Pernah ga merasakan apa yang aku rasakan, ketika sedang asyik-asyik nonton sinetron atau tayangan di tv malah kena sensor. Bahkan film kartun aja pun kena sensor loh gan, hmmm kenapa ya?

Terkadang bingung juga di tv di sensor sedangkan di youtube bebas sensor, sekarang zamannya tv kabel dan smart tv nonton sinetron sudah ketinggalan zaman kata orang perkotaan kecuali ikatan cinta.



Makanya adegan-adegan yang aneh pun sering mereka pertontonkan, semuanya tak lepas untuk mengejar rating.

Terkadang adegan yang harus disensor pun lolos, karena pada dasarnya kalau masyarakat otaknya udah mesum mau disensor seperti apapun ya tetep aja mesum.

Karena mereka ini bisa saja.mencari media lain, terlebih di dunia internet saat ini sangat banyak media yang menampilkan tentang hal-hal berbau mesum.

Internet positif tidak berjalan sempurna, toh dengan VPN masih bisa mereka berjalan lancar jadi mau ditutup sana sini tetep aja kalau pada dasarnya mesum ya mesum saja.



Kalau mau sensor ketat televisi juga akan kebingungan toh film-film jadul itu banyak menampilkan wanita seksi, bahkan pemainnya pun tenar seperti Sally Marcelina yang dikenal sebagai bom seks dunia perfilman di tanah air.

Apakah KPI atau pihak televisi yang menyensor film-film tersebut? Tetap saja film-film jadul dahulu lolos untuk di tonton orang banyak, lantas apa yang terjadi?

Masyarakat terbiasa saja melihat pemeran-pemeran wanita cantik dan seksi wara wiri masuk layar bioskop dan televisi. Seperti cerita warkop DKI yang tak pernah lepas dari wanita seksi, padahal kalau kita lihat unsur genre filmnya adalah komedi.



Dahulu itu hampir semua adegan tak pernah lepas dari yang namanya keseksian, mau tindih-tindihan, gendong-gendongan, peluk-pelukan, sudah dianggap biasa.

Sekarang? Kebuka ketek dikit sensor, kebuka paha dikit sensor, kebuka dada dikit sensor, ciuman sensor, giliran adegan yang tindih-tindihan lupa untuk disensor karena pakai baju.



Yup bahkan sampai-sampai film kartun pun kena sensor, begitu ketatnya sensor yang dilakukan maka film juga berubah menjadi lebih tertutup. Ketika cinta bertasbih, menandakan film Indonesia bangkit dengan cara tertutup busananya. Tanpa mengumbar aurat, film itu dinilai sukses di bioskop Indonesia.

Namun menurut peraturan penyiaran di Indonesia dengan Komisioner Penyiaran Indonesia (KPI), pihaknya hanya mengatur apabila ada program di televisi dengan kode penggolongan siaran, seperti BO (Bimbingan Orangtua), R-BO (Remaja dengan Bimbingan Orangtua), SU (Semua Umur). Sensor itu dari pihak televisi bukan KPI....Nah loh?



Jadi negara kita saat ini apa sedang krisis moral hingga semua aset seksi harus ditutup secara ketat? Entahlah mari kita tanyakan pada ranjang yang bergoyang.



Opini Sendiri
Sumber : klik
Pic google