Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bangbinyoAvatar border
TS
bangbinyo
Surat-Surat Islami dari Ende: Islam is Progress!












Koran Sulindo – Bung Karno membayangkan perjuangan paling bermanfaat bagi umat Islam adalah perjuangan menentang kekolotan.


Menurutnya, seandainya Islam bisa mengalahkan kekolotan itu, barulah ia bisa berlari mengejar ketertinggalannya selama seribu tahun itu.

Bung Karno mempersoalkan, kenapa umat mesti kembal ke zaman ‘kebesaran’ Islam yang dulu-dulu bahkan jika itu merujuk pada era para ulilamri.

Meski dianggap sebagai zaman keemasan, tindakan-tindakan ulilamri itu tidak bolehlah, menjadi hukum bagi umat Islam yang  bisa diubah atau ditambah lagi. Zaman itu hanya boleh dipandang sebagai tingkat-tingkat perjalanan sejarah, merely as historic degrees.

“Masyarakat toh bukan satu gerobak yang boleh kita ‘kembalikan’ semau-mau kita? Masyarakat minta maju, maju ke depan, maju ke muka, maju ke tingkat yang ‘kemudian’ dan tak mau disuruh ‘kembali’?” tulis Bung Karno dari Ende kepada T.A. Hassan dalam suratnya yang tertanggal 22 Februari 1936.

Dalam surat itu Bung Karno juga menyitir ucapan Kemal Ataturk yang menyebut, “Islam tidak menyuruh orang duduk termenung sehari-hari dalam masjid memutar tasbih, tetapi Islam ialah perjuangan.”

Selaras dengan Ataturk, Bung Karno menganggap bahwa Islam is progress. Islam itu Kemajuan.

“Bilakah kita punya penganjur-penganjur Islam mengerti falsafahnya historic degrees ini, membangunkan kecintaan membunuh segala ‘semangat kurma’ dan ‘semangat sorgan’ yang mengikat Islam kepada zaman kuno ratusan tahun yang lalu,” tulis Bung Karno.

Keluhan Bung Karno dalam suratnya kepada sahabatnya itu bermula dari kedatangan seorang guru pesantren dari Jakarta yang berpaham kolot. Selain dia, seorang lagi kebetulan berasal dari golongan muda.

Kedua orang itu sepanjang keberadaannya di Ende hampir setiap malam datang ke rumah Bung Karno dan saling berdebat satu sama lain tentang Islam. Jika keduanya sudah berdebat, menurut Bung Karno, suhu di Ende naik hingga 100 derajat.

Menjaga agar jangan sampai udara itu terbakar sama sekali. Mereka berdua meminta Bung Karno menjadi hakim. “Saya tertawa saja, senang dapat melihat orang dari ‘dunia ramai’!” tulis Bung Karno.

Berhadapan dengan buangan politik, kawan muda dari Banyuwangi akhirnya bertanya, “bagaimana siasatnya supaya zaman kemegahan Islam yang dulu-dulu itu bisa kembali? Saya punya jawab ada singkat, “Islam harus berani mengejar zaman,” tulis Bung Karno.

Berikut kutipan lengkap surat Bung Karno kepada sahabatnya itu;

Ende, 22 Februari 1936

Assalamualaikum,

Belum juga saya tulis artikel tentang nomor ekstra taklid sebagaimana yang saya janjikan karena ‘mereportir’ sekolahnya saya punya anak. Selain itu, di Ende ada datang seorang guru pesantren dari Jakarta golongan kolot dan kebetulan juga seorang lagi golongan muda dari Banyuwangi.

Jadi, walaupun mereka itu dua-duanya datang di Ende buat dagang, toh saban malam bertamu ke rumah saya. Sampai jauh malam mereka soal-bersoal satu sama lain dan kadang-kadang udara di Ende menjadi naik temperaturnya hingga hampir 100 derajat! Saya tertawa saja, senang dapat melihat orang dari ‘dunia ramai’!




























BACA SELENGKAPNYA : https://koransulindo.com/surat-surat...m-is-progress/

0
791
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan