ribkarewangAvatar border
TS
ribkarewang 
Apakah Menjadi Penjaja Cinta Adalah Solusì Terakhir Wanita?


Hai GanSis ... balik lagi sama ane yang lagi demen beropini hahaha. Kali ini ane mau sedikit cerita pengalaman ane selama kurang lebih 15 tahun di jalanan. Dari satu kota ke kota lain ane banyak ketemu segala macam jenis orang dengan segala karakter dan kepribadiannya.

Selama di jalanan yang namanya bisnis esex-esek atau prostitusi itu pasti ada. Dari yang terselubung sampai yang di depan mata, lokalisasi misalnya. Karena prostitusi memang sudah ada dari jaman nenek moyang kita dulu, itu adalah sesuatu yang yah menggoda, baik kenikmatan mau pun uangnya.



Ane pertama kali tahu lokalisasi itu di Pekalongan, ada dua tempat yang sangat besar dengan banyak wanita dari berbagai daerah. Sebenarnya itu adalah tempat istirahat para supir truk yang membawa muatan dari daerah Bali-Jawa Timur dan sekitarnya menuju Jakarta-Bandung bahkan Sumatera. Ane sendiri ikut karena penasaran saat anak-anak terminal rame-rame mau ke sana. Jujur melihat keadaan kamar, juga wajah-wajah para penjaja sex itu sedikit membuatku sedih.

Kenapa harga diri mereka hanya sebatas itu? Kalau menurut ane, jangan salahkan laki-laki yang doyan jajan di jalan, namanya napsu disodorin siapa bakal nolak ya kan, kecuali imannya kuat, entah dengan si imin.



Wanita-wanita di lokalisasi itu macam-macam, ada yang sudah berumur ada yang masih 20an, ada yang gadis ada yang janda, ngerinya ada yang masih status istri orang. Ane pernah iseng nanya sama mereka, seperti apa rasanya harus tidur dengan lelaki yang bahkan baru pertama kali bertemu?

Rata-rata jawaban mereka, awalnya geli, tapi demi uang akhirnya bikin cuek, anggap saja sedang bermain-main. Jujur sebagai sesama wanita ane merasa miris, tapi ane pun tak bisa ngasih solusi karena ane pun hidup di jalanan, bedanya hanya ane ga jual diri.

Saat ane di Bengkulu malah lebih parah lagi, jadi ane saat itu kerja jualan batik Pekalongan di sana. Sempat ikut teman-teman ke tempat lokalisasi namanya Pulau Bai kalau ga salah. Ceweknya di sana cantik-cantik. Jujur saja kalau ketemu di jalan tidak akan menyangka kalau mereka itu seorang penjaja cinta.



Waktu itu ada yang cerita kalau sampai bisa bikin rumah buat keluarganya di kampung. Jujur itu agak mengerikan buat ane, artinya dia harus melayani berapa puluh bahkan ratus laki-laki?

Nah pengalaman yang paling lucu saat di Bali. Jadi bus ane dapat carteran dari dinas sosial dua bis tujuan Banyuwangi-Jember. Trus kami harus jemput penumpangnya di dinas sosial memakai bus kelas ekonomi. Saat itu harga tiket ke Banyuwangi-Jember sekitar 7-9rban. Tahun 97 kalau ga salah.



Bus itu kapasitasnya 59 orang dan full 2 bus. Bisa bayangkan berapa banyak wanita yang rela menjajakan tubuhnya demi uang. Saat itu ada seorang Ibu yang tengah memberi nasehat kepada mereka.

"Tuhan memberi kalian tangan dan kaki, berusahalah dengan pemberian itu, banyak pekerjaan lain yang lebih baik. Jangan hanya mau buka celana, ingat dosa, ingat penyakit."

Lucunya ada yang nyeletuk, "Buka celana adalah cara cepat dapat uang, dan tidak melelahkan." Semua tertawa, tapi tidak dengan si Ibu, dia menangis. Ane pun tak bisa berkata-kata. Memang menjual kenikmatan itu uangnya mudah, apalagi kalau modalnya wajah cantik, body seksi. Tapi apa iya itu adalah hal terakhir yang hanya bisa dia lakukan? Tidak kah ada usaha lain yang lebih baik?

Uang memang mudah membuat orang terbujuk rayu dosa, semua memang urusan si manusia. Semoga kita semua dijauhkan dari hal yang buruk dan cukup bersyukur dengan berkat yang halal. Dan semoga tangan dan kaki kita tak mudah mengeluh untuk berjalan di lorong yang Tuhan kehendaki.

Terima kasih yang masih nyimak thread ane, sampai ketemu thread lainnya.

Foto : Google
Sumber Opini pribadi





adityadwi73
YenieSue0101
tien212700
tien212700 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.6K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan