Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Capres Cak Imin vs Prokes Khofifah
Spoiler for Muhaimin dan Khofifah:


Spoiler for Video:


“Rivalry and envy are Siamese twins” – Josh Billings (Humoris AS)

Kutipan dari penulis humor abad ke-19 yang memiliki nama asli Henry Wheeler Shaw tersebut menunjukkan bahwa ada kemiripan antara rivalitas dengan iri hati.

Suatu rivalitas penting dalam suatu kompetisi. Sebab ia memaksa pihak yang bersaing untuk terus berbenah memperbaiki diri agar mampu menyaingi lawannya. Namun, batasnya yang tipis dengan iri dapat membuat persaingan tersebut diimplementasikan secara tak sehat. Contohnya dapat kita lihat di pertandingan sepak bola, dimana persaingan yang tak sehat akan mendorong pemain untuk berbuat curang.

Kompetisi tak melulu tentang olahraga. Jika kita melirik ranah politik, maka kompetisi dapat terjadi dalam pilpres, pilkada, ataupun dalam internal organisasi atau partai. Seperti yang terjadi antara Gubernur Jatim yang juga Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa dengan tokoh NU sekaligus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Gus Ami atau yang dulu dikenal pula dengan panggilan Cak Imin.

Baik Khofifah maupun Gus Ami merupakan nama besar di NU. Sehingga ada persaingan ketokohan antara keduanya di dalam internal NU dalam persiapan menentukan sosok yang akan maju di Pilpres 2024 nanti. Tapi apakah persaingan atau rivalitas tersebut kini telah bertransformasi menjadi iri yang mendorong salah satu pihak berbuat curang dengan cara menjatuhkan citra pihak lainnya?

Belum lama ini viral kasus kerumunan Gubernur Jatim di tengah pandemi Covid-19. Banyak pihak yang mendesak agar Gubernur Jatim diadili di meja hijau serupa halnya dengan yang menimpa Rizieq Shihab.

Akibatnya, kubu pendukung Khofifah pun bergerak.

Komunitas Pendukung Khofifah (KPK) se-Tapal Kuda menegaskan bahwa ada pihak yang sengaja menggoreng isu kerumunan ulang tahun Gubernur Khofifah. Komunitas yang banyak berisi kyai ponpes tersebut meyakini bahwa isu tersebut sengaja diciptakan untuk merusak citra baik Khofifah di mata publik. Bahkan KPK se-Tapal Kuda percaya acara ultah Khofifah bukan acara pribadi Gubernur.

"Kami para relawan yakin bahwa apa yang diisukan tentang pesta ulang tahun itu bukan dari inisiatif Bu Khofifah sendiri," kata KH. Misbahus Salam di pertemuan relawan Khofifah se-Tapal Kuda pada 1 Juni 2021 lalu.

Sementara itu, pihak KPK Banyuwangi juga menyampaikan hal serupa. Mereka bahkan menegaskan akan selalu ada di belakang Khofifah. Salah satu pentolan KPK Banyuwangi, Moch Chotib menyampaikan jika kemudian ada usulan dari para kyai tentang kabar Khofifah akan dijagokan maju sebagai Capres maupun Cawapres pada 2024, pihaknya bersama seluruh relawan siap memenangkan.

Sumber : Times Indonesia[Kerumunan Ultah Gubernur Jatim, Komunitas Pendukung Khofifah: Ada yang Ingin Rusak Citra]

Banyaknya dukungan terhadap Khofifah untuk maju di Pilpres 2024 terutama dari para Kyai Jatim menyebabkan pengamat politik asal Universitas Trunojoyo Madura Mochtar W Oetomo menilai peluang Khofifah cukup terbuka untuk maju sebagai Cawapres. Apalagi, Khofifah menjabat sebagai kepala daerah dengan jumlah penduduk besar.

Menurut Mochtar, Khofifah memiliki tiga keunggulan dan keuntungan yang bisa ditawarkan kepada kandidat Capres. Pertama, Khofifah merupakan representasi Jatim. Kedua, Khofifah merupakan representasi NU, dimana kekuatan NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia sangat besar. Ketiga, ia merupakan representasi perempuan. Mochtar membeberkan, pemilih perempuan di Indonesia lebih banyak. Pemilih perempuan juga loyal terhadap pilihannya.

Lebih lanjut, Mochtar menilai, Khofifah dekat dengan beberapa parpol yang potensial mengusung Ketua PP Muslimat NU itu, meski saat ini Khofifah tidak tergabung dalam partai politik. Parpol itu di antaranya, PKB, PPP, Golkar, Demokrat, dan Nasdem.

Sumber : Detik [Pengamat Sebut Capres yang Gandeng Khofifah Banyak Untungnya]

Itulah mengapa, salah satu partai pengusung Khofifah, yakni PPP Jatim mengaku siap mengusung Khofifah sebagai calon Wakil Presiden pada 2024 mendatang. Hal itu diungkapkan Ketua DPW PPP Jatim Musyaffa Noer pada 31 Mei 2021 lalu. "Sudah saya usulkan Bu Khofifah, sebagai Cawapres. Iya atau tidak, tergantung dewan pimpinan pusat," ucap dia.

Sumber : CNN Indonesia [PPP Jatim Siap Usung Khofifah Sebagai Cawapres 2024]

Lain PPP, lain pula PKB. PKB memang belum menentukan sosok yang akan mereka usung di kontestasi Pilpres 2024, namun internal partai yang diisikan banyak warga NU tersebut lebih memilih mengusung Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Gus Ami). "Banyak desakan untuk Gus Ami," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid pada 28 Mei 2021 lalu.

Wakil Ketua MPR itu menyebut ada sejumlah alasan mengusung Gus Ami. Salah satunya berkaitan dengan NU. Ia dianggap satu-satunya representasi tokoh dari NU.

Sekretaris Bidang Gerakan Sosial dan Kebencanaan DPP PKB, Luqman Hakim menilai Gus Ami kader terbaik yang dinilai tepat memimpin koalisi kekuatan religius dan nasionalis pada Pilpres 2024.

Sumber : Medcom [Internal PKB Desak Gus Ami Maju Pilpres 2024]

Satu-satunya representasi NU? Lalu bagaimana dengan Khofifah yang jelas-jelas memiliki posisi di ormas yang didirikan KH Hasyim Asyari tersebut? 

Mungkinkah dengan adanya kasus kerumunan Gubernur Khofifah telah terjadi persaingan yang tak sehat di dalam internal NU untuk menjatuhkan citra Khofifah demi memajukan Gus Ami di Pilpres 2024?
Diubah oleh NegaraTerbaru 04-06-2021 20:42
yukoaldino
dionovirwan
adriantimur
adriantimur dan 4 lainnya memberi reputasi
5
948
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan