Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Jenis-Jenis Senjata Pelontar Granat TNI & Polri 2021
Granat merupakan senjata peledak yang umumnya terdiri dari cangkang logam yang berisi pahan peledak, saat meledak pecahan cangkang besi ini akan terlempar ke segala arah dengan kecepatan tinggi. Biasanya granat digunakan dengan cara dilempar menggunakan tangan, untuk meningkatkan jangkauan, maka digunakan senjata pelontar granat. Ada beberapa tipe senjata pelontar granat, yaitu sebagai berikut:

1. Stand Alone Grenade Launcher: Merupakan pelontar granat yang berdiri sendiri, tidak terintegrasi dengan senjata lain.

2. Grenade Launcher Modul: Berupa modul yang dipasang pada senjata lain, misalnya senapan serbu. Biasanya dipasang di bawah laras senjata.

3. Multiple Grenade Launcher: Memiliki beberapa granat yang siap tembak.

4. Automatic Grenade Launcher: Menembakkan granat secara rentetan, seperti senapan mesin.


Pada kesempatan kali ini, ane akan mengenalkan agan dan sista dengan beragam jenis pelontar granat yang digunakan oleh TNI dan satu jenis pelontar granat milik Polri, ane mulai dari pelontar granat buatan Paman Sam.


1. M203



Source: anareus.cz


Negara Asal: Amerika Serikat
Produsen: US Ordnance, Diemaco, Airtronic USA dll
Tipe: Grenade Launcher Modul
Keliber: 40 x 46 mm
Panjang Laras: 305 mm
Bobot: 1.6 kg
Jarak Tembak Efektif: 350 m

Rancangan pelontar granat ini dibuat oleh AAI Corporation pada periode 1967-1968 untuk kebutuhan prajurit Amerika. Menyadari kebutuhan prajurit Amerika akan pelontar granat yang terintegrasi pada senapan, maka debut perdana M-203 langsung disandingkan dengan senapan serbu M-16 A1. Begitu diluncurkan pada tahun 1969, tak lama berselang, di awal tahun 70-an, M-203 langsung di uji coba secara masif di medan Perang Vietnam.

Senjata ini umumnya di pasang pada M16 standar, tapi juga bisa dipasang pada varian lain M16, misalnya M4 Carbine dan C7 (M16 versi Kanada). Senjata ini sudah puluhan tahun bersanding dengan M16, namun pada tahun 2020, perannya mulai digantikan oleh M320, sebagai pelontar granat standar pasukan AS. M203 punya panjang 38 cm dan panjang laras 30,5 cm.

Senjata ini pada pengoperasiannya, dipasang pada bagian laras senapan M16. Peluru di isi dari bagian belakang laras, saat mengisi dan mengeluarkan peluru, laras senjata ini digeser ke depan. TNI sudah menggunakan M203 sejak era Orde Baru, kedatangannya bersaamaan dengan masuknya M16 ke Indonesia. Senjata ini dimiliki secara terbatas oleh satun elite TNI, misalnya Kopassus, Paskhas dan Marinir.


2. SPG1



Varian SPG1 V2.

Source: pindad.com


Negara Asal: Indonesia
Produsen: PT Pindad
Tipe: Greande Launcher Modul
Keliber: 40 x 46 mm
Panjang Laras: 305 mm
Bobot: 1.6 kg
Jarak Tembak Efektif: 350 m

Salah satu pelontar granat yang paling banyak digunakan TNI saat ini adalah SPG1. SPG di sini bukan "Sales Promotion Girl", melainkan akronim dari "Senjata Pelontar Granat 1". SPG1 sendiri adalah lisensi dari M203, dari panjang laras dan bobotnya pun tidak jauh beda. Senjata ini umumnya dipasangkan dengan senapan serbu SS1 dan SS2.

SPG1 sudah dikembangkan dalam berbagai varian, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

- SS1 V1: varian awal yang digunakan untuk senapan serbu SS1.

- SS1 V2: varian pengembangan yang dipakai pada SS1 dan SS2.

- SS1 V3: digunakan pada senapan serbu R5 yang dipakai oleh Batalyon Raider, varian ini punya laras lebih pendek.

- SS1 V4: varian terbaru untuk dipasang pada senapan serbu SS2.

Bobot SPG1 adalah 1.6 kg, jika dipasang pada senapan serbu SS2 dengan magazen penuh dan granat terisi, berat totalnya mencapai 6 kg. Seperti halnya M203, SPG1 menembakkan granat jenis low velocity, hal ini bertujuan agar recoil tidak terlalu besar. Karena peluru berkecepatan rendah, maka untuk menembak jauh, senjata harus diarahkan ke atas dengan lintasan tembakan melengkung. Untuk itu senjata ini dilengkapi alat bidik quadran, yang dapat diatur untuk jarak 50-400 m dengan gradasi setelan jarak 25 m.


3. GP25



Source: guns.fandom.com


Negara Asal: Rusia/Uni Soviet
Produsen: Izhmash, Kalashnikov Concern, Zastava
Tipe: Grenade Launcher Modul
Keliber: 40 mm
Panjang Laras: 120 mm
Bobot: 1.5 kg
Jarak Tembak Efektif: 350 m

GP merupakan akronim dari "Granatomyot Podstvolnyj", artinya pelontar granat yang dipasang di bawah laras.Varian ini digunakan untuk keluarga senapan serbu AK-47. Pertama kali diproduksi tahun 1975, dan digunakan tentara Uni Soviet pada tahun 1978. Senjata ini sudah hadir dalam beberapa varian, antara lain ada GP30 yang yang lebih ringan. Selain itu ada varian terbaru yang dibuat oleh Izhmash, yakni GP34 yang punya keamanan dan kehandalan yang ditingkatkan.

Berbeda dengan pelontar granat pada umumnya, untuk mengisi granat GP25 dilakukan dari depan. Selain itu, granat milik GP25 tidak memiliki selongsong. Propellan sebagai pendorong granat berada di bagian belakang, karena setelah menembak tidak perlu mengeluarkan selongsong, maka dalam waktu yang sama GP25 mampu menembak lebih banyak. Di Indonesia, GP 25 dipakai oleh Batalyon Intai Amfibi dari Korps Marinir.


4. AG 36



Source: tacticalstore.se


Negara Asal: Jerman
Produsen: Heckler & Koch
Tipe: Grenade Launcher Modul & Stand Lone Grenade Launcher
Keliber: 40 x 46 mm
Panjang Laras: 280 mm
Bobot: 1.5 kg
Jarak Tembak Efektif: 350 m

Serupa dengan M-203, AG36 juga menganut sistem penembakkan single shot yang dioperasikan dalam pola high low system, dan di reload secara manual. Untuk sistem pengisian granat, laras agak diputar ke samping. Senjata ini juga dilengkapi gagang, sehingga saat dilepas dari laras senapan serbu, senjata dapat digunakan sendirian, artinya bisa berubah peran menjadi stand alone grenade launcher. AG merupakan akronim dari "Anbaugranatwerfer", artinya pelontar granat yang terpasang.AG 36 menjadi pasangan dari senapan serbu G36, di Indonesia keduanya dipakai oleh Denjaka dan Paskhas.



5. STK 40 AGL



Source: stengg.com


Negara Asal: Singapura
Produsen: ST Kinetics
Tipe: Automatic Grenade Launcher
Keliber: 40 x 53 mm
Panjang Laras: 350 mm
Bobot: 33 kg
Jarak Tembak Efektif: 1500 m

Senjata ini dibuat oleh tetangga kita, yakni Singapura. STK merupakan akronim dari ST Kinetics, pabrikan pembuat senjata ini. Angka 40 menunjukkan kaliber granat, sementara AGL adalah akronim dari "Automatic Grenade Launcher". Dulunya senjata ini bernama CIS 40, CIS adalah akronim daru "Chartered Industries of Singapore", pabrikan pembuat senjata ini, kemudian berganti nama menjadi ST Kinetics.

Senjata ini sudah diproduksi sejak tahun 1991 hingga sekarang, sudah digunakan banyak negara, seperti Thailand, Peru, Sri Lanka, Filipina Mexico dll. Dengan pola linked belt dan mekanisme blow back, senjata ini dapat memuntahkan antara 350 hingga 500 granat per menit. Dalam penggunaanya, STK AGL 40 memakai cartridge box yang berisi 32 butir amunisi.

Tipe amunisi STK AGL 40 terbagi dua, yaitu high velocity dan low velocity. Sedangkan untuk hulu ledak tersedia dengan pilihan HE (high explosive), HEDP (high explosive dual purpose), flare, thermobaric, target practice, infrared illumination, dan non lethal. Yang terakhir, yaitu non lethal, bisa difungsikan sepeti granat asap dalam pembubaran demonstrasi.

Umumnya senjata ini terpasang pada kendaraan taktis TNI, contohnya senjata ini terpasang pada jeep Land Rover Defender MRCV, Alvis Mamba, Flyer 4×4, APC Anoa dan Casspir MK3. Sementara Kopaska memasang AGL 40 pada X38 Combat Boat. Jika digunakan oleh pasukan infantri, biasanya senjata ini dilengkapi dengan tripod. Karena dipasang pada kendaraan taktis dan tripod, jangkauan tembaknya bisa lebih jauh, untuk jarak tembak maksimumnya bisa mencapai 2200 m. PT Pindad juga memiliki lisensi untuk membuat senjata ini, senjata tersebut kemudian diberi nama SPG3.




STK 40 AGL terpasang pada Land Rover MRCV Kopassus.

Source: indomiliter.com




6. Milkor MGL



Source: wikipedia.org


Negara Asal: Afrika Selatan
Produsen: Milkor Pty Ltd
Tipe: Multiple Grenade Launcher
Keliber: 40 x 46 mm
Panjang Laras: 300 mm
Bobot: 5.3 kg
Jarak Tembak Efektif: 350-400 m

Senjata pelontar granat tidak hanya tersedia dalam mode tunggal, yang harus diisi ulang setiap kali menembak, ada juga tipe senjata multiple. Salah satu senjata ini adalah Milkor, dengan bentuk seperti revolvel besar dengan 6 silinder. Senjata ini dibuat oleh Afrika Selatan, prototype-nya diperkenalkan pertama kali tahun 1981. Sementara tahun 1983 mulai diproduksi secara massal. Saat ini sudah digunakan oleh 50 negara, di Indonesia, senjata ini dipakai oleh Batalyon Intai Amfibi dan Kopaska.

Milkor menggunakan kombinasi mekanisme gas dan pegas untuk memutar silinder, saat ditembakkan, tekanan pegas mendorong piston yang mengunci silinder. Kemudian silinder akan memutar karena dorongan pegas dan siap menembakkan granat berikutnya. Saat akan diisi ulang, silinder ini harus diputar dengan tangan, untuk mengaktifkan pegasnya.


7. Pelontar Granat Polisi: Arsenal SAGL



Source: Audrey/detikcom


Negara Asal: Bulgaria
Produsen: Arsenal Js Co
Tipe: Stand Alone Grenade Launcher
Keliber: 40 x 46 mm
Panjang Laras: 230 mm
Bobot: 2.6 kg
Jarak Tembak Efektif: 350 mm

Selain TNI, Polri juga memiliki senjata pelontar granat, pembelian senjata ini sempat menimbulkan polemik. Dikutip dari tempo.co (01/10/2017), tercatat Polri sudah tiga kali melakukan pembelian senjata ini. Secara bertahap, senjata ini datang pada periode tahun 2015, 2016 dan 2017. Senjata ini menjadi pegangan Korps Brimob, belum diketahui secara rinci, berapa jumlah pelontar granat yang dibeli dan kini dimiliki Polri.

Pelontar granat ini termasuk tipe SAGL alias "Stand Alone Grenade Launcher", yang artinya bisa dioperasikan sendiri tanpa harus dipasang pada laras senapan serbu. Menurut Kepala Korps Brimob Kepolisian RI Inspektur Jenderal Murad Ismail yang waktu itu menjabat pada tahun 2017, beliau menegaskan bahwa senjata yang digunakan Brimob bukan untuk membunuh, tapi untuk efek kejut. Meski begitu, senjata ini masih jadi polemik sampai sekarang, karena Brimob adalah satuan yang sering bersinggungan dengan masyarakat, terutama dalam demo berskala besar. Kurangnya pemahaman masyarakat serta sebagian media massa, menjadi akar dari polemik tersebut.

Seperti halnya pelontar granat milik TNI, Arsenal SAGL juga bisa menggunakan berbagai jenis granat. Dikutip dari detik.com (10/10/2017), Polri mengkonfirmasi pemakaian granat tipe HEFJ (High Explosive Fragmentation Jump). Granat ini ketika ditembakkan dan begitu menyentuh tanah, maka granat akan meluncur ke atas dan meledak di udara dengan ketinggian 2 sampai 5 m. Ketika meledak di atas, musuh akan sulit berlindung, baik dibalik barikade maupun dengan tiarap.



THE END



Demikian sedikit ulasan mengenai senjata pelontar granat yang digunakan oleh TNI maupun Polri, umumnya senjata ini memang dipakai oleh TNI. Namun, saat ini Polri juga melengkapi Korps Brimob dengan senjata pelontar granat, yang sampai saat ini pemakaian senjata ini masih menimbulkan polemik di masyarakat. Sekian dulu dari ane gan sist, sampai jumpa emoticon-Angkat Beer





Referensi: pindad.com, indomiliter.com, https://nasional.tempo.co/read/10210...sagl-mematikan, detik.com
Image Source: google image dan berbagai sumber
Diubah oleh si.matamalaikat 28-06-2021 11:46
edv039
asamboigan
anton2019827
anton2019827 dan 24 lainnya memberi reputasi
23
6.9K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan