Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

volcom77Avatar border
TS
volcom77
Drama Donasi Akidi Tio Rp2 T, Ini Tokoh-tokoh yang Ikut Komen

Foto: Kolase/Tokoh Bersuara soal akidi tio

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah tokoh penting sebelumnya ikut memberi apresiasi terhadap aksi sosial 'luar biasa' yang dilakukan seorang pengusaha yang memberikan dana bantuan sosial untuk penanganan virus corona (Covid-19) senilai Rp 2 triliun kepada Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel), Irjen Eko Indra Heri.

Beberapa tokoh yang bersuara saat kabar ini menyebar ke publik di antaranya Menteri BUMN periode Oktober 2011-Oktober 2014 Dahlan Iskan, Ketua MPR Bambang Soesatyo, hingga Yusuf Mansur, tokoh agama yang juga dikenal sebagai pengusaha dan pemilik PT Paytren Aset Manajemen.

Ternyata , donasi fantastis oleh keluarga mendiang Akidi Tio, seorang pengusaha asal Aceh, pun tengah diselidiki oleh aparat.

Informasi terbaru, Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) menetapkan Heriyanti, anak mendiang Akidi Tio, sebagai tersangka karena dianggap menyiarkan kabar tidak pasti mengenai pemberian bantuan sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.

Polda Sulsel menggunakan pasal penghinaan negara dan penyiaran berita tidak pasti untuk menjerat Heriyanti.

"Akan kita kenakan UU nomor 1 tahun 1946, pasal 15 dan 16. Ancaman (pidana) di atas 10 tahun karena telah membuat kegaduhan," ujar Direktur Intelkam Polda Sumsel Komisaris Besar Ratno Kuncoro, Senin (2/8), dilansir CNNIndonesia.

Berdasarkan Pasal 15 Undang-undang Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana disebutkan, "Barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun."

Sementara pasal 16 berbunyi, "Barang siapa terhadap bendera kebangsaan Indonesia dengan sengaja menjalankan suatu perbuatan yang dapat menimbulkan perasaan penghinaan kebangsaan, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya satu tahun enam bulan."

Saat ini penyidik masih mendalami motif yang melatarbelakangi Heryanti melakukan hal tersebut.

Pihaknya pun masih menyelidiki seberapa jauh keterlibatan dokter pribadi keluarga Akidi, Hardi Darmawan, yang menjadi perantara dalam pemberian bantuan secara simbolis kepada Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri.

Namun tak berselang lama, pernyataan Kombes Ratno Kuncoro pun langsung dibantah oleh pihak Polda Sumsel di hari yang sama.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi, kemudian menyampaikan pernyataan berbeda.

"Statusnya saat ini masih proses pemeriksaan. Belum (tersangka) " kata Kombes Supriadi, menjawab pernyataan soal Dirintel Polda Sumsel yang menyebut Heriyanti sudah menjadi tersangka di Mapolda Sumsel, Senin (2/8/2021), dilansir Detiknews.

Dia kemudian menjelaskan keperluan Heriyanti datang ke Polda Sumsel. Menurutnya, Heriyanti datang untuk menjelaskan soal bilyet giro terkait pencairan dana Rp 2 triliun itu.

"Ini kan direncanakan akan diserahkan melalui bilyet giro. Sehingga pada waktunya, bilyet giro ini belum bisa dicairkan. Kenapa? Karena ada teknis yang harus diselesaikan," ucapnya.

Dia mengatakan Polda Sumsel mengundang Heriyanti untuk memberi penjelasan. Dia mengatakan tak ada penangkap terhadap anak Akidi Tio itu.


Foto: Kolase/Tokoh Bersuara soal akidi tio

Di luar persoalan 'drama' ini, sebelumnya sejumlah tokoh pun memberi komentar terkait dengan sumbangan tersebut. Gubernur Sumsel Herman Deru misalnya turut mengapresiasi bantuan yang diberikan keluarga almarhum Akidi Tio.

"Sumsel dapat bantuan Covid-19 Dananya sekitar Rp 2 triliun," kata Deru usai penyerahan dana hibah Covid-19 di Polda Sumsel. Pemberian dana bantuan triliunan pada Senin (26/7) itu memang disaksikan Herman Deru dan Dandrem Garuda Dempo (Gapo) Brigjen TNI Jauhari Agus.

Setelah itu, Menteri BUMN periode Oktober 2011-Oktober 2014 Dahlan Iskan juga sempat penasaran dengan sosok pengusaha nasional yang rela menyumbangkan Rp 2 triliun itu.

Baca: Resmi Tersangka! Anak Akidi Tio Kena Pasal Penghinaan Negara

"BUKAN main [dengan huruf besar]. Hanya itu yang bisa saya tulis. Kok ada orang menyumbang uang Rp 2 triliun. Orangnya tidak pernah dikenal. Sudah lama pula meninggal dunia," kata pendiri Jawa Pos ini, dalam kolomnya di situs Disway.id, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (28/7).

Direktur Utama PLN periode 2009-2011 menilai dirinya memang tidak mengenal almarhum Akidi Tio, sebab itu dia pun mencari tahu siapa sebetulnya keluarga pengusaha itu.

"Saya harus menghubungi Prof Dr dr Hardi Darmawan [perantara donasi itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang]. Saya tidak punya nomor telepon beliau. Tapi saya kenal dengan kakak beliau. Yang sejak sebelum pandemi tinggal di Singapura," kata Dahlan.

"Saya hubungi sang kakak. Saya pun mendapat nomor telepon Prof Hardi. Saya kirim WA ke beliau. Lalu Prof Hardi yang menelepon saya kemarin sore. Awalnya beliau saya ajak bicara dalam bahasa Mandarin. Tapi Prof Hardi mengatakan tidak bisa berbahasa ibunya itu. Maka kami pun menggunakan bahasa Indonesia," cerita Dahlan.

Tapi pada intinya, Dahlan menilai di balik nama almarhum yang jarang disebut publik, apa yang dilakukan keluarga mendiang Tio adalah aksi yang luar biasa dan mencerminkan kerendahan hati.

"Berarti pengusaha ini memang luar biasa rendah hatinya. Low profil high profit. Dan yang seperti itu banyak sekali di lingkungan masyarakat Tionghoa. Saya punya banyak teman Tionghoa seperti itu. Sehari-hari hanya pakai sandal. Bajunya pun lusuh dan dari kain yang biasa-biasa saja. Namanya tidak pernah disebut di mana-mana. Tapi uangnya luar biasa banyaknya. Saya malu kalau pakai baju bagus di depan mereka," kata Dahlan.

Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), dalam akun Insgaram @bambang.soesatyo juga ikut menceritakan sosok pengusaha Akidi Tio. Dia menceritakan mendiang pengusaha yang memulai usaha kecap hingga akhirnya memiliki pabrik kecap di Palembang.

Selain itu, Akidi Tio juga punya kelenteng di 10 Ulu dan beberapa tempat di Palembang. Bamsoet juga mengungkap Akidi punya perusahaan Cipta Futura di Muara Enim.

"Akidi Tio juga pengusaha tambang batu dolomit yaitu batu pembuat pupuk," katanya.

Akidi disebut pernah bersumpah kepada keluarganya yang bernama Thong Ju, seorang China Palembang yang kaya raya di era Presiden Soekarno. Bamsoet mengatakan Akidi berjanji jika menjadi kaya, maka akan memberikan sumbangan kepada rakyat Palembang

"Ini terbukti, janjinya (ditepati) melalui wasiat anak cucunya," jelas dia.

Tak hanya itu, Akidi Tio juga sering menyumbang dalam jumlah besar di Sumatera Selatan dan di beberapa wilayah di Indonesia ke panti asuhan yatim, orang cacat dan buta.

Kepala PPATK Dian Ediana Rae mengatakan semestinya sumbangan seperti itu bisa dikoordinasikan dengan PPATK sebelum mempublikasikan aksi sosial ini.

"Untuk ke depannya menangani pemberian sumbangan seperti ini mestinya para pihak koordinasi dulu dengan PPATK sebelum mempublikasikan sumbangan-sumbangan seperti itu, kita kan bisa periksa dulu untuk memastikan kredibilitas setiap calon penyumbang dan menghindari spekulasi di masyarakat," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (2/8).

"Takut nya kalau tidak bisa terealisir, kan malah bisa mengganggu nama baik orang/lembaga yang terkait atau Pemerintah. Mudah-mudahan saja bisa terealisir ya," katanya.

Adapun tokoh agama, investor saham, pemilik pesantren, dan pemilik PT Paytren Aset Manajemen, Yusuf Mansur juga buka suara soal 'drama' ini.

"Kita sudah sempet bahagia se-Indonesia.. ramai-ramai menulis hikmah... ramai-ramai belajar kepedulian dan kesederhanaan. Sisi ini kan bisa jalan terus, tanpa peduli prank atau bukan [soal sumbangan Akidi Tio. toh semua trjadi sebab seizin-Nya [Tuhan]," kata YM, panggilan akrabnya di akun Instagram, @yusufmansurnew.

"Saya sendiri sempet nulis, kekaguman terhadap anak-anak almarhum penyumbang... pendidikan kayak apa yang bikin anak-anak almarhum bisa tetep mau sedekahin harta ayahnya yang sudah lama wafat... pasti ini anak baik dari pendidikan baik. Nah sisi ini, bisa jalan terus, dijadikan juga sebagian dari goals. Punya anak-anak yang suka berbagi dan inget wasiat ayah ibu... pesan ayah ibu...dan hikmah2 lain...


[[]]
"SEHAT ITU BUKAN KEMEWAHAN. SEHAT ITU MURAH, TAPI MENJADI MAHAL KETIKA SEHAT TELAH BERUBAH MENJADI SAKIT.
SEMOGA KITA SEMUA SELALU DI BERIKAN KESEHATAN GUYS"
tepsuzot
songosongo
songosongo dan tepsuzot memberi reputasi
2
1.2K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan