Hallo Agan dan Sista seKASKUS Raya


Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang kini telah menjadi ambisius para peneliti untuk membawa manusia menuju ke planet Mars, termasuk sosok Elon Musk selaku CEO dari perusahaan teknologi SpaceX yang mengembangkan prototype roket tanpa awak bernama Starship yang kali ini sedang melakukan uji coba peluncuran sebelum digunakan sepenuhnya oleh manusia untuk bepergian ke bulan bahkan menuju planet Mars.

Kabar terbaru pada 30 Maret 2021 di Boca Chica, Texas. Percobaan roket prototype Staship SN11 mendapatkan hasil yang kurang memuaskan pasalnya setelah roket melakukan peluncuran perdana, namun beberapa kilometer kemudian langsung meledak karena adanya masalah pada tahap pendaratan atau landing burn.

Ambisi Elon Musk merancang
gabungan dari pesawat luar angkasa (Starship) dan roket yang bernama SuperHeavy sebagi penampung diharapkan mampu membawa manusia untuk membangun kehidupan di Mars yang berjuluk planet merah, hingga percobaan peluncuran sukses tanpa kendala maka Starship diperkirakan mampu menampung 100 orang dengan total ketinggian roket sekitar 120m.

Untuk melakukan perjalanan dari bumi menuju Mars yang bisa saja membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan untuk sekali jalan. Rangkaian bagian dalam Starship pun dibuat untuk bisa memberikan keamanan dan kepuasan bagi penumpangnya yang dilengkapi dengan area umum, ruang penyimpanan, dapur dan tempat untuk berlindung dari bahayanya sinar matahari.

Namun, Elon Musk berjanji untuk terus mengembangkan pesawat luar angkasa dengan perkiraan akan rampung sekitar tahun 2023 kepada miliarder jepang bernama Yusaku Maezawa untuk mengajaknya 'bertamasya' mengelilingi bulan. Meskipun Musk terlihat ambisius akan rencananya, namun Musk tetap optimis bahwa penelitian yang dia kembangkan pasti menuai reaksi dan reputasi yang baik dimata masyarakat.

Bagian-Bagian Starship


Sumber Gambar

Bahan Bakar

Elon Musk menjelaskan bahwa roket Starship SN11 menggunakan bahan bakar utama metana dan oksigen sebagai pengoksidasi, kedua campuran tersebut menjadi istilah methalox. Musk juga mengatakan bahwa metana dan air dari reaksi hidrogen dan karbon dioksida yang dapat memberikan daya dorong untuk roket yang dibuatnya sehingga menimbulkan proses kimia dari air di bawah Mars sebagai reaksi Sabatier.

Demikian ulasan mengenai prototype SN11 roket Starship buatan SpaceX, mampukah Elon Musk dan penelit lainnya untuk mengembangkan kembali Starship menuju lebih baik? lalu apakah manusia sudah bosan dibumi sehingga timbul rasa ingin melakukan perjalanan ke planet lain? apabila agansis memiliki pendapat bisa berikan tanggapannya dikolom komentar.