Virus Covid Tak Menyebar Seperti DBD, Berhentilah Serba Khawatir

Beranda
Komunitas
News
Berita dan Politik
Virus Covid Tak Menyebar Seperti DBD, Berhentilah Serba Khawatir

Kukuhferlanda

07-07-2021 07:37

Virus Covid Tak Menyebar Seperti DBD, Berhentilah Serba Khawatir

Bisnis, JAKARTA - Di tengah wabah Covid-19, publik mudah cemas dan karena itu selalu butuh kepastian rasa aman. Disinfektasi selama ini dianggap sebagai jalan keluar untuk berjaga mencegah virus Covid-19 menyebar. Namun, bisa jadi itu hanya rasa aman semu. Pangkalnya, virus Covid tidak tinggal dalam jentik nyamuk penular virus demam berdarah dengue. Itu sebabnya, sterilisasi atau fogging ruangan di rumah yang telah dijadikan tempat isolasi mandiri penderita Covid dinilai sebagai hal yang tidak perlu.

Ahli patologi klinis Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan sterilisasi atau fooging bukan jalan keluar untuk mengatasi wabah Covid-19. Virus penyebab Covid-19 terdapat dalam sel tubuh manusia. Ia tidak bersemayam pada jentik, seperti virus penyebab DBD. Untuk DBD, benar jika dilakukan sterilisasi atau fogging. Bahkan perlu dilakukan dengan pola waktu yang tepat, agar dapat dengan tepat memotong siklus hidup jentik. Namun, pada kasus Covid-19 penanganannya berbeda.

Terhadap penderita Covid-19 tentu saja tidak mungkin dilakukan sterilisasi atau fogging. Itu sebabnya sterilisasi atau fogging sebenarnya bukan pilihan yang tepat. Apalagi menggunakan bahan cairan yang justru tidak ramah lingkungan. Bagaimana dengan penggunaan chamber spray?

“Itupun sebenarnya tidak efektif. Yang dilakukan di Vietnam, hanya menggunakan air garam (tentu dengan komposisi atau proporsi, dan mekanisme tertentu). Tujuannya untuk membersihkan hanya bagian luar tubuh. Tentu tidak bisa membersihkan virus di dalam tubuh.” Jelas Tonang.

Lantas bagaimana dengan rumah yang penghuninya baru selesai isolasi mandiri? Menurut Tonang sebaiknya aktivitas membersihkan ruangan atau tempat isolasi dilakukan oleh yang bersangkutan, semua pintu dan jendela dibuka. Bersihkan lantai dengan cairan pembersih lantai biasa. Lalu, bersihkan permukaan meja, kursi, peralatan rumah tangga dengan cairan pembersih biasa. Sambil didorongkan angin dengan kipas ke luar rumah.

“Tidak perlu disemprot. Kalau Anda merasa benar-benar baru puas bila disemprot, ikuti cara di Vietnam: hanya dengan air garam (konsentrasi rendah, hanya 1/4-1/2 sendok the per 1 L air). Ini maksudnya secara psikis saja. Setelah dilakukan pembersihkan, biarkan tetap terbuka, kipas angin tetap menyala, udara mengalir bebas selama 1-2 jam. Setelah itu, kembali dapat beraktivitas kembali seperti biasa," ujar Tonang.

Baca : Lawan Covid-19, Luar Jawa Bali Diminta Perketat PPKM Mikro

Penyemprotan untuk Covid memang ada, namun itu untuk dilakukan di ruang-ruang khusus dan tertutup seperti misalnya ruang perawatan pasien di RS, ruang tindakan bedah atau diagnostik dan sejenisnya. Itu pun ada komposisi cairannya tersendiri. Tujuannya tidak hanya untuk virus Covid. Tindakan itu memang benar-benar untuk membersihkan ruangan-ruangan tersebut. Kemenkes sudah menerbitkan buku tentang hal tersebut sekitar 1 tahun lalu. Lalu, kalau tetangga kita harus di rawat di rumah sakit dan rumahnya ditinggalkan kosong, bagaimana cara kita membantu menjaga rumahnya?

Sejauh ini, diketahui bahwa bertahannya Covid di permukaan benda-benda dengan aliran udara bebas di sekitarnya adalah 1-2 jam. Setelah itu droplet akan kering dan virus akan mati. Syaratnya adalah udara mengalir bebas di sekitarnya. Untuk itu, biarkan dulu rumahnya kosong sampai 24 jam sejak ditinggalkan penderita ke rumah sakit.

Buka semua pintu dan jendela, lalu pasang kipas angin ke arah luar, tinggalkan untuk membersihkan halaman rumah terlebih dahulu. Tunggu proses ventilasi demikian selama minimal 2 jam. Setelah 2 jam Anda diperbolehkan masuk lagi untuk membersihkan ruangan, misalnya untuk mengepel lantai.

Spoiler for Disinfeksi Bermanfaatkah?:

Disinfeksi Bermanfaatkah?

Dari penjelasan Tonang jelas bahwa virus Covid tinggal dalam tubuh manusia. Kalau pun ada yang menempel dalam droplet, virus pun tidak akan bertahan lama. Lalu, efektifkan upaya disinfeksi di jalan-jalan raya dan ruang terbuka?

Dengan berdasar penjelasan Tonang, kita sudah bisa mengira bagaimana jawabannya. Itu sebabnya, ketika pemerintah di sejumlah daerah di Indonesia melakukan disinfeksi di jalan-jalan raya dan ruang terbuka seorang dokter di AS justru melontarkan kritik.

Menurut dokter Faheem Younus, kegiatan tersebut hanya buang-buang waktu, uang, dan energi. “Benar-benar buang-buang waktu, uang, dan energi. Desinfeksi permukaan TIDAK diperlukan di jalan dan ruang terbuka. Rumah sakit dan kamar dengan pasien COVID adalah cerita lain,” ujarnya melalui akun Twitter @FaheemYounus, Selasa (6/7/2021).

Dia juga mengkritik pembelian dan penggunaan disinfektan berlebihan terutama di rumah tangga. Dia mengarahkan agar uang yang digunakan untuk membeli disinfektan bisa digunakan untuk membeli masker saja. “Cuci tangan Anda dan belanjakan uang Anda untuk masker,” tegasnya.

Dokter Younus juga menjelaskan, bahwa Covid-19 umumnya menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat atau udara di dalam ruangan. Adapun penyebaran lewat permukaan sangat langka terjadi. “Berhentilah mengkhawatirkan pegangan, gagang pintu, koran, pakaian, bahan makanan. Cuci tangan saja, fokus di tempat yang penting,” ujarnya.

Penjelasan Ahli patologi klinis Tonang Dwi Ardyanto dan cuitan Faheem Younus menjelaskan bagaimana kita mesti bersikap menghadapi Covid-19. Di luar itu, terkait ancaman DBD di Indonesia, sambil mewaspadai penularan Covid-19, publik perlu juga berjaga atas kemungkinan terjangkit demam berdarah dengue.

Sumber : Bisnisindonesia.id

Diubah oleh Kukuhferlanda 07-07-2021 07:38

Bk.cokorda dan chatcare memberi reputasi

Kutip

Balasan

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Urutan

Terbaru

Terlama

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Komunitas Pilihan