Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rtrpolicyAvatar border
TS
rtrpolicy
Sejarah Kerajaan Majapahit: Kerajaan Terbesar di Indonesia!

Kerajaan ini didirikan oleh salah satu raja Majapahit bernama Raden Wijaya pada tahun 1293 M. beliau yaitu menantu dari Kertanegara yang yaitu raja terakhir Kerajaan Singasari.


Puncak masa kejayaan Majapahit ada pada pemerintahan Hayam Wuruk di tahun 1350 – 1389 M. di masa ini, Majapahit dapat menumbangkan Sumatera, Semenanjung Malaya, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, Tumasik (Singapura), sampai sebagian Kepulauan Filipina.


Sejarah Kerajaan Majapahit Yang Terkenal Hingga ke Dunia!

Sumber sejarah kerajaan Majapahit bisa diketahui dari Kitab Negarakertagama, Pararaton, buku kidung, prasasti, hingga berita di China.

Berdirinya Majapahit diawali dari runtuhnya Kerajaan Singasari di tahun 1292 M karena adanya pemberontakan Jayakatwang, Adipati Kediri. Raden Wijaya pun meminta bantuan kepada Adipati Madura yang bernama Arya Wiraraja untuk membalas dendam.

Karena bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya pun kembali ke Singasari serta mengaku ingin mengabdikan diri kepada Jayakatwang. Jayakatwang pun menyambut dirinya dengan bergembira hati lalu memberikan Raden Wijaya sebuah wilayah bernama Hutan Tarik.

Saat dia sedang membabat Hutan Tarik sebab ingin menjadikannya sebagai pedesaan, Raden Wijaya tiba – tiba menemukan sebuah buah maja yang rasanya sangat pahit.

Karena pengalaman yang dia natural itu, pedasaan yang baru dibangun hal yang demikian lalu dinamakan dengan Majapahit.

Di dalam perkembangan kerajaan ini, penduduk yang berasal dari Tumapel seta Daha pun mulai berdatangan untuk tinggal di Majapahit.

Setelah membalaskan dendam terhadap Jayakatwang serta mengusir pasukan China utusan Kubilai Khan dari tanah Jawa, Raden Wijaya pun mendirikan sebuah Kerajaan Majapahit di tahun 1293.

Raden Wijaya yakni raja pertama di Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Letak Majapahit sendiri ada di Mojokerto, Jawa Timur.

Meski seringkali diwarnai dengan pemberontakan di permulaan berdirinya, tetapi konsisten saja kerajaan Majapahit berhasil berkembang menjadi sebuah kerajaan terbesar yang ada di nusantara.

Masa keemasan kerajaan ini juga berlangsung di dikala mereka disuruh oleh Hayam Wuruk atau lebih tepatnya pada 1350 hingga 1389 M.

Kejayaan kerajaan ini juga tidak lepas dari peran Gajah Mada, Mahapatih dimana ia sudah bisa menumpas semua pemberontakan serta bersumpah bahwa ia akan menyatukan wilayah nusantara.

Selama ia berkuasa selama 39 tahun, Hayam Wuruk serta Gajah Mada pun berhasil membikin semua kepulauan Indonesia pun Jazirah Malaka mengibarkan panji – panji Majapahit.

Sumpah Palapa yang dikatakan oleh Gajah Mada tidak lama kemudian terlaksana. Dengan daerah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, Tumasik (Singapura), hingga sebagian Kepulauan Filipina.

Selain itu, kerajaan ini juga menjalin relasi dengan Campa atau Thailand, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam, dan China.

Majapahit juga punya armada angkatan laut yang cukup tangguh di bawah pimpinan Mpu Nala. Dengan tenaga militer serta strateginya, Makapahit bisa menjadikan stabilitas di wilayahnya.

Sementara untuk bidang ekonomi, Majapahit menjadi pusat perniagaan di Asia Tenggara dengan komoditi ekspor yang terdiri atas garam, lada, serta kain.

Ada 13 Raja yang pernah memimpin Kerajaan Majapahit beserta dengan masa berkuasanya. Yaitu:

- Raden Wijaya / Kertarajasa Jayawardhana (1293 – 1309)
- Kalagamet / Sri Jayanagara (1309 – 1328)
- Sri Gitarja / Tribuwana Wijayatunggadewi (1328 – 1350)
- Hayam Wuruk / Sri Rajasanagara (1350 – 1389)
- Wikramawardhana (1389 – 1429)
- Suhita / Dyah Ayu Kencana Wungu (1429 – 1447)
- Kertawijaya / Brawijaya I (1447-1451)
- Rajawardhana / Brawijaya II (1451 – 1453)
- Purwawisesa / Brawijaya III (1456 – 1466)
- Bhre Pandansalas / Brawijaya IV (1466 – 1468)
 -Bhre Kertabumi / Brawijaya V (1468 – 1478)
 -Girindrawardhana / Brawijaya VI (1478 – 1498)
 -Patih Udara (1498 – 1518)

Peninggalan Kerajaan Majapahit  


Candi:


Candi Panataran:



Candi Panataran merupakan salah satu candi Hindu terluas serta termegah yang letaknya berada di Jawa Timur, tepatnya Desa Penataran, Nglegok, Blitar. Candi ini diperkirakan dibuat saat masa kerajaan Srengga dari Kerajaan Kediri, atau sekitar 1200 masehi. Pembangunannya kemudian baru selesai pada tahun 1415 di saat Kerajaan Majapahit diperintahkan oleh Wikramawardhana.


Candi Tikus:




Candi tikus ada di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto yang punya bangunan berbentuk petirtaan sehingga banyak yang menduga jika dulunya tempat ini merupakan tempat pemandian keluarga kerjaaan.


Candi Bajang Ratu:




Candi Bajang Ratu atau yang dikenal juga dengan nama Gapura Bajang Ratu merupakan gapura terbesar dari Kerajaan Majapahit yang ada di Desa Temon, Trowulan, Mojokerto. Gapura ini diketahui memiliki fungsi sebagai pintu masuk ke bangunan suci. Hal ini diberi tahu dari kitab Negarakertagama. Candi Bajang Ratu punya struktur yang vertikal serta punya 3 bagian yaitu kaki, badan, dan atap. Ada pula relief Sri Tanjung yang katanya digunakan untuk menangkal bahaya.


Candi Jabung:




Candi yang punya corak hindu ini terletak di Desa Jabung, Paiton, Probolinggo. Dimana struktur bangunannya terlihat mirip dengan Candi Bahal yang ada di Sumatera Utara dan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.


Candi Wringin Lawang:




Candi Wringin Lawang atau biasa dipanggil Gapura Wringin Lawang berada di daerah Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto. Gapura ini memiliki tinggi 15,5 meter dan diduga merupakan pintu gerbang ke kediaman mahapatih gajah mada.


Candu Brahu:




Candi Brahu letaknya berada di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Tempat ini dulunya digunakan untuk membakar jenazah para raja Majapahit. Nama Brahu diperkirakan berasal dari kata Wanaru atau Warahu yang didapatkan dari sebutan bangunan suci.


Candi Sukuh:




Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Struktur bangunannya juga unik karena beda dari candi peninggalan Majapahit lainnya. Candi ini diperkirakan dibangun pada 1437 Masehi.


Candu Pari:




Candi Pari merupakan sebuah bangunan yang dibuat pada Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo di masa pemerintahan Hayam Wuruk. Bangunannya sendiri tersusun atas batu bata berbentuk persegi empat yang mirip dengan pura yang ada di Bali



Prasasti:
Prasasti Prapancasapura:

prasasti yang berangka tahun 1320 M ini dibuat oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi yang saat itu berkuasa di Majapahit antara 1328 sampai dengan 1350 M. prasasti ini bercerita tentang sang putra yaitu Hayam Wuruk yang punya nama lain Kummaraja Jiwana.

Prasasti Kudadu:

Prasasti Kudadu yang sudah berusia 1294 M ini menceritakan mengenai Raden Wijaya yang dibantu oleh Rama Kudadu dalam pelarian dari ancaman Jayakatwang yang sudah membunuh aja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.

Prasasti Waringin Pitu:

Prasasti ini dibuat di tahun 1477 M serta menceritakan mengenai aturan administrasi pemerintahan Kerajaan Majapahit beserta kerajaan – kerajaan di bawahnya. Pada waktu itu, kerajaan Majapahit punya 14 kerajaan bawahan.

Prasasti Sukamerta:

Prasasti satu ini menceritakan mengenai Raden Wijaya yang memperistri empat putri Kertanegara. Diceritakan juga penobatan Jayanegara, yaitu putra Raden Wijaya yang menjadi raja di Kediri pada 1295 M.


Referensi: https://rtrpolicy.com/sejarah-kerajaan-majapahit/




pakisal212
pakisal212 memberi reputasi
1
717
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan