Selamat pagi, siang, malam gansist di belahan bumi manapun. Bagaimana kabar di akhir bulan seperti ini? Ane harap semuanya dalam kondisi baik dan sehat.

Di event kali ini, ane ingin berbagi kisah seorang single mom.Wanita ini teman kecil ane. Walaupun sekolahnya enggak seangkatan, tapi kami seringkali bermain dan ngeluyur bareng.
Eka namanya. Dua kali menyandang status sebagai single parent dengan alasan berbeda yang melatarbelakanginya.

Ane enggak akan membagi kisah mengapa Eka menjadi seorang single parent sampai dua kali. Tapi, perjuangannya dalam menghadapi masalah setelah menjadi janda-lah yang akan ane bagi. Dan sungguh perjuangannya ini sangat patut dihargai dan apresiasi.

Semenjak menikah, Eka menjalani pekerjaan sebagai penjual makanan matang keliling dari kampung ke kampung. Awalnya profesi tersebut sekadar untuk meringankan beban suaminya. Secara sang suami hanya buruh serabutan.

Namun, suratan takdir mengantarkan Eka menjadi seorang single parent. Dan akhirnya profesi tersebut menjadi mata pencaharian utamanya guna menghidupi ketiga anaknya yang masih kecil.

Macam-macam makanan dan sayur matang Eka jajakan keliling kampung dengan berjalan kaki. Kadangkala jika, dagangannya masih banyak, kampung sebelah tak luput dari tujuannya.

Dari mulai sayur matang: urap-urap, tumis pepaya muda. Ada juga rujak tumbuk, keripik-keripik, kerupuk, jajanan pasar dan masih banyak lagi menu lainnya yang Eka jual. Tidak semua masakan dia yang membuat, sih. Beberapa, ada yang ambil dari tetangga yang memang penjual sayur dan makanan (warung). Eka hanya mengambil untung yang tak seberapa.

Yang kadangkala membuat ane ikut sedih tuh saat tahu dagangan yang dia jajakan masih penuh, sedangkan cuaca sedang tak bersahabat. Sebagai teman ane enggak bisa bantu lebih. Paling banter membeli dagangannya lebih banyak dari biasanya.



Ane tahu persis sebesar apa rupiah yang didapat dari satu makanan yang laku. Jadi, melihat perjuangan Eka sedemikian rupa membuat ane salut padanya. Dia enggak gengsi. Padahal umurnya terbilang muda, baru tiga lima. Bisa saja kan dia berpikir praktis; Pergi ke kota, mencari pekerjaan yang gajinya lebih besar. Sementara urusan anak bisa dititipkan sama kakek neneknya tanpa harus menggaji. Tapi itu tidak Eka lakukan. Eka memilih berjuang di kampung halaman sendiri dan mengurus anak-anaknya. Walaupun berat dan benar-benar penuh perjuangan. Barangkali inilah yang dinamakan #ThePowerOfSingleParent. Kekuatannya mengalahkan apapun rintangan yang menghadang.

Sebagai teman, ane merasa terharu atas perjuangan Eka tersebut. Salut atas kegigihannya dalam mencari nafkah yang halal untuk anak-anaknya.
Semoga kisah teman ane bisa diambil pelajarannya bagi kita semua, khususnya yang nulis.

Terima kasih atas kesediaan gansist meluangkan waktu untuk mampir di thread ane kali ini. Sampai jumpa lagi.

======
gegerorion124
©2021
Foto: dokpri
Tulisan: narasi pribadi