Pernikahan, adalah acara sakral yang dilakukan untuk mengikat sepasang kekasih dalam ikatan rumah tangga yang sah secara agama dan negara.
Di dalam acara ini terdapat dua keluarga besar yang juga ikut menjadi saksi dan selanjutnya akan saling terikat keluarga karena adanya hubungan misan atau besanan.

Membahas tentang pernikahan tentu Agan dan Sista pun memiliki impian untuk menikah sesuai dengan konsep yang sudah dirancang sedemikian rupa dari ke dua belah pihak keluarga dan pasangan pengantin ya GanSis.
Mulai dari tema acara resepsi, makanan yang akan dihidangkan untuk tamu, hiburan, dan lainnya!

Untuk acara resepsi pernikahan sendiri, biasanya orang-orang akan mengadakan acara secara out door ataupun di dalam gedung.
Pastinya pemilihan tempat selain sesuai konsep juga sesuai dengan budget yang dipersiapkan ya.

Nah dalam penentuan tempat ini lah GanSis yang sering menjadi kendala.
Sebab saat acara resepsi pernikahan digelar di outdoor atau ruang terbuka dengan tenda-tenda, maka cuaca sering kali menjadi penyebab acara resepsi tidak berjalan lancar.

Sebab itulah, masyarakat kita yang masih sangat percaya dengan klenik dan mitos, lebih memilih pawang hujan atau melakukan ritual-ritual unik lainnya.
Salah satu ritual unik yang akan ane bahas adalah ritual lempar celana dalam ke atas atap rumah intuk terang hujan!

Apakah menurut Agan dan Sista hal tersebut logis?

Jika dibahas secara ilmiah, memang melempar celana dalam pengantin ke atas atap rumah untuk penerang hujan ini tidak ada penjelasannya GanSis.
Namun untuk penjelasan secara kepercayaan dan keyakinan, memang hal ini menjadi sebuah tradisi kepercayaan yang telah diwariskan secara turun temurun dati masa ke masa, khususnya masyarakat suku Jawa yang memang mempunyai kebudayaan dan kepercayaan yang beragam.

Menurut penuturan salah satu tetua sekaligus pawang hujan yang ane kenal, melempar celana dalam ke atas ini adalah simbolis untuk melepaskan atau membuang sial yang dialami oleh pengatin.
Celana dalam bekas dianggap sebagai "kotoran" yang harus dibuang, dan hujan di hari resepsi dianggap sebagai kesialan.
Sebab itulah kenapa celana dalam tersebut dibuang ke atas atap yaitu untuk menolak kesialan!

Sebenarnya terang hujan dengan cara tradisional dan kepercayaan ini tidak hanya dengan melempar celana dalam ke atas atap rumah GanSis.
Ada beberapa cara lain yang sering dilakukan oleh pawang hujan untuk menerang hujan saat acara resepsi pernikahan!

Di antara cara-caranya yaitu dengan berpuasa, memasang ubo rampe atau sesajen, melempar garam yang telah dibacakan doa ke api tempat memasak, atau dengan memasang rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih dan cabai pada sebuah lidi untuk kemudian ditancapkan ke latar pekarangan tempat resepsi di gelar.

Memang jika berbicara tentang adat, budaya, tradisi dan kepercayaan, Indonesia adalah gudangnya itu semua ya GanSis.
Kita terlahir dari panjangnya peradaban dan kultur budaya, sehingga sepanjang peradaban itulah adat budaya, mitos, dan tradisi dipercayai dan dihargai di Negara kita tercinta!

Bagaimana GanSis, apakah di tempat kalian juga ada tradisi atau kepercayaan khusus yang dilakukan untuk terang hujan di acara pernikahan?
Apapun itu tradisi dan kepercayaan yang kita percayai, kita semua tetaplah sama GanSis.
Sama-sama orang yang hidup dan tinggal di Indonesia dengan aturan yang sama dan dengan satu ikatan keluarga!

Oke, semoga thread kalinini menambah informasi untuk kita semua.
Thanks sudah singgah, dan see you