c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Terlalu Banyak Inovasi Baik Atau Buruk?




Kita selalu diberikan semangat untuk selalu berinovasi, seakan-akan inovasi merupakan jalan keselamatan bagi masa depan. Tanpa adanya inovasi akan menjadi yang terbelakang, bulshit lah itu dengan idealist yang ada tak mampu bertahan dengan gempuran budaya, teknologi, dan banyak hal dimasa depan.

Oke, kita stop dulu sampai disini, pada akhirnya akan ada pertanyaan apakah inovasi sepenting itu?





Bahkan kita diperlihatkan oleh brand-brand ternama yang sekarang hidup segan mati tak mau seperti Nokia, Blackberry, Kodak, IBM, Toshiba, Sony dan banyak lainnya. Mereka gugur karena telat untuk berinovasi, mungkin banyak yang menyalahkan langkah brand besar ini. Tapi kenapa itu bisa terjadi?

Sebuah perusahaan ketika berinovasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, disini akan terjadi paradoks inovasi dimana penemuan baru itu akan merusak bisnis inti (core business) mereka. Jelas inovasi akan mengganggu dan juga mendisrupsi bisnis lama.



Bila dilakukan tentu bisnis yang lama akan mati, dan keuntungan pun berhenti maka hasilnya perusahaan akan mati lebih cepat. Terlebih ketika berinovasi dengan uang hutang, sedangkan sebuah inovasi itu ibarat gambling, dimana inovasi itu akankah sukses!! Jelas tidak bisa ditentukan saat itu namun perlu waktu yang lama.

Maka banyak perusahaan besar sekarang membentuk ekosistem dalam produknya, hal ini dilakukan oleh Apple dan kini Samsung ingin mengikuti jejaknya. Agar Inovasi tidak mati dan saling makan pada bisnis inti, karena pada dasarnya bisnis tidak semudah yang kita kira. Karena kompetitor tidak akan segan memakan dengan cara yang kejam ketika perusahaan besar terlena dengan bisnis yang lama sebuah pilihan yang sulit bila itu tetap dilakukan hanya ada dua jalan mendisrupsi diri sendiri atau terdisrupsi.





Tapi inovasi juga tidak bisa sembarangan contoh perusahaan Lego, mereka ekspansi yang tidak sesuai dengan core-nya lantas posisi mereka sebagai mainan anak dengan pembelajaran kreatif pun menjadi runtuh.

Di tahun 1995-1998, Lego berinovasi dengan membuka taman bermain, video game, dan clothing line namun sayangnya tidak mendapat respon positif dari pasar. Tentu saja itu bisnis yang buruk bagi perusahaan besar, maka kerugian jelas menghantui di tahun 1998 untuk bangkit kembali tidak mudah karena harus mediagnosa masalah hingga akar masalah dan semuanya teridentifikasi jelas. Hal itu membuat lego hampir bangkrut di tahun 2004. Setelah itu Lego dikembalikan ke core business, maka perusahaan itu kembali hidup. Dan mulai inovasi kembali dengan strategi yang lebih matang seperti membuat Lego the movie.



Sebuah bisnis yang baik diperlukan tim yang baik pula, strategi jangka panjang jelas akan menentukan survivability sebuah perusahaan.

Jadi tak selamanya inovasi itu bagus bila di eksekusi di waktu yang salah, dengan strategi yang salah, dan juga tim yang kurang pengalaman di bidangnya.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star




galigulagalu
c.god
hayolongaku
hayolongaku dan 31 lainnya memberi reputasi
32
4.8K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan