Polemik kegagalan timnas Inggris di final Euro 2020 masih terus jadi perbincangan.

Dan tentu saja, pemilihan pemain-pemain yang jadi eksekutor penalti di babak adu penalti jadi bahasan utama.


Dok. Twitter/@goal

Gareth Southgate dikritik karena memasukkan nama pemain muda macam Rashford, Sancho, dan Saka yang terbukti ketiganya gagal melaksanakan tugas dan akibatnya Inggris harus merelakan gelar juara jatuh ke tangan Italia.

Banyak orang yang menyayangkan kenapa nama-nama pemain senior, seperti Sterling, Henderson, dan Luke Shaw malah tidak jadi eksekutor utama di babak tos-tosan itu.

Orang-orang menganggap kalau saja pemain senior jadi eksekutor utama, nasib Inggris mungkin akan berbeda.

Namun, mantan pemain timnas Inggris Michael Owen justru punya pandangan lain.



Menurut Owen, memasang pemain senior untuk jadi eksekutor utama tak menjamin Inggris akan meraih kemenangan atas Italia.

Melalui cuitan di Twitter, Owen mengatakan bahwa sejak 1990, sudah banyak pemain senior di timnas Inggris yang mengambil tanggung jawab sebagai eksekutor penalti dan tetap gagal menjalankan tugasnya.

Nama besar seperti Stuart Pearce, Paul Ince, David Beckham, hingga Steven Gerrard dan Frank Lampard adalah pemain-pemain berusia di atas 25 tahun yang pernah jadi eksekutor penalti dan gagal menceploskan bola ke gawang.

Bahkan, Owen menyebut nama pelatih timnas Inggris saat ini, Gareth Southgate, sebagai salah satu pemain senior yang gagal menjalankan tugasnya.



"Seperti yang saya katakan, teori itu (pemain senior harus jadi eksekutor utama) adalah hal yang tak masuk akal," kata Owen.

Owen dalam cuitan lain menyebut bahwa teori yang mengatakan pemain muda tak seharusnya jadi eksekutor utama sangat tak masuk akal.

Justru, lanjut Owen, pemain muda biasanya tidak punya beban besar saat menjalankan tugasnya karena mereka punya rasa percaya diri yang tinggi dan tak punya rasa takut sama sekali.



Dan akhir kata, Owen mengatakan bahwa skuad Inggris di Euro 2020 punya masa depan cerah karena diisi pemain muda kelas atas dan pastinya kekalahan di final Euro 2020 akan jadi pelajaran berharga bagi mereka semua.