Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ulungrinjaniAvatar border
TS
ulungrinjani
Antar Lintas Sumatera, Sang Legenda Dari Provinsi Sumatera Utara
Halo Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia. Kali ini, ane bakal bahas seputar PO ALS yang melegenda asal Sumatera Utara.


Kadang-kadang jika melintas di jalan Lintas Sumatera, ane berpapasan dengan bus yang satu ini. Ya, Antar Lintas Sumatera, atau biasa disingkat ALS, yang biasa menggunakan livery berwarna hijau dan dikombinasikan dengan warna oranye.

PO yang satu ini, sering dijuluki "Si Raja Paket" sebab masih bertahan dengan pengiriman paket, karena mulai tergusur oleh tiket pesawat yang kian semakin murah dengan adanya LCC atau "Low Cost Carrier".


Pelopor bus jarak jauh di Indonesia ini berawal di tanggal 29 September 1966. ALS didirikan awalnya benar-benar dari 0, bermodal bus-bus dari Amerika yang melayani trayek Mandailing Natal - Medan, disusul trayek Mandailing Natal - Bukittinggi.

Tak disangka-sangka, ternyata respon masyarakat Mandailing dan masyarakat Medan yang ingin menuju ke kota Mandailing Natal sangat baik, sehingga ALS memindahkan garasi dan kantor pusat ke kota Medan.


Tahun 1972, barulah ALS merambah trayek ke kota-kota lainnya di Pulau Sumatera, seperti Aceh, Padang, Palembang, Jambi, Pekanbaru, Bandar Lampung dan lain-lain.

Pada era 70an sebelum kendaraan bisa menyeberang di pelabuhan Merak - Bakauheni, ALS sudah membuka trayek ke Pulau Jawa dengan bantuan agen di Pelabuhan Merak. Jadi, penumpang dapat menyudahi perjalanannya dengan bus ALS, lalu menyeberang dan menyambung kembali dengan bus lain ke kota-kota di Pulau Jawa.


Pada era 80an, kendaraan mulai bisa menyeberang di Pelabuhan Merak - Bakauheni dan sebaliknya. Inilah awal dari kejayaan PO ALS. ALS pada era 80an sampai 90an pun mulai membuka trayek langsung ke kota-kota di Pulau Jawa, tanpa transit sama sekali. Bahkan, ane mendengar dulu ALS pernah membuka trayek dari Medan ke Denpasar, Bali. Bisa dibayangkan, waktu tempuhnya saja sudah seminggu lebih, jarak yang ditempuh sudah lebih dari 3.200 kilometer melewati Lintas Tengah Sumatera.

ALS pun terus berkembang sampai sekarang, akhirnya pada era saat ini ALS memiliki lebih dari 400 armada bus yang melayani trayek jarak jauh, mulai dari bus yang menggunakan sasis OF 1623, OH 1521, sampai bus dengan sasis O 500 R 1836 pun juga ada.


PO ini termasuk salah satu PO yang setia dengan sasis Mercedes-Benz Gansis. Bahkan, jika toke atau salah satu owner ingin membeli bus besar baru, tak boleh menggunakan sasis selain Mercedes-Benz Gansis, mungkin karena sasis Mercedes-Benz sudah terbukti tangguh jadi ALS tetap setia dengan pabrikan asal Jerman ini.

Entah siapa yang mengawali ini, padahal sebelumnya ALS menggunakan sasis Dodge, Chevy atau merk Amerika lainnya. Mungkin ingin mengikuti PO-PO lain, yang sudah mengganti bus-bus Amerika ke bus dengan sasis Mercedes-Benz.

Raja Lintas Sumatera ini juga kebanyakan masih menggunakan sasis legendaris OH 1521. Sasis ini masih diandalkan sebab memiliki mesin yang tangguh, sistem mekanik dan suspensi yang sangat nyaman, bahkan beberapa orang bilang lebih nyaman ketimbang airsus. Walau memang, OH 1521 sudah mulai digantikan oleh sasis baru seperti OH 1526, 1626 dan lainnya, serta kurang disukai beberapa cincu dan driver karena sistemnya yang sudah terbilang jadul.


Antar Lintas Sumatera atau yang biasa disingkat ALS ini juga sangat terkenal dengan livery hijaunya. Dulu, ALS menggunakan livery berwarna merah, namun pada era 80-90an berubah menjadi putih, lalu berubah menjadi hijau. Baru-baru ini livery ALS juga telah di-update mengikuti perkembangan zaman.

Biasanya, ALS menggunakan body dari karoseri Rahayu Santosa, Laksana, Adiputro, Cipta Karya, Tentrem, dan karoseri lainnya. ALS juga punya banyak bus dengan body buatan bengkel Kartim di Medan, serta bus-bus yang sudah dirombak juga ada.

ALS juga merupakan salah satu PO di Sumatera yang tak pernah menggunakan tameng kaca. Alasannya karena ALS ingin merubah citra Jalan Lintas Sumatera yang rawan pelemparan batu, walau memang kadang bus milik PO ALS terkena lemparan batu baik kaca samping atau kaca depan.


Untuk sekali jalan dari Medan ke Jakarta, sebuah bus ALS dengan sasis Mercedes-Benz OH 1626 menghabiskan 7 juta rupiah, sudah termasuk biaya BBM dan penyeberangan, belum termasuk biaya tol, kerusakan di jalan, dan biaya lainnya. 

Sementara, untuk waktu tempuhnya beragam, kalau lancar trayek Medan-Jakarta bisa ditempuh dengan waktu 3 hari dan 2 malam saja melewati Lintas Tengah Sumatera, kalau kurang lancar bisa 4 hari bahkan 5 hari jika bus mengalami kerusakan yang cukup parah di jalan.


Umumnya, ALS ini membawa 4 kru bus, terdiri dari cincu atau driver 1, driver 2, kernet 1 dan kernet 2. Semua kru berperan sebagai mekanik, walau memang kadang-kadang dalam 1 bus ALS membawa 1 mekanik tambahan Gansis.

Kepemilikan dari bus ALS ini ada beberapa orang bukan hanya seorang saja, ada banyak pemilik atau yang biasa disebut "Toke" dari bus-bus ALS. Toke dari bus-bus ALS biasanya merupakan anggota keluarga besar pendiri PO ALS. 


Antar Lintas Sumatera ini melayani berbagai kelas, mulai AC Non Toilet yang berkapasitas sekitar 44 orang tanpa toilet, AC toilet yang berkapasitas sekitar 38 penumpang, Executive Class 28 seat dengan kapasitas 28 penumpang yang memiliki legrest, dan Super Executive dengan kapasitas 21 penumpang dengan seat 2-1.

PO satu ini juga terkenal dengan harga tiketnya yang paling murah diantara PO-PO lainnya. Jakarta-Medan di kisaran 410 ribu untuk AC non toilet, sementara AC toilet ada di kisaran 500 ribu. ALS juga sekarang bertahan dari paket, sebab penumpang sekarang mungkin makin sedikit. Paket yang dibawa bus-bus ALS ini juga sering mencapai ke atas atapnya, saking banyaknya.


Gaji crew dan setoran ke toke juga tak menentu. Bila "sewa" atau penumpang dan paket banyak, gaji crew dan setoran ke toke juga banyak. Bila penumpang sedikit dan paket juga sedikit, gaji crew dan setoran ke toke juga sedikit, malah kadang penumpang dan paket tak mencukupi hanya untuk menutupi biaya solar dan penyeberangan, pernah juga beberapa kali sebuah bus milik PO ALS ini berangkat tanpa penumpang.

ALS terkenal dengan istilah "naik bukan siapa-siapa, turun jadi saudara". Sudah banyak pengalaman orang-orang yang seperti ini, sesampai di tujuan jadi kenal bahkan sudah seperti saudara dengan crew dan penumpang lainnya, saking lamanya perjalanan. 


Ane berharap sih semoga "update" bus-bus ALS ke bus keluaran terbaru terus berlanjut, serta melakukan inovasi secara terus menerus agar tak ketinggalan dengan PO-PO lain yang sudah melakukan inovasi. Tak lupa, ane juga berharap pelayanan dan kenyamanan terus ditingkatkan, sebab dari kenyamanan dan pelayanan itu salah satu "meteran" penumpang sebelum menaiki bus ini.

Jadi, gimana pendapat Gansis seputar ALS ini? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih jika Gansis membetulkan informasi di thread ini yang salah!

Sumber: 1234
Pic: Terlampir
Narasi: Opini Pribadi
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk mempromosikan ALS, thread ini hanya bertujuan untuk mengenalkan ALS lebih jauh.
Original Written By: @ulungrinjani

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Toastemoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh ulungrinjani 19-03-2021 23:12
mbahgugel
jakompank
tien212700
tien212700 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.9K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan