roma Italia menghasilkan banyak pujian ke Indonesia terutama dengan adanya sosok Presiden Joko Widodo yang dianggap memiliki kepemimpinan yang baik terutama dalam penanganan masalah lingkungan.


Pangeran Charles secara langsung mengungkap ini dalam pidatonya ujian ini terutama ditujukan untuk reboisasi secara besar - besaran dan moratorium pembukaan lahan baru yang sudah terbukti memperbaiki kondisi lingkungan Indonesia sejak tahun 2016 hingga sekarang, Selain itu penggunaan teknologi digital di Indonesia juga mengundang pujian dari ratu Maxima dari Belanda ia mengambil contoh gojek yang bisa membantu usaha kecil untuk bisa berkembang efisien dan semakin profesional.

Disisi lain Emmanuel Macron berusaha memperlihatkan keakraban nya dengan presiden Jokowi dalam beberapa kali kesempatan foto bersama dia juga secara khusus mengupload ternyataanya soal Jokowi dan Indonesia di media sosialnya, perihal ini Indonesia adalah pelaku utama lebih dari sekedar Mitra yakni sahabat Jokowi yang terhormat ungkapnya dalam bahasa Indonesia.



Tapi seperti yang saya ungkap dalam artikel sebelumnya beda yang diungkap ke publik tentu bisa beda pula perlakuan oleh negara - negara Eropa ke Indonesia.

Indonesia saat ini tengah mengalami bullying dari negara - negara Eropa setidaknya untuk dua komoditas Nikel dan Sawit, Uni Eropa keberatan atas upaya Indonesia mendirikan industri nikel nya dengan melarang ekspor bijih nikel mentah Karena itulah mereka berusaha mengganggu Upaya ini dengan menggugat ke WTO dengan alasan merusak aturan perdagangan bebas.

Bisa dipahami bahwa Aturan ini jelas akan mengganggu kepentingan Industri Baja Anti Karat yang sangat bergantung kepada pasokan nikel murah yang selama ini, mereka terus dari Indonesia Selain itu jika Industri Nikel Indonesia berhasil berkembang menjadi industri baterai maka jelas akan mengganggu Ambisi Eropa menjadi penguasa mobil listri sebab pembuatan mobil listrik yang lebih ramah lingkungan sangat bergantung kepada teknologi baterai.



Masalah kedua adalah kebijakan pelarangan penggunaan Minyak Sawit untuk biodiesel yang mulai diadopsi banyak negara Uni Eropa dalam hal ini Jerman Perancis dan Italia adalah negara anggota dari yang masuk dalam G20 selain Uni Eropa sendiri Perancis dengan puja - puji nya terhadap Indonesia termasuk salah satu negara yang gigih menghalangi minyak sawit masuk ke negaranya sebagai bahan biodiesel dengan mendiskriminasi insentif pajak Hal ini dilakukan dengan mengungkit masalah kerusakan lingkungan dan pembukaan lahan tentunya dengan tujuan melindungi produsen minyak nabati dalam negeri.


Jerman juga secara terang - terangan menyatakan akan mengakhiri penggunaan sawit sebagai bahan biodiesel mulai tahun 2023 nanti juga dengan alasan merusak lingkungan dan Belgia adalah contoh negara anggota Uni Eropa lainnya yang secara aktif menghalangi minyak sawit masuk ke negara mereka, mungkin Belanda yang terlihat lebih bersahabat dengan menentang kebijakan Uni Eropa mengenai pelarangan sawit negara ini justru gigih memperjuangkan perdagangan sawit yang ramah lingkungan dengan Indonesia walaupun pada dasarnya kebijakan negara - negara Uni Eropa bisa berbeda namun secara umum.



Kebijakan di Uni Eropa adalah memusuhi minyak sawit yang mayoritas dihasilkan oleh Indonesia dan Malaysia melalui R2 walaupun alasannya adalah isu deforestasi anehnya kebijakan ini lebih banyak menyasar kepada sawit yang justru mampu memproduksi lebih banyak Minyak dari luas lahan yang sama sehingga lebih efisien dalam pemanfaatan lahan ketimbang minyak bunga matahari atau repressed yang hendak dilindungi oleh negara - negara Eropa.

Sekali lagi jika bicara perdagangan harusnya dilakukan dengan cara yang adil dan menguntungkan Perancis bisa jadi memuji - muji Indonesia karena melihat potensi kerjasama pertahanan dengan tujuan kita mau menerima impor dari negara ini namun seharusnya hal ini juga diimbangi dengan tindakan yang mendukung kepentingan Indonesia secara nyata di Uni Eropa bukan hanya dalam bentuk kata - kata Inggris negara yang sudah menegaskan keluar dari Uni Eropa adalah contoh nyata Bagaimana pujiannya bisa selaras dengan keuntungan nyata yang didapatkan setelah pertemuan KTT 216 ke Presiden Jokowi berhasil mendapatkan komitmen investasi sebesar 9,209 miliar us dolar terkait pengembangan Green economy, Inggris juga sudah menyatakan kebijakannya terkait sawit tidak terikat dengan pelarangan Uni Eropa dan bisa berubah Dimas.


masa depan tentu kita senang dan bangga jika Pak Jokowi tampil sebagai pemimpin yang dikagumi dan dipuji oleh banyak pemimpin dunia namun tidak perlu juga sampai tenggelam dalam Nina Bobo pujian - pujian tersebut tanpa menghasilkan keuntungan yang nyata buat Indonesia, sehingga berujung kita hanya dimanfaatkan oleh mereka jika kita benar akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima pada tahun 2025 dari sisi PDB dan PPP maka kita harus memposisikan diri bukan lagi sekedar negara pasar terbesar tapi juga memiliki kemauan dan kemampuan untuk memproduksi secara mandiri dan berbalik menjadikan negara - negara maju sebagai pasar produk kita. 




Referensi : 1 2 3
Gambar : Google
nonaontop
ian.benjamin
S4ngpecinta
S4ngpecinta dan 19 lainnya memberi reputasi
20
8.2K
79
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan