Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zaeni96Avatar border
TS
zaeni96
Yakin Kita Sedang Memberantas Korupsi?


Apa kita sungguh-sungguh membicarakan pemberantasan korupsi? Kalo iya, mengapa kita justru meributkan warna kucing sementara tikus-tikus tertawa melihatnya?
Apa kita sendiri yakin sedang dalam sebuah sistem yang memberantas korupsi?
Atau kita sendiri ragu, itu korupsi apa bukan ya?

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Esensinya adalah perkara! Kita akan berbicara sebuah lembaga pemberantasannya, yang berjibaku di dalam lorong got-got gelap yang berisi puluhan kerajaan tikus yang penuh tipu muslihat. Lengah sedikit, bukan tikus didapat, justru pemburunya yang tiba-tiba berompi orange sesaat keluar dari got. Tikus tertawa dan bahkan dianggap pahlawan. Di negeri ini, kita bicara tikus-tikus yang sudah menjadi kerajaan, tali silangnya sudah ribet dan ke mana-mana, tapi kucingnya malah ikut-ikutan loncat seperti kelinci. Kan jancuk!

Perubahan UU KPK menghasilkan banyak tetek bengek baru yang mengubah sistem lama KPK. Yang membuat pasti Pemerintah bersama DPR, KPK yang dulunya dipandang independen diubah menjadi bagian dari rumpun kekuasaan.
Kenapa harus diubah. Lugas saja. Ini karena dua hal, karena ada kepentingan, atau untuk melawan suatu kepentingan. Pertanyaannya, kepentingan mana yang benar-benar berpihak kepada gerakan melawan korupsi?

Sejauh mana kita bisa yakin bahwa sebuah tes dilakukan untuk kepentingan profesionalisme dan bukan sebagai alat screening orang. Jawabannya mungkin bisa ditanyakan pada rumput yang bergoyang, itupun kalau ada angin, kata Ebiat G Ade.

Jawaban mungkin tidak bisa kita temukan, tapi indikasinya bisa kita catat dan simpulkan.
Metode TWK memakai 2 cara: multimetode dan multiasesor. Asesornya tidak cuma BKN melainkan Dinas Psikologi TNI AD, BNPT, BAIS, dan Pusat Intelijen TNI AD. Para asesor itu juga bertindak sebagai Tim Observer yang "mengontrol" setiap tahapan. Tiga aspek yang diukur adalah integritas, netralitas, dan antiradikalisme. 

Kamu mungkin bisa menerka pertanyaan apa yang mungkin ditanyakan pada saat tes tersebut. Pastinya bukan sekadar tes biasa, jebakan kalimat dan jawaban serta efek psikologis dan ilmu intelijen bermain di sana. Tapi ternyata ada 1.000-an peserta yang lolos dan yang tidak lolos hanya 75 orang.

Masalahnya bukan di keharusan tesnya, karena semua aparatur negara pasti diberikan tes tentang kebangsaan, pun bukan kredibilitas lembaga yang terkait. Melainkan kita harus bertanya ada kepentingan terselubung apa di balik praktik ini semua. Sebab, jika korupsi secara konsep ekonomi-politik adalah siapa mendapatkan apa dengan memanfaatkan siapa maka kontrapemberantasan korupsi adalah siapa menggunakan apa untuk melindungi siapa.

Fokus kita bersama adalah mencari sosok pemberantas korupsi yang jujur, berani, berintegritas sesuai kualifikasi profesional dan peraturan perundang-undangan negara. Kita tidak mencari orang yang seksnya "normal", keluarganya harmonis, kita juga tidak sedang mengukur iman orang kan?

Tapi untuk menjadi ASN salah satu aturannya adalah lolos tes kebangsaan.
Betul, setuju, secara administratif-formal. Tapi ingat tujuannya untuk apa. Nyatanya jutaan tes dan penataran sudah dilakukan di negara ini tetap saja banyak pejabat yang korupsi, kok. Artinya, tes-tes itu perlu kita kritisi dari segala sisi mengenai efektivitas, metode, dan pencapaian tujuannya. Karena makin kesini kok makin jauh dari esensinya. 

Kembali ke KPK, sejak 2004 memang tebang pilih kasus itu ada. Semua digodog atas banyak pertimbangan teknis (masa penahanan, ketersediaan alat bukti dsb), pertimbangan kerugian negara, ada juga pertimbangan politik (pemilu, jabatan), pertimbangan kedekatan dengan pimpinan, pertimbangan bisnis (laporan keuangan, aksi korporasi), dll. Itu banyak pemainnya. Melibatkan orang luar maupun dalam dari segala jenis kepentingan. Inilah kenapa KPK menjadi sangat strategis. Karena posisinya itulah banyak "tikus" yang ingin mengamankan diri dari endusannya. Caranya? Ya lilitkan diri Anda ke pertimbangan-pertimbangan yang menyulitkan KPK. Menempel dengan kekuasaan misalnya, atau lebih aman lagi, menempel dengan kekuasaan di dalam KPK itu sendiri.

Karena ya, kalau mau blak-blakan, tak semua jargon pemberantasan korupsi yang digemborkan dilakukan atas dasar menyelamatkan negara dan memburu tikus yang mengerat sumber daya negara sehingga memotong hak banyak warga negara lainnya. Pemberantasan korupsi juga bisa jadi komoditas. Orang bisa dapat nama plus uang hanya dengan topeng memberantas korupsi.

Atas nama pemberantasan korupsi, orang bisa terkenal, terlihat suci, punya penggemar, massa, bahkan laskar. Kerjaannya? Tetap dong memberantas korupsi, tentunya atas pesanan koruptor yang lebih besar lagi agar kasusnya tertutupi.


Masih banyak artikel nyeleneh lainnya di
www.cangkeman.net
Update artikel baru setiap hari!

orgbekasi67
evywahyuni
26huruf
26huruf dan 2 lainnya memberi reputasi
3
819
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan