ganesha09part7Avatar border
TS
ganesha09part7
Corona Ngamuk! Ahli: Kalau Tak Lockdown, Bakal Banyak yang Seperti Kudus
https://health.detik.com/berita-deti...247.1527123998




detikHealthLIVE TV

Home Berita Sehat Diet Konsultasi Kebugaran Seks Sehat True Story Cerita Pembaca Infografis Foto Asah Otak Video Indeks Berita
Berbagi Cerita Sehat, Diet Experience dan Konsultasi KesehatanKIRIM
detikHealth / Berita Detikhealth / Detail Artikel
Selasa, 15 Jun 2021 11:49 WIB
Corona Ngamuk! Ahli: Kalau Tak Lockdown, Bakal Banyak yang Seperti Kudus
Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Bangkok, Thailand - Mar 2020 : Crowd of unrecognizable business people wearing surgical mask for prevent coronavirus Outbreak in rush hour working day on March 18, 2020 at Bangkok transportation
Foto: Getty Images/Tzido
Jakarta - Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono menilai surveilans Corona di Indonesia tak berjalan baik sehingga sulit menggambarkan kondisi kasus COVID-19 yang sebenarnya terjadi. Melihat tren peningkatan kasus COVID-19 saat ini, Miko menilai pemerintah sudah waktunya tegas menerapkan kebijakan.
"Kalau pemerintah tidak mengambil jalan untuk melakukan lockdown ya tinggal tunggu saja semua kabupaten mungkin sebagian besar dari 514 kabupaten, mungkin ratusan kabupaten akan seperti Kudus," beber Miko saat dihubungi detikcom.

Tak perlu lockdown nasional, kata Miko, di mana ada peningkatan kasus COVID-19 signifikan dalam satu wilayah kabupaten atau kota, perlu untuk segera lockdown. Menurutnya, lockdown akan efektif ditetapkan dalam tingkat kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota dibandingkan hanya pada tingkatan RW.

Menurut saya sekarang setiap kabupaten dilihat sebaran kasusnya apakah diperlukan lockdown tingkat kelurahan atau desa atau kecamatan, menurut saya harus pada tingkat itu ya. Kalau tingkat RW kemungkinan tidak akan berjalan baik," lanjut dia

Contact tracing masih rendah
Jumlah contact tracing dinilai Miko masih terlalu rendah, hal ini otomatis berdampak pada seberapa banyak testing COVID-19 dilakukan. Miko mendesak agar tracing dilakukan oleh tenaga kesehatan.

"Oleh karena itu tidak dapat melihat peningkatan di kabupaten atau kota, contact tracingnya masih terlalu rendah, lakukan contact tracing dengan benar dengan tenaga profesional tenaga kesehatan," sambungnya.

"Kalau itu nggak ada biayanya libatkan sekolah perawatan yang ada di kabupaten atau kota masing-masing, jadi menurut saya paksa tapi dibayar, itu demi negara," jelas Miko.

Miko kembali mengingatkan, ekonomi tak akan berjalan lancar selama masalah kesehatan tak diutamakan. Terlebih, menurutnya wabah Corona menjadi tanggung jawab pemerintah berdasarkan UU No 9 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.

"Jangan takut kepada zona merah, takutlah kepada kalau rakyatnya mati, kalau rakyatnya sakit COVID-19, jadi takutlah itu," pesannya sembari menegaskan evaluasi terkait pengendalian pandemi virus Corona di wilayah masing-masing.

"Malaysia saja lockdown negara, singapura lockdown negara karena mereka sayang terhadap rakyatnya. Di negara kita walaupun mungkin tidak lockdown negara, saya berharap ada yang melakukan lockdown tingkat kabupaten, lockdown tingkat kecamatan seperti Bangkalan, ada yang lockdown tingkat desa, jangan kemudian lockdown tingkat RW kalau wabahnya penuh," tutupnya.


Komen ts = bntar lagi alay dari sobat dongo counternya nyalahin masyarakatnya
NCovid19
NCovid19 memberi reputasi
-1
771
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan