China sepertinya mulai serius untuk menghadapi Amerika jika suatu waktu terjadi konflik dengan negara adidaya tersebut, di matra laut Amerika dikenal punya armada kapal induk yang cukup banyak. Maka dari itu China sudah mempersiapkan rudal hipersonik berhulu ledak nuklir untuk menghancurkan kapal induk tersebut, laporan terbaru yang diterbitkan oleh USNI Newsmengatakan jika China telah membangun replika kapal induk dan kapal destroyer AS di sebuah gurun.

Dari citra satelit yang duperoleh oleh perusahaan bernama Maxar, tampak sebuah kapal induk dan dua kapal destroyer Kelas Arleigh Burke telah dibangun di gurun Taklamakan di wilayah Ruoqiang, China tengah. Wilayah ini diketahui dekat dengan bekas jangkauan target yang digunakan China untuk menguji versi awal dari rudal balistik anti-kapal DF-21D "Carrier Killer."

Dari penampakan tiruan kapal induk berukuran besar yang tampak di tengah gurun, China kini sangat fokus pada kemampuan anti-kapal induk, dengan penekanan pada kapal perang Angkatan Laut AS. Fasilitas baru ini juga menunjukkan tanda-tanda jangkauan sasaran berinstrumen canggih. Target kapal induk itu sendiri tampak seperti permukaan datar tanpa pulau, lift pesawat, senjata atau detail lainnya.

Ada dua area target lain yang mewakili kapal induk, tetapi dapat dibedakan sebagai kapal induk karena garis besarnya. Tetapi target kapal perang lainnya tampak lebih rumit. Ada banyak tiang tegak yang diposisikan, mungkin untuk instrumentasi, atau dapat digunakan sebagai reflektor radar untuk mensimulasikan suprastruktur kapal. Yang menarik, sasaran berukuran besar di gurun ini juga dilengkapi rel, sehingga dapat digerakkan.





Daerah tersebut selama ini telah digunakan untuk pengujian rudal balistik, menurut ringkasan gambar Maxar oleh perusahaan intelijen geospasial AllSource Analysis yang mengidentifikasi situs tersebut dari citra satelit. Analisis citra satelit juga menunjukkan bahwa, struktur target kapal induk pertama kali dibangun antara Maret dan April 2019. Tiruan kapal induk ini kemudian menjalani beberapa pembangunan kembali dan kemudian dibongkar secara substansial pada Desember 2019. Situs ini tampak hidup kembali pada akhir September tahun ini dan strukturnya secara substansial selesai pada awal Oktober 2021.


 AllSource Analysis menyebutkan, mockup dari beberapa kapal perang AS bersama dengan kapal perang lainnya yang dipasang di rel dan bergerak, kemungkinan digunakan untuk dapat mensimulasikan target yang terkait dengan pencarian/pengujian akuisisi target. Menurut analisis AllSource tidak ada area yang terkena dampak tembakan dari suatu amunisi di sekitar mockup tersebut.

China sendiri diketahui memiliki banyak varian rudal balistik anti-kapal yang dioperasikan oleh People’s Liberation Army Rocket Force. Salah satunya adalah rudal CSS-5 Mod 5 (DF-21D) berbasis darat yang memiliki jangkauan lebih dari 800 mil laut, rudal memiliki kendaraan pengangkut yang disebut sebagai Maneuverable Reentry Vehicle (MaRV). Sementara itu rudal CSS-18 yang lebih besar (DF-26) memiliki jangkauan sekitar 2.000 mil laut.






Selain rudal bebrbasis darat, China juga memiliki platform peluncuran rudal balistik dari udara, yakni memakai pesawat pengebom H-6 milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat yang dibekali dengan rudal balistik anti-kapal besar. Rudal tersebut pertama kali terungkap pada tahun 2018, diberi label "CH-AS-X-13"kemungkinan akan menjadi rudal peluncuran udara terbesar yang pernah ada, dan akan cukup besar untuk menampung hulu ledak hipersonik .

Platform peluncuran lain yang mungkin untuk rudal balistik anti-kapal adalah dengan memakai kapal perusak besar Kelas Renhai (Type-055) yang baru. Digambarkan sebagai kapal penjelajah berpeluru kendali, ia akan mampu membawa rudal balistik anti-kapal, menurut laporan Pentagon.

Menurut artikel USNI News, ini bukan pertama kalinya China membangun target kapal induk di padang pasir. Sejak tahun 2003, sebuah bantalan beton besar, kira-kira seukuran kapal induk, juga telah digunakan sebagai target. Lempengan beton yang digunakan untuk jangkauan uji coba dari rudal "Shuangchengzi" telah dihancurkan berkali-kali dan sering diperbaiki. Sementara itu situs baru di gurun Taklamakan  berjarak 600 mil dan jauh lebih berkembang. Target kapal yang lebih baru adalah perkiraan yang lebih dekat dari kapal yang seharusnya mereka wakili.

Sementara saat ini pakar militer dam intelijen Barat memiliki sebuah pertanyaan tetap, tentang sejauh mana senjata yang akan diuji di fasilitas baru tersebut ? Sementara tingkat kecanggihan dari apa yang sekarang dapat dilihat dari citra satelit menunjukkan bahwa PLA terus berinvestasi dalam upaya membatasi pergerakan pasukan Angkatan Laut AS yang dekat dengan China. Khususnya China berupaya menargetkan armada kapal induk AS.

Sebenarnya membuat tiruan/dummy kapal induk nuklir AS bukan hanya dilakukan oleh China, di Timur Tengah, Iran juga melakukan hal yang sama. Iran telah membangun kapal induk dummy tersebut pada periode 2013-2014 di Teluk Persia. Dan pada ajang latihan militer Great Prophet IX di bulan Februari 2015, kapal induk tiruan tersebut dihancurkan dalam simulasi serangan udara dan permukaan. Dalam simulasi yang dilakukan Iran, kapal induk palsu tersebut dihujani tembakan rudal anti-kapal, roket sampai ditabrakan menggunakan explosive boat seperti yang digunakan oleh milisi Yaman ke kapal tanker Arab Saudi. Berbeda dengan kapal induk tiruan Iran di Teluk Persia, fasilitas kapal induk tiruan yang dibangun China kali ini menunjukkan fitur yang lebih canggih.







Nah, demikian sedikit informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa