Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Meninggal Di Gunung Everest Mayatnya Sering Dibiarkan Begitu Saja, Apa Penyebabnya?




Buat kamu para pendaki gunung terutama gunung-gunung tinggi yang puncaknya hanya diselimuti salju abadi, maka harus persiapkan diri kalau ada kejadian yang tak di inginkan jasad dan raga tidak bisa kembali bertemu dengan keluarga dirumah.

Terutama kalau kamu hendak ke gunung tertinggi di dunia, seperti everest jangan harap jasadmu akan dukuburkan dengan layak. Namun kamu bisa menjadi monumen yang akan jadi peringatan bagi para pendaki lainnya.

Di setiap gunung pasti memiliki tingkat kesulitan tersendiri, sudah pasti nyawa menjadi taruhannya karena kecelakaan di gunung kerap menghantui. Belum lagi hewan buas yang menjadi penguasa di gunung, bahkan di ketinggian tertentu bisa menyebabkan para pendaki menderita yang namanya hypothermia.



Banyak jasad pendaki yang hilang dan tak ditemukan, bahkan gunung-gunung di Indonesia saja sering memakan korban walau yang ditemukan biasanya di bawa pulang dan dimakamkan dengan layak. Tapi bagaimana bila kejadian itu terjadi di gunung tertinggi di dunia? Gunung Everest.

Otomatis banyak jasad yang tak terkubur dengan layak, jasad mereka akan abadi dan menjadi monumen untuk para pendaki di masa depan.

Kenapa bisa seperti itu? Apa penyebabnya? Tentu ini akan jadi pertanyaan yang krusial untuk kamu yang merasa humanisme, saling tolong, saling bantu apalagi mendaki tidak sendiri.



Dilema memang, tapi inilah alam ketika kamu menantangnya berarti sudah siap untuk mati dan kembali hanya tinggal nama. Kenapa teman yang mengalami hypothermia, sakit, tidak bisa selamat dari kejamnya gunung tertinggi ini?

Apalagi ketika tahu teman kita meninggal tidak mencoba membawanya hingga ke bawah? Resikonya cukup tinggi, terutama buat yang masih sehat hal itu disebabkan wilayah pendakian yang ekstreem. Apalagi ada yang namanya Khumbu Icefall di Everest, ini memberikan masalah bagi para pendaki.



Karena gletser yang berada di bawah base camp para pendaki cukup berbahaya, bila meninggal disana pun biaya pemulangan jenazah cukup mahal. Maka banyak diantara pendaki yang lebih suka bila ia meninggal di puncak everest di tinggalkan saja, karena memang sudah siap mati dan ada kebanggaan tersendiri bila meninggal di puncak tertinggi.

Tapi ada juga yang dipulangkan jasadnya tentu biaya dan peralatannya tidak semudah gunung-gunung di Indonesia yang cukup pakai tandu bisa. Namun harus memakai helikopter, apalagi di atas puncak everest tak ada warung mbok yem seperti di gunung lawu.



Beban backpack yang berat, fisik yang lemah tentu akan susah untuk mengurus teman yang sakit di atas gunung. Entahlah kalau dipikir untuk apa sih naik gunung? Hanya satu kata untuk "Ego"

Jadi bagaimana masih berani menantang maut?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star






Tambahan Kaskuser

Quote:
Diubah oleh c4punk1950... 19-03-2021 17:40
PrinScrup
tien212700
gepyan
gepyan dan 25 lainnya memberi reputasi
26
8.7K
102
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan