Kerja atau bisnis jangan nanggung. Apalagi kalau sudah memutuskan merantau. Meninggalkan Kampung Halaman.
itu pesen bokap ane.
sebagai mahasiswa perantau dari kota di pedalaman Sumatra, dari keluarga sederhana - sejak kecil ane dan adik2 memang dididik dengan disiplin urusan pendidikan. ortu ane sangat keras urusan sekolah. Namun tetap dengan kasih sayang yang luar biasa. Isitahnya, anak-anak jangan sampai keleleran urusan makan dan sekolah.


Ironisnya, ortu ane justru bukan orang berpendidikan. Ibu ngga lulus SD (sodaranya ada 8 gan, kakek hanya petani dengan hasil kebun/sawah pas-pasan). Bokap tamat SMP - keluarganya malah lebih ngenes lagi. Belum 1 thn ibunda beliau wafat, beliau tumbuh besar diasuh 2 mbakyunya yg remaja, tapi ga lama karena mrk kemudian berumah tangga. ada 2 kakak laki-laki yang kemudian merantau. Bokap hidup dari paman ke paman, ayahnya (kakek ane) nikah lagi dan punya anak 6. kebayang nelangsanya bokap ane.
Bokap kerja jadi teknisi di pabrik karet kecil. 30 menit numpang perahu motor. Harus menghidupi anak istri, 1 ponakan dan 2 adik nyokap yg tinggal bersama kami. Nyokap di rumah saja, kalau weekend bantu masak di katering. Kami tinggal dekat sungai, kebun karet dan rawa-rawa. Belakangan ada perumahan karyawan staf pabrik besar BUMN, ngga jauh dari kampung kami - perluasan dari pabrik besar tersebut. karena bokap suka dipanggil benerin macam genset, lampu, dll - akhirnya bokap ane ditawarin kerja jadi jasa pemeliharaan status kontrak. Kerjanya apa aja, alias serabutan. setidaknya bokap kerjanya dekat rumah dan upahnya lebih baik dari pabrik karet. ada THR, uang tunjangan lembur, insentif produksi dll. 
Bokap ane dengan alam berpikirnya yang lugu, bersentuhan melihat kehidupan perumahan karyawan staf, dengan fasilitas dll yang wah - bokap ane senang kalo benerin AC/pompa rumah/lampu/pipa, karena sering dapat tips. Nyokap juga kemudian menjajal dagang peralatan dapur ke ibu-ibu kompleks alias tukang kredit.
Bokap nyokap dengan pendidikan sekedarnya, kemudian memahami untuk mengubah nasib anak-anal (ane dan 2 adik ane) harus sekolah dan mendapatkan pendidikan terbaik.

Itulah awal mulanya gan. Ane dan adik2 disekolahkan ke sekolah swasta terbaik dan (mahal) di kota ane - kebetulan jarak rumah-sekolah 3 km - ane tempuh mancal sepeda.
"kamu ngga boleh minder"
meski prestasi ane biasa aja, bokap nyokap selalu membesarkan hati kami ....
singkatnya waktu ane SMA, bokap ane wanti-wanti, ane harus bisa diterima di 4 universitas ini
 

singkatnya ane kemudian diterima di salah 1 kampus itu hu ...


belasan tahun kemudian, ane terkenang masa-masa perjuangan sejak kecil, sampai SMA


kuliah,
lulus,
kerja
ambil kursus keahlian di UK,

kerja lagi sambil S2 kelas weekend di Singapore - masa-masa menabur benih yang dilakukan ortu ane, mulai menuai belasan tahun kemudian.

sejak 2011 ane sudah bekerja di tanah air ...

sambil WFH menikmati sunset Canggu Bali, ane ucapkan terima kasih kepada ortu ane 

rumah ortu ane yg dulunya rumah kayu yang sederhana, alhamdulillah, ane dan adik2 renovasi


hanya memotivasi agan2 saja