Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

enyahernawatiAvatar border
TS
enyahernawati
Terminal Larkin, Terengganu yang Gagal, dan Kuala Lumpur
Petaling Street

Jalan-jalan Menyusuri Daerah Serumpun 2

Assalamu'alaikum Sahabat Kaskuser semuanya....
Hai, Hai, Hai!

Jumpa lagi, ya, dengan Enya dalam thread kedua, kelanjutan dari kisah jalan-jalan kami menyusuri negara serumpun.

Yuk, ah, cekidot!

šŸ€šŸ€šŸ€

Setelah seharian menikmati Singapura, kecapean, dan pulang tengah malam, membuat kami sedikit berleha-leha di hotel, masih ingin bersantai merehatkan badan. Akhirnya, kami pun terlambat ke Terminal Larkin, Johor Bahru, dan ketinggalan bus ke Terengganu. Ternyata, bus ke Terengganu ini tidak setiap saat ada. Hanya pagi saja. Yah, penonton kecewa, deh, hehehe.

Akan tetapi, bukan kami namanya kalau langsung saja menyerah, hehehe. Mmmh, harus memikirkan strategi baru, nih. Tidak mungkin tetap di Johor Bahru. Sudah dua hari di sini. Mau ke mana, ya?

Sambil menunggu inspirasi, kami pun menumpang duduk-duduk santai dulu di kantor travel di Terminal Larkin ini. Menimbang-nimbang mau jalan ke mana setelah ini. Anak-anak sih, enjoy aja, enggak masalah mau ke mana. Yang penting bagi mereka, mah, sepertinya; jalan, jajan, dan makan-makan, hehehe. Aman dan damai saja dunia ternyata bagi anak-anak.

Akhirnya, kami pun memutuskan ke Kuala Lumpur (KL) saja. Toh, dari KL juga nanti bisa ke Terengganu. Malah lebih banyak lagi pilihan busnya.

Oh ya, jangan pernah, ya, makan di bus! Di sini, makan di bus sangat dilarang karena dianggap akan mengotori bus. Drivernya sangat garang untuk urusan yang satu ini.

Ada salah satu penumpang yang dimarahi driver karena makan di bus. Dia disuruh turun untuk menghabiskan makanannya. Untung kami semua sudah makan. Kalau enggak, bisa-bisa kami juga bakal dimarahi karena tidak tahu peraturan ini. Apalagi kami membawa anak kecil yang tidak bisa diprediksi rasa laparnya.

Pukul 15.00 waktu setempat, bus pun berangkat menuju KL. Bus yang nyaman. Jalan rayanya sungguh sangat mulus, diselingi pemandangan kebun-kebun sawit yang tertata rapi. Bersih.

Perjalanan Johor Bahru-Kuala lumpur ditempuh dalam waktu kurang lebih lima jam dengan satu kali perhentian untuk isoma.

Kuala Lumpur, we are coming....



šŸ€šŸ€šŸ€

Kuala Lumpur

Jam delapan malam waktu setempat kami tiba di Terminal Terpadu Bandar Tasik Selatan (BTS), Kuala Lumpur. Terminal bus yang besar, bertingkat, dan megah. Terminal ini terhubung dengan hampir semua jalur kereta api, termasuk jalur kereta api ke Bandara Kuala Lumpur; KLIA 1 dan KLIA 2.

Tak bisa dipungkiri, saya merasa wah dengan suasana terminal ini. Tidak berasa seperti di terminal bus. Akan tetapi, seperti kita sedang berada di bandara saja.

Gimana enggak, ternyata ada banyak jalur untuk bus yang akan masuk ke terminal. Jadi, jika ada beberapa bus yang datang berbarengan, maka mereka akan menempati jalur kedatangannya masing-masing untuk menurunkan penumpang.

Turun dari bus, kita pun sudah ditunggu oleh eskalator yang akan menuntun kita menuju jalur keluar terminal. Persis seperti di bandara, saat kita turun dari pesawat. Keren....

šŸ€šŸ€šŸ€

Seperti kebiasaan kami yang jarang memesan hotel saat bepergian, kedatangan kami ke KL ini pun sama. Terjun bebas. Apalagi sebelumnya kami memang tidak ada rencana ke sini. Jadi, suasana terminal bus yang nyaman kami manfaatkan untuk beristirahat sebentar, sambil mencari dan memesan hotel atau penginapan via aplikasi online. Oh ya, di terminal ini ada tersedia sofa dan kursi buat duduk, juga wifi gratis.

Dan ... di sinilah cerita bermula.

šŸ€šŸ€šŸ€

Seperti kebiasaan kita--emak-emak terutama--saya rasa semua orang hampir sama, ya, kalau mencari sesuatu, apa pun itu, pastinya memilih yang murah dan bagus. Betul?
Begitu pun saya.

Setelah memilih-milih dan menimbang-menimbang, akhirnya kami memutuskan menginap di hotel saja. Kami memilih hotel ini bukan tanpa alasan.

Pertama, tentu karena ada promo--harga dasarnya lumayan mahal, lho.
Selain itu juga karena lokasinya yang dekat dengan Pasar Seni dan Pasar Malam Petaling di Chinatown. Tempat ini memang termasuk daerah wisata. Letaknya pun sangat strategis, di pinggir jalan besar. Juga ketika kami melihat foto-foto hotelnya, kami merasa sreg. Hotelnya tampak unik dan homey. Di dinding resepsionis terlihat ada beberapa foto kaligrafi. Cocoklah!

Ketika tiba di tujuan, ternyata hotelnya tidak terlalu besar. Berupa bangunan lama khas pecinan, bertingkat tiga dari kayu. Kayaknya seru. Akan tetapi yang mengejutkan, ternyata ini adalah salah satu hotel backpacker. Hampir semua orang yang sedang bersantai di ruang tamu adalah anak-anak muda, laki-laki dan perempuan. Banyak yang merokok juga minum-minum. Aih....

Ternyata, mereka pun tak kalah kagetnya melihat kedatangan kami, satu keluarga dengan perempuan bercadar bersama dua orang anak kecil.

Tiba-tiba saja kami merasa seperti terdampar di planet lain.

Melihat suasana yang tidak kondusif untuk anak-anak, membuat suami segera mengambil inisiatif untuk keluar dari hotel tersebut. Akan tetapi karena sudah larut malam, hampir jam satu dinihari, dan anak-anak juga sudah tampak sangat lelah, pemilik hotel menyarankan kami untuk keluar besok saja. Jadi, malam ini kami tetap tinggal di hotel, supaya kami bisa beristirahat segera. Itu saran si pemilik hotel.

Sebelumnya, ketika pemilik hotel mengetahui bahwa yang menjadi tamunya kami--pemilik hotelnya bule--dan mungkin mendapat informasi dari resepsionis, beliau buru-buru datang, meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

Oh ya, hotel tipe backpacker ini memang merupakan pilihan bagi rata-rata solo traveller. Karena memang di sinilah semua traveller biasa saling bertemu, berbagi cerita, bahkan kadang ada juga yang berjanji untuk melanjutkan perjalanan bersama-sama, melanjutkan petualangan.

šŸ€šŸ€šŸ€

Pagi harinya saat sarapan.

Kami sarapan di ruang makan. Ruang makannya lumayan nyaman dengan suasana oriental. Bebas makan apa saja yang disediakan, dengan aturan, kita harus membersihkan, mencuci, dan membereskan sendiri apa-apa yang telah kita pakai. Self servis.

Ketika saya datang, banyak tamu-tamu yang juga sedang sarapan dan mengobrol. Sebagian besar adalah orang asing. Dan tanpa komando, satu per satu dari mereka pamit, mohon izin dengan memberikan sesungging senyuman yang manis untuk saya, aha! Mungkin maksudnya supaya saya tidak tersinggung karena mereka pergi ketika saya datang. Mereka pindah duduk ke ruangan lain, menonton tv, bahkan ada juga yang sepertinya kembali ke kamar.

Tinggal di ruang makan, seorang perempuan muda, cantik, dan sedang asyik menulis sembari bermain ponsel. Dilihat dari paras dan penampilannya, si perempuan itu terlihat seperti orang melayu, single, dan berumur sekitar 25 tahunan. Saya memilih duduk satu meja, tepat di depan si perempuan. Sementara anak-anak dan abinya duduk di meja lain.

Ragu-ragu, tetapi hangat saya menyapa. Ternyata si perempuan sangat ramah. Tipikal traveller yang free dan open minded. Rupanya dia orang Malaysia, melayu asli. Seorang traveller, yang mengaku sering melakukan perjalanan seorang diri. Istilah kerennya sih 'Solo Traveller. Katanya dia malah sudah sering solo traveller ke Indonesia; Yogya dan Bandung. Dan menurut dia, hotel backpacker seperti ini adalah pilihan yang tepat bagi dia. Bisa menambah banyak teman. I see ....

Akan tetapi, ada satu hal yang membuat saya heran. Ternyata, dia di sini bukan sebagai pelancong. Dia tinggal dan punya keluarga di Kuala Lumpur. Hampir setiap weekend dia menginap di hotel ini. Dan hotel ini adalah hotel favoritnya.

Meski penduduk asli, ternyata dia juga masih sering jalan-jalan, keliling-keliling kota Kuala Lumpur, ya. Tidak pernah puas, katanya ....

Lah, bagaimana dengan kita yang baru datang ini? Tentu lebih bersemangat lagi jalan-jalannya, hehehe.

Ketika di ruang makan itu, saya juga bertemu dengan bapak-bapak tua, yang bekerja bersih-bersih ruangan. Bapak itu berpenampilan seperti umumnya Pakistani. Ternyata memang beliau orang Pakhtun yang sedang merantau ke Malaysia.

Kami pun--saya dan suami--bertanya tentang hotel ini kepada si bapak. Kenapa hotel ini berbeda dengan apa yang saya lihat di aplikasi pemesanan.

"Kami pikir, hotel ini hotel syariah dan pemiliknya muslim." Itu hal pertama yang kami tanyakan.

Ternyata, menurut si bapak Pakistani, pemilik hotel ini sebelumnya memang seorang muslim. Dulu, kebanyakan tamu yang datang adalah keluarga. Namun karena sesuatu hal, hotel ini dijual dan dibeli oleh pemilik yang sekarang, si Bapak Bule.

Ooo, kami paham. Ternyata foto-foto di aplikasi belum sempat dirubah dan diganti. I see.

Selesai sarapan, kami pun segera jalan-jalan. Kami engak jadi check out pagi itu, karena kami toh akan keluar juga pagi ini. Kami tidak stay di hotel. Daripada pergi bawa barang, lebih baik barang-barangnya ditinggal. Jadi, kami bisa berjalan-jalan dengan lenggang kangkung. Lebih asyik, lebih nyaman, dan santai. Masih ada waktu sampai pukul 14.00 untuk keliling.

Let'go to the jungle ....








šŸ€šŸ€šŸ€

Catatan :
Jalan-jalan atau travelling di Kuala Lumpur ini, tidak usah ditanya-tanya lagi bagaimana-bagaimananya. Hampir semua tempat adalah daerah wisata. Bangunan-bangunan tua tampak cantik dan terawat. Jalanan kota nan rapi, kereta api yang nyaman, juga bus-bus gratis seperti masih baru, hampir selalu tersedia. Ditambah pemandangan kota yang bersih dan indah.



Wajar, banyak pelancong yang berkunjung ke kota ini. Di mana-mana wisatawan. Di mana-mana turis. Yang tidak kalah menariknya, banyaknya turis dari Timur Tengah yang berlibur ke sini. Mereka biasanya datang beramai-ramai bersama keluarga. Terlihat sekali, mereka sangat nyaman menikmati hari.

Mmmh.... saya jadi ingat kota Jakarta. Berharap, semoga Jakarta cepat berbenah dan bisa menjadi salah satu tempat tujuan wisata bagi negara-negara lain. Jangan hanya tahu, Indonesia adalah Bali saja. Sedih....

Di Kuala Lumpur, kita akan dengan sangat mudah bertemu dengan etnis Melayu, India, dan China. Dan memang, tiga etnis tersebutlah yang menjadi penduduk asli Malaysia dengan persentase yang hampir sama banyak-- info langsung dari sahabat, penduduk lokal. Betul sekali, Malaysia ini adalah, 'Truly Asia'. Berbagai etnis bangsa berbaur dan bersinergi dengan baik.

Selama di Kuala Lumpur, untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang jauh, hampir setiap hari kami berkeliling kota dengan bus Go KL. Bus gratis yang nyaman banget. Bus ini ada 4 macam trayek, dengan rute masing-masing, sesuai warnanya--merah, biru, hijau dan ungu. Dan bus-bus ini melewati hampir semua daerah tujuan wisata di Kuala Lumpur ini.

Jadi, ke mana pun kita ingin pergi santai menikmati kota, silahkan gunakan bus gratis ini.

Salah satu jalur bus Go KL

MRT yang nyaman dan bersih

Stasiun yang bersih

Stasiun yang nyaman

Mushola di stasiun yang bersih

šŸ€šŸ€šŸ€

Tunggu kisah mengeksplor KL di thread selanjutnya, ya, Sahabat. Yuhuuu .... Wassalam.

Sumber: Opini pribadi.
Foto: Dok. Pribadi

Oh ya, silakan mampir di kisah sebelumnya.

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...f6c463072aed0e
Diubah oleh enyahernawati 28-01-2021 08:56
sofiayuan
limpahkurnia280
limpahkurnia212
limpahkurnia212 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
7K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan