dispenserrAvatar border
TS
dispenserr
Keracunan Bertugas di kapsel, Mantan Komandan KRI Nanggala Ini Terbaring Sulit Bicara
Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kolonel Laut (P) Iwa Kartika menjadi salah satu bukti bahwa tugas menjadi pasukan khusus kapal selam memang berisiko tinggi.

Tak hanya risiko alam yang bisa menenggelamkan kapal kapan saja, tetapi tinggal di dalam kapal selam terlalu lama pun memiliki risiko terhadap kesehatan.

Setelah bertahun-tahun menjalankan tugas di dalam kapal selam, Kolonel Iwa mengalami sakit parah karena mengisap terlalu banyak zat besi atau merkuri.

Terbaring lemah

Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.(ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Kondisi Iwa saat ini sulit berbicara dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya.

Keadaan mantan komandan KRI Nanggala-402 tersebut diceritakan oleh mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Purn Anton Charliyan, kakak dari Kolonel Iwa.

"Sakit dan pulang dirawat di Tasikmalaya seusai mengemban tugas Dansatsel Koarmabar II TNI AL sampai akhir 2019 lalu. Sekarang untuk bangun saja susah, enggak bisa," kata Anton kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Menurutnya, Iwa masih aktif sebagai TNI hingga 6 tahun lagi.

"Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam," ujarnya.

Banyak yang terkena penyakit paru-paru
Menurut Anton, kondisi sakit karena kandungan metal kapal selam bukan hanya dialami adiknya, melainkan kebanyakan pasukan kapal selam
.

"Selain adik saya, ternyata sebagian besar rekan-rekannya juga sama, menderita kandungan zat besi saat bernapas di kapal selam selama bertugas. Saya berharap pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam yang selama ini mengabdi, tapi kondisinya memprihatinkan," ujar Anton.

Anton mengaku mendapatkan cerita tersebut karena dahulu banyak rekan-rekan Iwa yang berkumpul di rumahnya.

Mereka sering bercerita marabahaya yang kerap dihadapi pasukan kapal selam.

"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut," katanya.

Bandingkan dengan risiko pasukan lain

Tentara.(Thinkstock)

Atas kondisi adiknya, Anton juga mengaku ada rasa kecewa.

Sebab dia melihat prajurit lain di luar kapal selam tidak mengalami risiko besar namun memiliki karier yang lebih baik.

"Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," kata Anton.

Meski demikian, Anton mengetahui bahwa para prajurit memang sudah siap untuk menghadapi segala risiko dari tugas negara tersebut.

"Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara. Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/202...mpaign=partner

nomorelies
nomorelies memberi reputasi
1
1.1K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan