- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
RS di Jabodetabek Mulai Kolaps, Banyak Pasien Corona Tak Bisa Ditampung karena Penuh
TS
mr.khonthol
RS di Jabodetabek Mulai Kolaps, Banyak Pasien Corona Tak Bisa Ditampung karena Penuh
Quote:
Rumah Sakit di Jabodetabek Mulai Kolaps, Banyak Pasien Corona Tak Bisa Ditampung karena Penuh
Inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana menyoroti sejumlah rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang mulai kolaps.
Akibatnya, ia banyak mendapat laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh.
Bahkan, sejak akhir Desember 2020 hingga 21 Januari 2021, pihaknya telah menerima 34 laporan.
"Hingga 21 Januari ya kalau tidak salah kami menerima 34 laporan tentang kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh."
"Kami juga sudah dibantu Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam mencari rumah sakit," kata Irma dalam Konferensi Pers Daring, Senin (25/1/2021), dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya juga sudah meminta bantuan kepada tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencarikan solusi.
Namun, empat kali meminta bantuan kepada tim Kemenkes, LaporCovid-19 mengaku tak kunjung berhasil.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 segera mencarikan solusi agar kapasitas kamar di rumah sakit kembali normal.
"Kita perlu fokus membenahi ini. Kita sedang hadapi rumah sakit yang mulai kolaps," ujarnya.
Irma menceritakan, sejak awal Desember 2020 rumah sakit di sekitar Jabodetabek dan berbagai daerah lain di Pulau Jawa mulai kesulitan menampung pasien.
Hal itu membuat terjadinya antrean pasien untuk mendapatkan perawatan hingga bisa meningkatkan risiko kematian.
"Tanda-tanda kolapsnya rumah sakit ini semakin bertambah memasuki Januari 2021."
"Apalagi sepanjang Desember 2020 mobilitas penduduk cenderung meningkat dengan adanya pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak dan libur Natal Tahun Baru," tuturnya.
"Kita perlu fokus membenahi ini. Kita sedang hadapi rumah sakit yang mulai kolaps," ujarnya.
Irma menceritakan, sejak awal Desember 2020 rumah sakit di sekitar Jabodetabek dan berbagai daerah lain di Pulau Jawa mulai kesulitan menampung pasien.
Hal itu membuat terjadinya antrean pasien untuk mendapatkan perawatan hingga bisa meningkatkan risiko kematian.
"Tanda-tanda kolapsnya rumah sakit ini semakin bertambah memasuki Januari 2021."
"Apalagi sepanjang Desember 2020 mobilitas penduduk cenderung meningkat dengan adanya pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak dan libur Natal Tahun Baru," tuturnya.
Akhir-akhir ini, sejumlah kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh semakin banyak terjadi.
Bahkan, LaporCovid-19 juga menerima laporan pasien yang meninggal di perjalanan.
Termasuk di transportasi umum, di rumah, di selasar rumah sakit, di UGD serta di Puskesmas karena kesulitan mendapatkan perawatan intensif.
Contohnya, ia menerima laporan dari warga Kota Depok yang meninggal dalam perjalanan mencari rumah sakit pada 19 Desember 2020.
"Pada 19 Desember 2020 sore itu, keluarga pasien awalnya menghubungi Satgas Covid-19 di daerahnya untuk meminta ambulans karena kondisi ayah pelapor sebagai suspek Covid-19," ujar Irma.
"Sang ayah bergejala sesak nafas, namun ambulans tidak dikirim hingga dua jam penantian."
Bahkan, LaporCovid-19 juga menerima laporan pasien yang meninggal di perjalanan.
Termasuk di transportasi umum, di rumah, di selasar rumah sakit, di UGD serta di Puskesmas karena kesulitan mendapatkan perawatan intensif.
Contohnya, ia menerima laporan dari warga Kota Depok yang meninggal dalam perjalanan mencari rumah sakit pada 19 Desember 2020.
"Pada 19 Desember 2020 sore itu, keluarga pasien awalnya menghubungi Satgas Covid-19 di daerahnya untuk meminta ambulans karena kondisi ayah pelapor sebagai suspek Covid-19," ujar Irma.
"Sang ayah bergejala sesak nafas, namun ambulans tidak dikirim hingga dua jam penantian."
"Keluarga akhirnya membawa ayahnya menggunakan taksi daring berkeliling ke sejumlah RS di Kota Depok dan Jakarta Selatan."
"Hingga kemudian pasien meninggal dalam perjalanan setelah ditolak di sejumlah rumah sakit," tutur dia.
Dari kasus inilah kemudian Satgas Depok meminta LaporCovid-19 untuk transparan mengenai data pasien.
Namun, Irma menolak karena menurutnya saat ini yang paling penting adalah menyelesaikan sistem rumah sakit yang dinilai sudah mulai kolaps.
"Ada banyak warga yang ingin mencari bantuan, mereka yang positif mencari bantuan untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit."
"Apakah itu rawat inap biasa atau ICU, tetapi situasi rumah sakit yang ada di Jabodetabek sudah full. Jadi tidak mampu menampung," ungkapnya.
Penambahan Covid-19 di Indonesia Hampir Capai 1 Juta Kasus
Jumlah pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Senin (25/1/2021) pukul 12.00 WIB semakin bertambah.
Jumlah kasus positif tercatat ada 9.994 penambahan, dari sebelumnya 989.262 kasus.
Sehingga, kini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 999.256 kasus sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret lalu.
Penambahan tersebut menambah daftar panjang kasus Covid-19 di Indonesia yang hampir menyentuh 1 juta kasus.
Hal itu disampaikan dalam website resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, covid19.go.id, pada Senin (25/1/2021) sore.
Kabar baiknya, ada sejumlah 10.678 pasien yang berhasil sembuh.
Penambahan kasus sembuh pada hari ini juga menjadi rekor tertinggi.
Artinya, jumlah pasien sembuh menjadi 809.488, dari pasien sebelumnya sebanyak 798.810 jiwa.
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 297 pasien.
Sehingga, total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 28.132 orang, dari sebelumnya 27.835.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Disusul dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Hingga kemudian pasien meninggal dalam perjalanan setelah ditolak di sejumlah rumah sakit," tutur dia.
Dari kasus inilah kemudian Satgas Depok meminta LaporCovid-19 untuk transparan mengenai data pasien.
Namun, Irma menolak karena menurutnya saat ini yang paling penting adalah menyelesaikan sistem rumah sakit yang dinilai sudah mulai kolaps.
"Ada banyak warga yang ingin mencari bantuan, mereka yang positif mencari bantuan untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit."
"Apakah itu rawat inap biasa atau ICU, tetapi situasi rumah sakit yang ada di Jabodetabek sudah full. Jadi tidak mampu menampung," ungkapnya.
Penambahan Covid-19 di Indonesia Hampir Capai 1 Juta Kasus
Jumlah pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Senin (25/1/2021) pukul 12.00 WIB semakin bertambah.
Jumlah kasus positif tercatat ada 9.994 penambahan, dari sebelumnya 989.262 kasus.
Sehingga, kini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 999.256 kasus sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret lalu.
Penambahan tersebut menambah daftar panjang kasus Covid-19 di Indonesia yang hampir menyentuh 1 juta kasus.
Hal itu disampaikan dalam website resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, covid19.go.id, pada Senin (25/1/2021) sore.
Kabar baiknya, ada sejumlah 10.678 pasien yang berhasil sembuh.
Penambahan kasus sembuh pada hari ini juga menjadi rekor tertinggi.
Artinya, jumlah pasien sembuh menjadi 809.488, dari pasien sebelumnya sebanyak 798.810 jiwa.
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 297 pasien.
Sehingga, total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 28.132 orang, dari sebelumnya 27.835.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Disusul dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
SUMBER
MUKE GILE BRAY
leighkurgnovan memberi reputasi
1
497
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan