Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
PEMBERONTAKAN ORANG MAKASSAR TAHUN 1686 DI AYUTTHAYA, THAILAND
https://arhambahar.blogspot.com/2017/11/pemberontakan-orang-makassar-tahun-1686.html
http://arhambahar.blogspot.com/2017/11/pemberontakan-orang-makassar-di.html


Perjanjian Bungaya tahun 1667, mengakhiri perang panjang selama 13 tahun antara Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dan VOC (dalam hal ini Kerajaan Belanda), walaupun disebut sebagai perjanjian damai namun seluruh isinya menunjukkan deklarasi kekalahan Kerajaan Gowa. Kekalahan dari Belanda dan orang Bugis dibawah Arung palakka ini tidak diterima baik oleh sebagian besar panglima Sultan Hasanuddin.

Selain Laksamana Karaeng Galesong, Laksamana Karaeng Bontonompo dll, terdapat juga seorang lagi saudara Sultan Hasanuddin bernama I Yandulu Daeng Mangalle pergi meninggalkan Makassar. Dg. Mangalle ke Kerajaan Siam Ayutthaya merantau bersama satu armada laut membawa 300 orang pengikut setianya. Raja Phra Narai menerima baik kedatangan rombongan Dg. Mangalle, mereka kemudian diberikan tempat bermukim di tepian Sungai Menam (Chao Praya) di Ayutthaya. Selain orang Makassar Raja juga memberi tempat pada komunitas Kamboja, Champa dan Melayu.

Beberapa tahun kemudian Orang Makassar, Champa, Kamboja dan Melayu dan kalangan Istana menunjukkan ketidak sukaan mereka pada kebijakan Raja yang bersekutu rapat dengan Orang Perancis, Inggris, Portugis dan Belanda. Dg. Mangalle berpendapat tidak sepatutnya orang Islam bergaul dan cenderung dikuasai oleh non Muslim.
Kemudian berkembang isu, kelompok Makassar, Champa, Melayu dan kamboja ingin membunuh Raja kemudian melantik adik Raja sebagai Raja dengan harapan bisa berbagi kekuasaan. Walaupun Dg. Mangalle menampik tuduhan ini, susah bagi Raja untuk menerimanya. Raja mengantisipasi keadaan, Raja mengerahkan 3000 orang pasukan pengawal Siam di Ayutthaya dan 5000 tentara dikerahkan di Bangkok, dikerahkan juga ratusan pasukan asing yang dipimpin oleh Perwira Tinggi bernama Forbin.

Komunitas Melayu, Champa dan Kamboja kemudian memohon pengampunan kepada Raja yang serta merta diterima. Dg. Mangalle diminta juga untuk memohon ampun, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Dg. Mangalle. Bagi Dg. Mangalle penyerahan diri adalah sesuatu tindakan yang memalukan dan dianggap sama dengan menjual harga diri, lebih baik mati berkalang tanah begitu prinsip Dg. Mangalle.

Akibatnya, selama satu bulan wilayah kampung Makassar dikepung oleh pasukan Siam. Akhirnya raja mulai kehilangan kesabaran dan kemudian memutuskan menggunakan kekuatan militer untuk memerangi masyarakat Makassar yang dinggap kepala batu itu.

Forbin yang memimpin garnisun Prancis di benteng Bangkok menerima perintah raja untuk memblokir keberangkatan 2 perahu perahu Makassar yang berniat meninggalkan kerajaan Siam. Seuntai rantai yang direntangkan melintasi sungai mengharuskan satu delegasi yang terdiri dari enam orang Makassar datang bermusyawarah dengan prajurit Prancis tapi mereka menolak keras badik mereka dilucuti dan disita. Tidak dapat dielakkan kontak senjata terjadi 50 an orang makassar melawan 700 an terntara Siam dan Eropah. Orang Makassar menyerang mereka dengan mengerikan mengejar pasukan lawan, dengan gagah berani, tanah di tepi sungai dan air sungai memerah darah. Forbin mencatat pasukan Siam-Eropa yang tewas sejumlah 366 orang. Sementara semua orang Makassar tewas terbunuh.

Kontak kedua terjadi lagi saat tanggal 23 September 1686, raja memerintahkan serangan besar-besaran ke permukiman orang Makassar. Menyadari bahwa sudah tidak ada kemungkin lain selain bertempur sampai mati, banyak diantara mereka membunuh istri dan anak-anaknya untuk menghindari penjara dan perbudakan. Beberapa kali pasukan Siam- Eropa harus mundur menghadapi perlawanan orang Makassar yang sangat berani dan nekat. Daeng Mangalle sendiri terluka dengan lima tusukan tombak dan setelah tangannya tertembak namun masih sempat menerjang menteri Siam dan membunuh seorang Inggris.

Peristiwa di Siam ini benar-benar membuat penduduk setempat kagum akan keberanian kenekatan 200 orang-orang Makassar menghadapi tentara yang berjumlah ribuan dengan senjata lebih lengkap sementara orang Makassar hanya bersenjatakan tombak dan badik, selama pertempuran itu 1000 an orang siam dan 17 orang asing tewas mengenaskan.
Demikianlah akhir dari pertempuran itu 22 orang Makassar akhirnya menyerah dan 33 orang prajurit Makassar dikumpulkan. Perlakuan terhadap orang Makassar yang tersisa sungguh tak terperikan kejamnya, ada yang dikubur hidup-2 berdiri sampai leher dan mati setelah diperlakukan dan di cemohkan dan dinakan benar-benar tanpa belas kasihan.

Sejarah ini diceritakan sendiri oleh Forbin dalam catatan harian yang ditulisnya selama masa penugasannya menumpas pemberontakan orang Makassar di Ayutthaya, Thailand.


Pertempuran dahsyat kali ke-2 yang terjadi di Permukiman Makassar antara 200 an orang Makassar dan lebih dari 7000 tentara gabungan Siam dan Eropa di Ayutthaya Thailand adalah sebuah kisah heroik yang mewakili mentalitas orang Makassar dalam mempertahankan marwah dan harga dirinya. Seorang Pastor (Michael Smithies dalam bukunya Accounts of the Makassar Revolt, 1686) yang berada di tempat kejadian menggambarkan orang Makassar seperti berikut:

"Sesungguhnya, saya tidak tahu apakah ada orang-orang di dunia ini yang melebihi pendirian sekukuh orang Makassar. Mereka mengamuk seolah olah tengah kecanduan opium. Mereka menyebut amok atau jallo, sebagai istilah yang mereka gunakan untuk mengatakan bahwa mereka harus bertindak seperti orang gila. Tidak ada bahaya yang tidak akan mereka hadapi, jumlah lawan mereka sama sekali tidak menakut-nakuti mereka, dalam keadaan ini mereka hanya berfikir kematian adalah teman mereka. Meski terluka parah dan berlumur darah, mereka berjuang hingga nafas terakhir mereka. Mereka gesit dan bisa melompat kearah lawan dari jarak jauh. Seolah olah mereka mati bahagia jika terbunuh. Penampilan visual mereka sangat mengerikan. Terkadang setelah diserang pukulan mematikan, mereka bangkit lagi dan menggunakan sisa tenaga mereka untuk membunuh musuh mereka. Mereka bertarung dengan badik sambil Cumiikkan sumpah tidak akan berpisah dengan badik mereka hingga ajal menjemput, dan dengan tombak dan lembing yang mereka disain khusus agar berfungsi mematikan. Mereka juga menggunakan sumpit beracun yang sangat beracun. Anak-anak dibawah umur dan perempuanpun bertarung sama heroiknya dengan para lelaki . Mereka di tengarai kebal dari senjata api, tetapi serangan yang sangat dahsyat dari ribuan lawan pada akhirnya menewaskannya. "

Pastor itu menambahkan, seumur hidupnya, baru pertama kali menyaksikan keberanian manusia yang dikenal sebagai prajurit Makassar. Saat itu iya menyaksikan, seorang prajurit Makassar yang telah membunuh tujuh tentara Perancis, akhirnya berhasil dilumpuhkan dengan tembakan dan tikaman bayonet bertubi-tubi. Seorang tentara Perancis menendang-nendang kepala prajurit Makassar yang tengah menghadapi sekaratul maut itu. Tiba-tiba saja prajurit Makassar itu bangkit lalu membunuh tentara yang menendang-nendang kepalanya itu, kemudian dia pun mengembuskan nafasnya yang terakhir. “Tak ada alasan lain yang membuat prajurit itu mendapatkan kembali kekuatannya, selain karena mempertahankan harga diri dan keberanian,” tulis sang pastor.

Kekaguman Raja Siam terhadap keberanian Daeng Mangalle, menjadikan dua putranya, yakni Daeng Tulolo dan Daeng Ruru, diampuni Raja Siam kemudian dibawa oleh Kapten tentara Perancis menghadap Raja Perancis Louis ke XIV dan menetap di Perancis.

Keduanya berlayar dengan kapal Coche menuju Eropa pada akhir November 1686, dan baru berjejak di Prancis pada September 1687. Setelah dibaptis, mereka mendapatkan nama kehormatan ibarat Raja Prancis, Daeng Ruru bergelar Louis Pierre de Macassar, sementara saudaranya Daeng Tulolo mendapat gelar Louis Dauphin de Macassar.

Sebagai anak dari tanah seberang benua dan samudra, keduanya mendapat pengajaran bahasa Prancis di kolose jesuit Louis le-Grand. Lembaga sekolah yang didirikan akhir abad ke-16 tersebut, hingga kini masih mengajarkan nilai tradisi Prancis dan mempertahankan tradisi keterbukaan terhadap dunia luar. Setidaknya sepersepuluh dari siswanya selalu berasal dari penjuru dunia.

Setelah lulus dari kolose jesuit itu mereka diterima di sekolah tinggi Clermont yang bergengsi. Kemudian, keduanya mendapat rekomendasi dari Louis XIV untuk melanjutkan ke sekolah perwira angkatan laut yang tersohor sebagai perintis sekolah marinir di Prancis. Salah satu syarat untuk diterima menjadi kadet adalah si calon harus berusia di bawah 18 tahun dan berasal dari keluarga ningrat.

Karir marinir Daeng Ruru meroket. Dia lulus tercepat dengan menempuh sekolah selama dua tahun. Pangkatnya letnan muda pada usia 19 tahun—setara letnan di angkatan darat. Setahun kemudian dianugerahi pangkat letnan angkatan laut.

Bantuan keuangan sungguh diperlukan, lantaran Daeng Ruru tak hanya membutuhkan kecerdasan, tetapi juga uang. Tak seperti kakaknya yang berkarir melejit, Daeng Tulolo harus menanti 13 tahun lamanya untuk mendapatkan pangkat letnan muda.


Masa-masa keemasan kedua ningrat Makassar itu kian mendekati akhir. Pada 1707, Daeng Ruru bertugas di sebuah kapal yang menyergap kapal-kapal militer Belanda dan membantu armada Spanyol untuk memerangi Inggris di Havana. Ironisnya, Pada 19 Mei 1708 Daeng Ruru tewas karena perkara yang tidak jelas.

Sementara itu, Daeng Tulolo yang karirnya tidak beranjak tetap berpangkat letnan muda, melanjutkan dinasnya di sebuah kapal India. Dia wafat 30 November 1736. Beberapa kolega angkatan laut menghadiri penghormatan terakhir kepada Sang Louis Dauphin Makassar. Suatu kehormatan, keturunan raja-raja Makassar itu dimakamkan di tempat terhormat dalam Gereja Saint-Louis de Brest, barat laut Prancis.

Jejak dan keturunan mereka masih kekal di Paris hingga kini. Mereka melebelkan komunitasnya sebagaia orang-orang pemberani asala Makassar
aesveh77
aesveh77 memberi reputasi
1
4.2K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan