Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BowoSanAvatar border
TS
BowoSan
"Konspirasi Efek" Alasan Ragu Dengan Vaksin?



Retorika tentang konspirasi Corona Virus, banyak di percaya, salah satunya virus ini adalah buatan manusia, "biological war" berakibat pada pemahaman yang berbeda tentang asal usul penyebaran virus dan tindakan masyarakat untuk memproteksi diri dari penyakit.

Konspirasi sejauh ini pengaruhnya lebih besar untuk menunjukan pesan kontra dengan pandangan yang berbeda pada umumnya, sebagian beranggapan sebagai hal yang biasa. Inilah yang menyebabkan anggapan dari retorika konspirasi memiliki cangkupan komunitas dengan pemahaman yang besar jumlahnya dimasyarakat. Jadi dari adanya issue retorika konspirasi, mari bahas sedikit tentang COVID-19 disambungkan benang merahnya dengan upaya vaksinasi.

Konspirasi Implan Microchip

Dalam tahun 2020 beredar desas-desus keterlibatan Bill Gates dalam pendanaan vaksinasi, dalam berita yang dimuat oleh beberapa media mainstream adanya vaksin memungkinkan sebuah implan microchip yang ramai diberitakan pada bulan Mei 2020. Lebih tepatnya Bill Gates jadi sasaran teori konspirasi berdasarkan jejak pendapat dari YouGov dan Yahoo News. Jajak pendapat itu menyebut 28 persen warga Amerika Serikat percaya dengan teori konspirasi ini, ketika penolakan vaksin terjadi beberapa menyuarakan pandangan tentang vaksin yang akan digunakan untuk melacak pergerakan jutaan orang.

Lantas hal ini dibantah oleh pendiri Microsoft itu sendiri, dari pernyataan di Business Insider

Quote:


Quote:


Ketika itu informasi tentang penanaman impan microchip menjadi atensi publik, dalam kesempatan lain juga Bill Gates membantah teori konspirasi ini menganggap mereka sebagai anti-vaksin.

Melihat sentimen anti-vaksin nyatanya yayasan Bill Gates menekankan untuk vaksin diutamakan untuk didistribusikan pada negara-negara dengan infrastruktur perawatan kesehatan yang kurang memadai dan membantu untuk mengimunisasi anak-anak dinegara berpenghasilan rendah.

Di Indonesia sendiri survey tentang penerimaan vaksin atensi setuju untuk mendapatkan vaksin sekitar 64.8% sisanya 7.6% menolak untuk divaksin, 27.8% masih ragu. Survey ini dilakukan untuk melihat pandangan, persepsi dan perhatian masyarakat tentang penerimaan vaksin yang dilakukan pada bulan September 2020 melibatkan 115.921 responden dari 34 provinsi di Indonesia mencakup 508 kabupaten/kota. (Refrensi: detikHealth)

Menyoal Cepatnya Penemuan Vaksin
Retorika konspirasi juga melihat ini menjadi bisnis dunia farmasi. Dalam beberapa bulan yang lalu pesan keraguan menyoal vaksinasi disuarakan soalnya tak lain cepatnya penemuan vaksin Covid19. Begini mereka membuat legal standingnya.

Virus sejenis SARS-COV-2 penyebab Covid-19, yakni SARS dan MERS sampai saat ini belum memiliki vaksin. Padahal SARS telah terdeteksi sejak 2003 di China dan MERS sejak 2001 di Timur Tengah. Logikanya meneliti vaksin virus dalam 8 bulan Itu terlalu susah. Kecuali dia sendiri yg membuat virus begitu penjelasan singkatnya. Artinya dari penjelasan ini gerakan yang dilakukan WHO dengan nama COVAX ini dilakukan di bawah naungan dua organisasi kesehatan, GAVI (GAVI dibentuk Bill Gates melalui Gates Foundation) dan CEPI sungguh mencurigakan, seperti sudah di desain.

Gerakan COVAX sendiri diikuti 170 negara termasuk Indonesia. Gerakan ini menjanjikan vaksinasi bagi setidaknya 20 persen populasi penduduk di suatu negara untuk mengakhiri pandemi dan membangun ekonomi.

Quote:


Melihat mulianya gerakan COVAX ini bukan tanpa alasan jika akan ada yang bersuara lantang sebagai anti-vaksin atau pernyataan lain yang kontra dengan pandemi ini, kita belom lupa sosok I Gede Ari Astinaatau Jerinx, yang menyuarakan Covid-19 sebagai konspirasi elit global. Jujur saja tanpa merendahkan pemikiran Jerinx yang agak ekstrim, radikal begitulah kalo boleh disebut. Bagi orang yang masih percaya dengan konspirasi ini tidaklah salah, tapi terlalu "bodoh" ketika berkomentar & melakukan pernyataan ketidak setujuan dengan cara hate speech sungguh sangat disayangkan.

Kembali pada cepatnya ditemukan vaksin ini memunculkan Beberapa alasan utama memiliki keraguan terhadap vaksinasi termasuk :
Quote:


Alasan lain yang jarang dikutip termasuk sehat, takut jarum, kebal dari infeksi masa lalu, masih muda, dan kurangnya perhatian tentang mengembangkan penyakit serius. (Refrensi: Futurity.org)

Quote:


Jadi sangat mungkin "konspirasi efek" mempengaruhi perilaku masyarakat terutama yang masih percaya akan adanya siapa yang diuntungkan dalam adanya pandemi ini. Keraguan selanjutnya tentang beberapa orang berpikir untuk tidak peduli dengan adanya pandemi, bahkan nekat tidak mengikuti himbauan untuk menjaga jarak sosial, cuci tangan hingga menggunakan masker.

Bisnis Dunia Farmasi


Siapa yang diuntungkan dalam pandemi dari sisi ekonomi?

Maka kita masuklah pada konspirasi teori selanjutnya untuk membahas hubungan sebelum adanya vaksin tersedia, yaitu dari alat kesehatan penunjang, pernah juga mengalami kepanikan karena masalah masker kain atau masker wajah, kepanikan karena masalah handsanitaser hingga mengalami kelangkaan dibeberapa apotek dan toko ritel. Bahkan kepanikan sempat merambah ke toko-toko swalayan karena khawatir pandemi berkepanjangan ini membuat beberapa stok makanan di display habis.

Untuk beberapa saat juga mematikan industri wisata, dari restoran besar hingga warteg pinggir jalan, bahkan industri ritel sekaligus mati suri, bagimana perhotelan juga terkena imbasnya. Dampaknya sangatlah besar pengurangan pegawai bahkan dampak buruknya PHK massal. Angka pengangguran diluar sektor dunia farmasi sungguh memprihatinkan, melihat situasi saat ini ada perubahan perilaku konsumen karena adanya aturan ketat "pandemi" inilah yang sering disebut sebagai dengan VUCA sebagai gambaran situasi dunia bisnis saat ini.

Beberapa sudah dimuat di media, hubungan ini dengan sekala prioritas menormalkan ekonomi bahkan ada tim khusus untuk menstabilkan ekonomi. Tapi ekonomi yang diprediksi butuh waktu lama untuk pulih, dan semuanya hanya berharap untuk pandemi ini hilang.

Sayangnya sekala konspirasi elit, mungkin jarang dibicarakan "siapa yang diuntungkan". Ada pernyataan Vaksin akan lancar distribusinya ketika Amerika memiliki presiden baru bernama Joe Baiden. Joe Baiden ditengarai adalah sosok elit globalis cabal, dan bermain dalam industri farmasi, sama ketika waktu Obama Care dahulu memainkan pandemi berkepanjangan dieranya yang gagal ketika virus Ebola bisa terkendali. Konspirasi ini lebih menekankan pada tindakan elit politik Amerika dalam percaturan dunia sebagai negara dominan terhadap Global Supplay Chain-nya, jadi melihat ini bagi yang percaya teori konspirasi Amerika ataupun China hanya sebagai tools para elit Gobal, dan tujuan utama dari itu semua adalah de-globalisasi. Negara lain yang tidak memiliki nilai tawar untuk mengakhiri masalah ini, kemungkinan akan lama untuk penyelesaiannya dalam mendapatkan akses vaksin dan bantuan dari organisasi dunia seperti IMF dsb.

Jadi, Welcome The New World Order Ini mungkin agak mengada ada, gak apa apa, konspirasi kan beginilah. Jika nantinya negara seperti Amerika, Jerman, Inggris akan menjadi pahlawan, ataupun negara seperti China bertanggungjawab sebagaimana kita tahu virus ini berasal dari Wuhan, China punya tanggungjawab sebagai "obor" untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin di negara dengan nilai tawar baik politik dan ekonomi dengan negara-negara "obor-nya". Jadi kalo melihat dari kacamata ahli strategi geopolitik ada yang bilang negara yang tidak bisa memproduksi vaksin "kena trap" atau istilah lainnya kena jebakan. Mungkin saja hanya ini jalan keluar tercepat untuk bertindak bagi negara dengan populasi besar seperti Indonesia, jadi dengan sarana infrastruktur kesehatan yang belum memadai membuat vaksin pantas saja dari kalangan yang mengaku patriotik & nasionalis akan mempercayai konspirasi halu ini, gak apa-apa banyak kok temennya.

Lantas karena mungkin saat pandemi berkepanjangan hanya vaksin adalah transaksi menguntungkan, melihat ini pasti dunia farmasi diuntungkan. Bahkan ada anggapan untuk menyanggah pemahaman ini, seperti para relawan kesehatan dari dokter dan perawat betumbangan "meninggal" dalam upaya melakukan tindakan medis. Mereka sebenarnya "sungguh" tidak ingin menyakiti para dokter , perawat atau pun yg berhubungan dengan ini, melainkan sebenarnya mereka korban dari kebijakan politik itu sendiri, diralat kebijakan geopolitik itu sendiri. Kita musti paham, pandemi berkepanjangan ini dari kurang responsifnya diawal melihat persoalan.

Bahkan jika kalian menolak pernyataan ini, harusnya mempertanyakan ulang keseriusan pemerintah yang lebih memprioritaskan pilkada serentak pada bulan Desember 2020, padahal laju penyebaran virus masih belum terkendali. Yang ada kebijakan politik memperparah bagi mereka yang bekerja di dunia kesehatan.


Apakah Jawabannya ada di Vaksin?


Referensi : dw.com

Kembali lagi ke pernyataan banyak pakar epidemiologi, vaksin belum tentu berhasil, maka dari itu memperkuat antibodi dengan mengkonsumsi vitamin, makan teratur, olahraga, bahkan himbauan untuk menggunakan masker dan menjaga jarak sosial untuk dipatuhi. Hingga saat ini laju penyebaran pun semakin tinggi, seakan menutup mata vaksin jalan satu-satunya, padahal kita tahu pandemi ini adalah proses seleksi alam"tanpa mengurangi rasa kemanusiaan terhadap korban yang meninggal" tapi faktanya demikian, emosi masyarakat menjadi tidak stabil mudah marah, dan mudah tersinggung.

Konspirasi saat ini dianggap sesat, oh ya bagi yang masih percaya silahkan saja bagi mereka yang menganggap alternatif berpikir lain juga tidak apa-apa. Tapi bukankah setiap manusia itu rentan akan kematian?

Sebenarnya alternatif hard imunity, bagi mereka golongan yang sudah terpapar covid-19 dan memiliki imunitas, adalah tujuan ketika fase akut pandemi ini, vaksinasi mempercepat itu. Untuk itu yang harus dipikirkan sekarang mengkontrol penyebaran, selama masyarakat belom tereduksi dan masih mempercayai konspirasi lain "Corona virus tidak ada" akan sulit untuk mengubah persepsi masyarakat menjadi lebih positif.


POLITIK BERPERAN DALAM KEPUTUSAN VAKSINASI
Apa yang dilakukan Presiden RI Ir. Joko Widodo dan beberapa Menteri, Staf Ahli dan bahkan para Influencer ditunjuk dalam Perekrutan untuk menerima vaksin pertama yaitu vaksin sinovac ini adalah keputusan politik yang dibuat untuk mewakili pemerintah memberikan optimisme penggunaan vaksin.

Selain nanti pada akhirnya vaksin yang diterima itu "gratis" beberapa kalangan ada pendahuluan untuk mereka yang berkaitan dengan dunia kesehatan. Langkah ini akan mempengaruhi pandangan & persepsi bagi mereka yang masih "ragu" dari penjelasan kekhawatiran untuk menunggu vaksin dahulu. Sedangkan pandangan lain yang menolak vaksin mau tidak mau pemerintah memberikan informasi tentang keamanan dan ke-halalan.

?s=19

?s=19


Jadi atensi publik akan menjadi positif, dan perlahan menerima vaksin sebagai alternatif untuk membuat imunitas dan masuk dalam the new world order.


Referensi : Futurity

Sekarang kamu makin ragu dengan retorika propaganda konspirasi vaksin? Oh ya sebenarnya tulisan ini sebenarnya ngawur, penuh dengan sentimen, jadi jangan dibawa kedalam perasaan ya, kalo kamu masih percaya konspirasi teori tentang vaksin, hanya himbauan saja ya, untuk patuh protokol kesehatan jadi itu akan membantu menyelesaikan persoalan pandemi akan lebih cepat. Yang masih belum terselesaikan bagi mereka yang masih mempercayai Covid tidak ada, atau bahkan sentimen negatif tentang vaksin, kalo itu sudah jadi pilihan kita harus mengkuti sebagai jamaah. Selamat mencoba vaksin, saya pribadi masuk daftar tunggu masih lama.



Sumber :

Bill Gates

Wikipedia : "Pfizer""BioNTech""CureVac""Novavax""Moderna""Sinovac-Biotech"
Diubah oleh BowoSan 06-02-2021 13:44
l13ska
yuni.wahyuni114
tien212700
tien212700 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
3.4K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan