- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seniman soal Mural 404 Not Found: Kritik dan Nyinyir
TS
lendrajamila065
Seniman soal Mural 404 Not Found: Kritik dan Nyinyir
Seniman muralist asal Bandung John Martono berpesan kepada seluruh seniman di Indonesia agar tidak takut mengkritik pemerintah asalkan bersifat membangun.
Hal tersebut disampaikan John merespons aksi polisi menghapus mural dan memburu pembuat mural wajah mirip presiden Jokowi bertuliskan 404 Not Found di sekitar wilayah Batuceper, Kota Tangerang.
"Berkarya jangan takut, memberikan gagasan tidak boleh takut, mengkritik ya berikan kritikan yang membangun. Kritik dan nyinyir itu kan berbeda," ujar John Martono, Senin (16/8).
John menjelaskan bahwa ketika seniman mengkritik pemerintah, berarti ada sesuatu yang salah dengan kondisi di masyarakat.
Namun ia mengingatkan agar seniman dalam menyampaikan kritik dan masukan terhadap pemerintah juga dibarengi dengan masukan dan solusi.
"Saya paling setuju dengan kritik yang membangun dalam kondisi seperti saat ini Covid-19 ya, saya lebih senang membuat kegiatan yang isinya mengedukasi soal Covid meskipun tidak menyelesaikan masalah," ujarnya.
Lebih lanjut, John menjelaskan bahwa seni mural adalah sebuah media seni untuk menuangkan ide atau gagasan yang digunakan untuk berbagai tujuan. Seperti untuk pendidikan, politik dan sebagainya.
"Kategorinya bermacam-macam bisa, bisa dekoratif, bisa jadi alat politik, perjuangan juga, misal untuk memperjuangkan lingkungan, sehingga banyak orang yang akhirnya tersadar misalnya jadi ikut menjaga lingkungan, peduli lingkungan," ujarnya.
John juga memandang seni mural sama pentingnya dengan karya seni lain yang bisa dipakai untuk mempercantik tata ruang kota, seperti yang telah dilakukan di beberapa negara di Eropa seperti Perancis yang memiliki taman-taman dengan seni muralnya.
Sementara itu di Indonesia, John masih banyak karya seniman mural yang sering dihapus hingga dicorat-coret oleh pihak-pihak tertentu. Sehingga karya yang sudah bagus menjadi rusak dan tidak nyaman dipandang.
"Mural di fasilitas umum itu bisa dicoret ulang sama siapapun, misalnya sudah digambar serius tiba-tiba besok paginya dicoret, entah itu tanda silang, itukan rawan sekali," ujar John.
Ia pun berharap bahwa akan ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap seniman mural di Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan dinding atau area khusus sebagai media mereka dalam berkarya.
Merespons hal yang sama yaitu dihapusnya mural 404 Not Found, seniman lainnya Darbotz yang berkecimpung di seni mural menilai tindakan aparat memburu pembuat mural berlebihan.
"Kenapa sampai pelakunya dicari sama polisi? Lebay aja sih, jadi yang namanya hapus menghapus itu sudah ada dari dulu," ujar Darbotz kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/8).
Dia mengatakan bahwa gambar-gambar mural yang tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh politik juga sudah cukup sering dihapus oleh aparat.
"Sekarang gambar yang nggak ada politiknya saja dihapus, apa lagi yang seperti itu pasti akan dihapus, dan gambarnya viral ya sudah, sebenarnya saya lebih ke kenapa sampai yang menggambar mural itu dicari sama polisi sih, soal hapus-hapus gambar dari dulu juga sudah sering," ujar Darbotz.
Ia pun berpesan kepada para seniman, khususnya mural agar terus berkarya tanpa harus takut dihapus.
"Gambar aja udah, nggak usah takut" tutupnya.
Sebelumnya, netizen dihebohkan dengan mural wajah Presiden Joko Widodo yang tergambar di sekitar wilayah Batuceper, Kota Tangerang beberapa hari lalu.
Gambar itu memperlihatkan gambar wajah yang mirip dengan Jokowi namun pada bagian matanya ditutupi dengan tulisan 404: Not Found dan berlatar merah.
Source: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210816143848-241-681057/seniman-soal-mural-404-not-found-kritik-dan-nyinyir-beda.
nomorelies dan prabas memberi reputasi
2
1.6K
14
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan