Cerita ini terjadi sudah sekian tahun yang lalu, tapi sepertinya pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini masih sangat up to date dengan kondisi netizen kita hari ini.

Allison Stokke, pada waktu cerita ini terjadi, adalah seorang atlet wanita muda berbakat, usianya baru 17 tahun saat fotonya diambil tanpa sepengetahuan dirinya.

Saat itu dia sedang berdiri, menunggu giliran untuk melakukan lompatan terbaiknya dalam sebuah ajang kompetisi lompat galah.

Sebagai seorang atlet lompat galah Allison Stokke mencatatkan berbagai prestasi yang mengagumkan, di usianya yang ke-15 dia memenangkan gelar juara AS.

Beberapa tahun berikutnya dia terus menerus mencatatkan rekor lompatan tertinggi baru dalam catatannya sebagai seorang atlet lompat galah.


Semuanya berjalan lancar untuk Allison sampai saat seseorang diam-diam mengambil fotonya (gbr pertama), dan mempost-nya ke sebuah blog yang berbau mesum, dengan komentar yang tak kalah mesumnya.

Foto Allison Stokke pun menjadi viral di internet. Dia menjadi viral bukan karena prestasinya dalam bidang olahraga.

Dia menjadi viral karena pria-pria saling berbagi foto Allison Stokke dan mengomentari keindahan tubuhnya.

Bukan hanya itu saja, mereka, netizen-netizen pria ini, mulai membanjiri laman facebook Allison Stokke dengan permintaan untuk berteman.

Semakin banyak fotonya yang berkeliaran di web dan fan base-nya pun berkembang sampai keluar AS.




Kehidupan sosial Allison Stokke pun berubah, tak jarang dia merasakan pandangan pria ke arahnya memiliki makna yang berbeda. Banyak orang datang ke ajang kompetisi dan tempat latihan, hanya untuk mengambil foto dirinya.

Allison Stokke mulai mengalami depresi, karena dia menjadi terkenal bukan karena prestasi di bidang olahraga yang dia geluti. Dia menjadi terkenal bukan karena kerja kerasnya di bidang yang dia cintai.

Dia depresi karena dia menjadi 'terkenal' sebagai wanita seksi, dengan nuansa yang tidak menyenangkan.

Berbagai usahapun dilakukan oleh Allison Stokke dan orang tuanya untuk mengembalikan citra Allison Stokke sebagai atlet, tapi tidak membuahkan hasil.

Mestinya cerita ini bisa menjadi satu pelajaran buat kita netizen untuk berpikir lebih panjang sebelum melakukan sesuatu. Tidak jarang sebuah komentar iseng, bisa menjadi 'mala petaka' bagi orang lain.

Bagaimana akhir cerita Allison Stokke?

Setelah kerja keras yang panjang, dia gagal untuk meraih mimpinya berkompetisi di Olimpiade.

TS tidak tahu, seandainya tidak ada gangguan dari netizen, apakah dia bisa meraih impiannya.

Allison Stokke dengan reputasi dan prestasinya kemudian mendapat kesempatan karir yang baru.

Dia mendapat kontrak dari beberapa merk aksesori olahraga untuk menjadi model mereka.




Jadi bagaimana menurut agan-agan dan sista-sista, tentang pengalaman buruk Allison Stokke ini?



Sumber berita:
https://www.espn.com/espnw/culture/f...our-sex-symbol