Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dovindadiazAvatar border
TS
dovindadiaz
Dua Cinta Sam









Koran Sulindo – Sam Ratulangi bertemu pertama kali dengan Suzanne Emilie Houtman di perkumpulan antar-ras Setia Tanah Hindia, yang didirikan Sam bersama beberapa kawannya tak lama setelah ia bermukim di Belanda. Sekitar akhir tahun 1913.


Suzanne Houtman lahir di Mojokerto di tahun 1890, dan besar di Batavia. Keluarga orangtuanya adalah salah satu hartawan di Hindia Belanda. Orangtuanya juga masih memiliki hubungan darah dengan keluarga Kerajaan Bugis.

Setelah menamatkan sekolahnya menengahnya, Suzanna menempuh studi di Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam. Ia menamatkan studinya di tahun 1917, dengan spesialisasi di bidang neuropshysiology.

Sam dan Suzanne tak hanya serasi dalam hubungan pribadi, mereka juga bergiat-aktif di beberapa institusi, antara lain: Aliansi Mahasiswa Indonesia Lintas-Ras (Indonesisch Verbond van Studeerenden). Suzanna pula yang ikut mendorong Sam untuk meneruskan studi doktoral di Universitas Zurich.

Masa pacaran pasangan kekasih ini cukup panjang, hingga mereka menikah di tahun 1918. Pasangan ini memiliki dua anak: C.J. Albert Ratulangi (Oddy) dan E.A. Ratulangi (Zus). “Tidak diragukan lagi, Sam Ratulangi setia terhadap perempuan yang rajin dan cantik ini,” tulis Van Klinken. “Bagi Suzanne Houtman, pernikahannya adalah juga sebuah pernyataan mengenai kesetaraan antara peradaban Minahasa dan Eropa”.


Ilustrasi: Suzanne Emilie Houtman/Istimewa



Setelah Perang Dunia I usai di tahun 1919, Sam memboyong keluarganya kembali ke Indonesia, tepatnya di Bandung. Sementara Sam bekerja sebagai guru dan jurnalis, Suzanne membuka praktik neurologi dan psikiatri. Tapi, pernikahan itu tak berlangsung lama. Mereka bercerai di tahun 1926.

Tak lama kemudian, Suzanne menikah lagi dengan seorang pejabat Belanda. Ketika Jepang menduduki Indonesia, Suzanne sempat ditangkap dan ditahan di “Kamp Tjideng”, kamp tahanan khusus untuk para wanita Eropa.

Sedangkan Sam kemudian jatuh cinta kepada seorang gadis Minahasa, Maria C.J. Tambayong. Mereka kemudian menikah di tahun 1928. Pasangan ini memiliki tiga putri: Milly, Lani, dan Uki. Kedua anak Sam dari pernikahannya pertamanya, Oddy dan Zus, juga ikut dalam keluarga ini.














BACA SELENGKAPNYA : https://koransulindo.com/dua-cinta-sam/

-1
1.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan