Himbauan untuk kembali lockdown hingga pertengahan bulan Juli 2021 diterbitkan untuk beberapa daerah Jawa dan Bali. Seharian ini ane melihat perkembangan dari portal berita dan info langsung temen-temen yang memang berada di zona kritis yang mendapat arahan untuk melakukan #wfh atau melakukan kerja secara online dan beberapa malah ada yang dirumahkan pada saat lockdown tersebut.

Selain kepanikan karena banyak jalan yang ditutup dan akses yang diberikan hanya untuk kalangan tertentu, hal yang sama terjadi pada masyarakat yang berusaha untuk memenuhi pasokan makanan untuk jangka waktu 2 mingguan kurang lebih. Panic buying terjadi dibanyak tempat, dan yang menjadi hot item dalam penjualan adalah susu steril atau susu beruang yang iklannya naga itulah ya.

Seperti yang terlihat pada video unggahan ig @jakarta.keras, dimana pada pelanggan saling berebut untuk membeli dan yang menjadi target utama pembelian adalah susu steril tadi. Ada apa sih dengan susu steril ini, kok sampe diburu segitunya oleh masyarakat kita?

Menurut info yang pernah ane dapat saat konsul dokter beberapa waktu yang lalu, susu steril memang banyak manfaatnya, misalnya dapat meningkatkan kualitas tidur, mencegah daripada esteoporosis, mempercepat proses pemulihan menetralkan racun, mencegah penuaan dini, bisa membersihkan organ dan juga darah dan masih banyak lagi.

Dari banyaknya manfaat dari susu steril ini, mungkin manfaat bisa meningkatkan imun ini yang paling menarik hingga banyak diburu oleh masyarakat yang mengerti betul jika tubuh dengan sistem imun yang lemah mudah terjangkit oleh virus corona ini.

Tapi apakah cukup hanya dengan minum susu itu lantas imun tubuh membaik? tentu tidak kan? Ada banyak cara lain yang bisa dipakai untuk meningkatkan imun tubuh dan memproteksi diri dari serangan virus covid yang tengah menjadi momok di masyarakat. Jadi kalo menurut ane (kebanyakan) masyarakat kita ini sibuk pada saat sudah menjadi genting, sedang pada saat kondisi masih belum parah, pengabaian atas prokes kerap dilakukan.

Prilaku seperti ini yang sebenarnya menambah 'keruh' suasana. Melihat angka yang terjangkit semakin naik hingga adanya anjuran ketat untuk #wfh baru deh berasa diketok tuh kepala pake pentungan satpol PP. Ujung-ujungnya ya kayak begini, panik yang berlebihan. Padahal jika prokes dilakukan dengan baik, dan anjuran untuk 5M (eh, lima atau tiga sih? ) dipatuhi, ane rasa ngga akan seheboh dan sepanik ini. Kenapa ane bilang heboh, karena kejadian ini pernah terjadi pada saat anjuran penggunaan masker mulai diterapkan. Sama kasusnya kan? semua berbondong-bondong borong bahkan nyetok masker, hingga harga masker udah hampir setara emas aja keknya saat itu,, berharga banget pokoknya, beeeuh!

Jadi apa sih maksud sambatan ane kali ini, hmm jadi gini menurut ane menghadapi krisis yang semakin mengerikan ini yang pertama jangan panik, ikuti saja apa yang dianjurkan oleh pemenrintah, cari tau informasi yang benar dan proteksi diri sendiri dan lingkungan terdekat dengan selalu mematuhi prokes yang berlaku.

Jangan sok-sokan ngeyel deh kalo ujung-ujungnya parno juga. Atau kalo emang yang 'berani' pun jangan sok juga kemana-mana ngga mau maskeran dan abai dengan prokes, karena ente mungkin ngga takut dengan virus ini, tapi siapa yang bisa jamin, kalo anda bisa saja adalah carrier, alias sumber penyebaran virus itu tadi. Paham kan?

Kalo ada yang komen, ya terserah aja sih, duit-duit dia, kok ente yang sibuk? Okey, ane bukan mo sibuk, cuma gemes aja sama yang modelnya panikan tapi pas kondisi belom parah abai prokes, gitu! Dan pas berebut gitu bukannya malah berpotensi untuk saling menularkan ya? bisa aja kan?

Yuk, sama-sama sadar diri untuk selalu memproteksi diri dan sebisa mungkin memutuskan penyebaran virus yang sudah masuk ke level kritis.
Semoga Agan Sista selalu sehat dan semoga keadaan bisa kembali pulih seperti sebelumnya. Sekian dari ane. Terima kasih.

:terimakasih:terimakasih:terimakasih

Ulasan dan Opini Pribadi
referensi