Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ZenMan1Avatar border
TS
ZenMan1
Banyak Mal Baru Berdiri Terancam Jadi 'Gedung Setan'


Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha masih berani membuka mal baru di tengah pandemi, padahal seperti yang diketahui tingkat kunjungan mal masih suram. Dikhawatirkan cuma jadi bangunan megah yang tanpa manusia di dalamnya alias gedung setan.
Ada beberapa mal yang buka di akhir tahun 2020 hingga saat ini. mulai dari Pondok Indah Mall III yang buka pada 9 April 2021, kemudian di akhir 2020 kemarin ada Ashta District SCBD, Senayan Park Mal, dan Green Sedayu Mall. Mal-mal di atas termasuk dalam kategori kelas wahid.
Lantas, apakah pandemi tidak berpengaruh pada daya beli masyarakat kelas atas?

Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat menjelaskan, pembukaan mal baru bukan karena keadaan operasional mal membaik. Akan karena sudah dipersiapkan dari sebelum masa pandemi.
"Persiapan pembuatan mal butuh 3-4 tahun sebelumnya. Berhubung sudah disiapkan maka mau tidak mau ya harus buka, bukan karena kondisi membaik. Traffic pengunjung mal di DKI Jakarta belum tembus 50% dari traffic sebelum Covid-19," kata Ellen kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/4/2021). 


Ia menjelaskan saat proses konstruksi sudah dilakukan, paling tidak di atas 50%, pusat belanja tidak bisa batal dibuka. Karena sudah ada kontrak konstruksi juga kepada para tenant pengisi ruang mal.
"Jadi maju kena, mundur kena, ya kita maju aja," ujar Ellen.
Tapi bukan tidak mungkin mal menunda pembukaan. Menurut Ellen, itu semua tergantung pertimbangan masing-masing pengelola. Jika kerugian yang didapat karena batal membuka lebih besar, tentu lebih baik membuka walaupun tingkat kunjungan mal masih sepi.

Lantas bagaimana dengan keterisian ruang mal? Apakah minat pengusaha ritel berinvestasi di pusat belanja besar? Menurut Ellen, investasi ritel saat ini masih sedikit, Sehingga keterisian ruang mal juga masih bertahap. Tidak semua mal baru terisi secara penuh.
"Ritel masih tiarap, mereka masih wait and see," tutur Ellen.
Mengutip laporan riset Colliers Indonesia, ada beberapa konstruksi pusat belanja baru, supply untuk area perbelanjaan akan naik 2%-2,5% selama 2021 - 2024 atau naik menjadi 172.100 - 173.161 meter persegi per tahun.

"Progres pembangunan mal baru masih berlanjut, secara lambat tapi pasti," kata Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, dikutip Kamis (22/4/2021).
Ferry menjelaskan sudah banyak juga pemilik mal yang memutuskan menunda pembukaan mal. Mereka menunggu momentum mendapatkan jumlah kunjungan yang lebih banyak setelah pembukaan.
Dari catatannya, ada tiga mal yang sudah direncanakan beroperasi di kota Jakarta, mulai dari Aeon Mall Tanjung Barat, Southgate Complex, dan Pondok Indah Mall 3 (Sudah Beroperasi). Ketiga mal ini sebelumnya direncanakan buka pada 2020 lalu. Lalu, di akhir 2021, Lippo Mal East Side juga akan dibuka, sehingga total lahan retail di akhir 2021 mencapai 4,93 juta meter persegi.

Sementara di area sekitar Jakarta, total lahan retail mencapai 3 juta meter persegi di akhir 2021. Ada tambahan dari Green Walk, Paradise Walk, juga pengembangan Margo City Mall di Kota Depok.
Sebagai catatan, lembaga riset properti ini mencatat okupansi mal menurun di daerah Jakarta maupun greater Jakarta sebesar 8% - 9%. Sehingga mencatatkan tingkat okupansi pada level 71,2% - 73,1% di kuartal I tahun ini.

Ruang Mal Belum Terisi, Tenan Takut Ekspansi

Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan tingkat okupansi mal keterisian tenan juga hanya 60%-70% secara rata-rata nasional. Mal baru juga tidak semua terisi secara sepenuhnya.
"Rata rata mereka yang baru buka tingkat okupansi tidak sampai 50% tapi jauh lebih baik daripada tidak membuka sama sekali. Banyak calon penyewa menunda membuka tokonya," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (22/4/2021).
Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta, mengakui memang masih ada beberapa peritel yang melakukan ekspansi di masa pandemi. Karena melihat kebutuhan itu ada dan peluang dari lokasi pusat belanja baru yang bisa tergarap.

"Saya kira peritel tidak bisa berhenti, pasti kita berkembang dengan kehati-hatian yang tinggi. Tapi harus melihat wilayahnya dimana. Penyewa banyak tutup juga karena lokasi jelek. Tapi Ada juga yang buka baru pasti sudah dilihat dengan perhitungan yang cukup matang," kata Tutum kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/4/2021).
Dia mencontohkan misalnya ada wilayah baru yang baru dikembangkan, tentu itu membutuhkan pusat perbelanjaan. Karena selalu ada pasar yang harus diisi oleh penyedia barang kebutuhan. Terlebih jika lokasi itu berada di pasar yang daya belinya masih tinggi. 


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...i-gedung-setan
Diubah oleh ZenMan1 23-04-2021 04:06
nomorelies
scorpiolama
scorpiolama dan nomorelies memberi reputasi
2
1.6K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan