Bukit algoritma sempet ramai dibahas gara-gara Budiman Sudjatmiko yang bikinnya bilang itu bakal jadi proyek Silicon Valleynya Indonesia. 

Namun, ane setuju banget nih sama opini di Suryarianto.id yang bilang kalau Bukit Algoritma mungkin sangat mustahil jadi Sillicon Valley Indonesia. Bukan apa-apa, Silicon Valley enggak lahir dalam semalam lho. 

Ekosistem Silicon Valley terbentuk selama ratusan tahun seperti yang dijelaskan oleh blog Surya Rianto di sini





Nah, dari sini aja udah bisa kebaca kan kalau Silicon Valley awalnya dibentuk bukan dengan tujuan utama jadi pusat riset teknologi, malah jadi markas tentara. 

Namun, dari markas tentara ini justru melahirkan berbagai tokoh-tokoh inovatif. Kayak Hewlett-Packard (HP). Dulu HP bukan bikin printer sama laptop lho melainkan bikin perangkat buat analisis frekuensi di alat elektronika. 



Sampai akhirnya HP bergerak bikin radar untuk membantu tentara AS perang di perang dunia ke-2. Serem enggak tuh?

Terus kenapa sih kok daerah itu disebut Silicon Valley? ada alasannya nih dari blog Suryarianto.iditu





Mimpi Budiman bikin Bukit Algoritma menjadi Silicon Valley ala Indonesia bisa dibilang terlalu instan. Meski, dia menyebutkan bakal dapat modal dari swasta mencapai Rp18 triliun, tetapi esensi dari Silicon Valley bukanlah tempat, melainkan sebuah ekosistem dan atmosfer yang sudah terbentuk dari ratusan tahun silam.

Mungkin saja, ujung dari Bukit Algoritma ini hanyalah tempat wisata yang berada di kawasan Sukabumi. Apalagi, mengingat tanah yang akan dibangun Bukit Algoritma ini bekas tempat agrowisata berbasis perkebunan yang tidak berkembang. 

Dengan gimmick Bukit Algoritma, mungkin saja lahan tempat wisata gagal ini bisa jadi destinasi baru tempat liburan akhir pekan para pelancong. 

Namun, masih mending jadi tempat wisata, ketimbang berkukuh membangun pusat teknologi seperti Silicon Valley tapi mangkrak. Toh, ngomongin pusat teknologi, BSD yang sudah digadang-gadang jadi Silicon Valley Indonesia oleh eks Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mungkin sudah masuk tahap membangun ekosistemnya.

Soalnya, di sana sudah berdiri banyak perguruan tinggi dan beberapa perusahaan besar sudah membangun kawasan perkantoran. Bukan tidak mungkin perusahaan teknologi juga akan berkumpul di sana. 

Ya, semua ini hanya opini belaka, mau Bukit Algoritma jadi pusat teknologi atau tempat wisata, yang cuan juga buka saya! 

Baca Tulisan Suryarianto.id lainnya: Bernard Madoff Meninggal, Sosok Penipu Saham Legendaris Dunia yang  Terjebak Dalam Dua Krisis