Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Si Anak Bandel dari NATO Melunak, Kini Turki Tertarik Akuisisi SAMP/T Air Defense
Turki sempat berujar untuk membeki sistem pertahanan udara (air defense) S-400 Batch kedua dari Rusia, bahkan Sang Presiden diketahui sangat ngotot untuk bisa segera mendatangkan sistem pertahanan udara canggih tersebut. Kabar ini tentu sempat membuat Paman Sam marah, pasalnya Turki adalah anggota NATO, dan haram hukumnya untuk membeli sistem senjata buatan Rusia. Sebelumnya pada tahun 2017, Turki telah sukses mengakusisi S-400 dari Rusia. Hal itu membuat Paman Sam marah, sehingga pesanan F-35 mereka dibatalkan, negara ini juga dikeluarkan dari program pengembangan F-35.

Namun, setelah KTT G20 pada akhir bulan Oktober di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan juga bertemu Presiden Joe Biden untuk bicara soal hubungan kerua negara, tampaknya Erdogan mulai melunak. Mengutip artikel Army RecognitionPresiden Recep Tayyip Erdogan kini dikabarkan tertarik untuk akusisi sistem pertahanan udara SAMP/T buatan Prancis dan Italia.

Lebih lanjut Turki hanya mau berurusan dengan Italia untuk proses pengadaannya, hal itu disebabkan karena konflik politik antara Turki dan Prancis di Libya dan keberpihakan Prancis kepada Yunani yang berselisih dengan Turki di Mediterania Timur. SAMP/T merupakan akronim dari "sol-air moyenne portée terrestre atau surface to air medium range/land" yang menggunakan rudal Aster 30. Rudal ini berbobot 450 kg ini mampu menjangkau jarak 100 km.


Quote:



SAMP/T juga disebut sebagai "Mamba"di Prancis adalah sistem rudal pertahanan udara jarak menengah bergerak yang dirancang untuk melindungi bandara dan pelabuhan atau instalasi penting terhadap semua ancaman udara saat ini dan di masa depan, termasuk rudal jelajah, berawak dan pesawat tak berawak, dan rudal balistik taktis di kelas 600 km. Saat ini SAMP/T juga sudah mulai menggunakan rudal Aster 30 blok 1 yang dilengkapi dengan seeker yang dimodifikasi, pemrosesan sinyal, dan hulu ledak ledakan terarah di mana fragmen hulu ledak lebih besar.

Aster 30 memiliki kemampuan untuk mencegat target di ketinggian mulai dari 50 m hingga 20 km dan terhadap target pesawat yang terbang pada ketinggian di atas 3 km. Pada target pesawat dengan ketinggian di bawah 3 km, jangkauan Aster 30 adalah 50 km. Untuk jangkauan maksimum Aster 30 adalah 100 km.

Dalam satu baterai Aster 30 SAMP/T terdiri dari: command and control vehicle, radar Arabel, dan enam unit kemdaraan peluncur alias transporter erector launcher (TEL) vehicles. Setiap unit kendaraan TEL terdiri dari delapan rudal Aster 30 yang dapat di-reload. Sementara itu jarak koneksi antara kendaraan peluncur dengan sistem radar Arabel dapat diatur hingga jarak koneksi 10 km. Menurut indomiliter.com Arabel merupakan jenis radar 3D phased array untuk peran surveillance, tracking dan missile guidance. Arabel beroperasi di 8 sampai 13 Ghz X band (I/J band) dengan kemampuan mendeteksi 100 sasaran secara bersamaan dari jarak 100 km. Radar ini ditempatkan pada platform truk 8x8.


Quote:



Sementara Aster adalah jenis rudal dua tahap, sebuah konsep yang mengarah pada efektivitas maksimum tahap pencegat. Penguat propelan padat memastikan pembentukan lintasan rudal yang optimal ke arah target dan terpisah beberapa detik setelah peluncuran vertikal. Hingga pertengahan perjalanan, senjata dipandu secara inersia, menggunakan data target yang diperbarui yang kemudian ditransmisikan oleh radar multi-fungsi. Selama fase homing, panduan dicapai oleh pencari aktif elektromagnetik yang memberikan kemampuan yang sangat akurat di segala cuaca. Rudal Aster sendiri punya panjang 4.9 m, diameter 180 mm serta berat 450 kg.

Menurut informasi indomiliter.comSAMP/T dengan rudal Aster 30 telah dioperasikan secara penuh oleh Singapura. Dengan nilai kontrak mencapai US$ 805 juta, Kementerian Pertahanan Singapura telah memesan Aster 30 pada 2013. Namun, Singapura tidak menjelaskan berapa unit Aster 30 yang dibeli.

Menarik untuk melihat perkembangan alutsista Turki, jika Turki memang diberi izin membeli SAMP/T dari Italia mungkinkah pembelian S-400 batch 2 akan dibatalkan ? Sebagai tambahan informasi Turki sat ini masih sangat bergantung pada alutsista buatan AS, salah satunya adalah kekuatan udara Turki masih bergantung pada 200-an unit F-16 Fighting Falcon. Sementara itu Paman Biden memang sudah menerima usulan Turki untuk pengadaan F-16, dan saat ini sedang dibahas oleh Kongres AS.

Paman Biden kini punya dua kartu truf, yang pertama adalah F-16, tanpa pasokan suku cadang dan pembelian F-16V kekuatan udara Turki akan kedodoran. Sementara itu jika membeli pesawat buatan Rusia, tentu saja mereka harus menunggu beberapa tahun lagi. Opsi paling realistis adalah memodernisasi armada F-16 yang saat ini ada dan membeli tambahan pesawat baru. Kartu truf kedua tentu SAMP/T, dengan ditawarkannya sistem air defense buata NATO ini, rasanya sudah cukup membuat Turki untuk tidak kembali berusaha membeli S-400.

Namun, manuver Erdogan sulit ditebak. Bisa jadi kini mereka sudah punya rencana lain, dan tidak menutup kemungkinan Negeri Ottoman akan membeli alutsista Rusia di masa depan. Tapi untuk sementara waktu, strategi Paman Sam untuk menerima dan mempertimbangkan pengajuan pembelian kit modernisasi dan 40 F-16V berhasil membuat "Si Anak Bandel" dari NATO ini sedikit melunak.

Demikian sedikit informasi yang TS bisa sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa emoticon-Angkat Beer






Referensi Tulisan: Army Recognition& indomiliter.com
Ilustrasi Foto: Eurosam & MBDA System
Diubah oleh si.matamalaikat 07-11-2021 03:10
EriksaRizkiM
ipanpun
dafiqi17
dafiqi17 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
8K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan