Oh ada apa gerangan
Dengan ekspektasiku tentang cinta
Yang mana saat aku sakit maka
Kau yang mencintaiku pun merasakan sakitnya

Bahwa saat pikul yang lumayan berat
Kau gegas membantu memikul agar ringan
Bahwa saat aku terluka
Kau gegas membalut goresannya dengan lembut

Saat aku merengut
Kau gegas membuat ku tertawa
Saat aku kekeringan
Kau gegas membuat dahagaku basah kembali

Saat aku dengan penuh hati melayani
Kau gegas memberiku apresiasi
Bahkan saat aku antusias ikhlas jadikanmu bak pangeran
Kau gegas senantiasa jadikan aku ratu kehidupan

Duhai hati ada apakah dengan ekspektasi ini..
Bukankah akan semakin sakit ketika segala pikirmu
Nyatanya menjadi abu
Kehidupanmu ternyata tak semanis madu
Perlakuanmu tak setimpal dipelupuk kalbu

Aku hanya meyakini bahwa cinta adalah saling
Bahwa rasa adalah sama
Saat ikrar kau memintaku pada ayahku
Ku yakini sepenuh hati bahwa abdimu melebihi ayahku

Saat ibuku penuh hati merawatku
Kuyakini bahwa engkau merawatku lebih dari ibuku
Saat duniaku amat senang dengan berbagai petualangan
Kuyakini kita berpetualang bersama dengan keseruan tiada dua

Tapiiii
Sekali lagi ku harus benahi segala ekspetasi ku yang berlebihan
Tentangmu duhai pujaan
Bahwa kau tetaplah seorang manusia Tuhan
Yang di kirimNya sebagai teman
Dalam hidup hingga mati berkesudahan

Kau memiliki pribadi yang berbeda dariku
Memiliki pemikiran yang berbeda dariku
Memiliki kenangan kehidupan berbeda dariku
Dan cara mencintai yang sungguh dengan caramu

Setiap waktu aku akan terus belajar
Bagaimana cara memahamimu kasih
Bahwa seharusnya aku mencintai tanpa pamrih
Dengan segala tindakanku yang seharusnya ikhlas dan gigih
Membuat mu bahagia tertawa dan tak sedikitpun pedih

Walaupun sesekali terbesit pemikiran
Cintakah engkau padaku?
Mengertikah engkau tentang bagaimana sakitnya aku?
Lelahnya aku?
Perasaanku?
Dan inginku???

Ah sudah, masih tetap aku berekspektasi tentangmu
Semoga aku lekas bisa terbiasa
Dengan takdir Tuhan yang nyata
Dan berharap hati ini bertambah dewasa
Agar aku menjadi kuat sekuat baja