Gambar: lifestyle.okezone.com


Toilet adalah tempat yang biasanya jorok dan bau, tetapi sangat penting adanya.

Jika di rumah tidak ada toilet, mungkin seseorang masih bisa buang air ke sungai. Namun bayangkan jika tidak ada toilet di tempat umum, tidak mungkin bukan, buang air kecil apalagi besar di tempat umum?

Nah, itulah pentingnya terdapat toilet di tempat umum, meski biasanya jorok dan bau, tetapi dapat membantu memenuhi hajat hidup orang banyak. Haha.

Pentingnya keberadaan toilet di tempat umum, mendorong sektor perekonomian untuk menjadikannya ladang bisnis, di mana seorang penjaga toilet yang kerjaannya hanya duduk, bisa punya banyak uang atas profesinya.

Biasanya sekali buang air dikenai biaya Rp 2.000. Kalau pas perut mulas, 1 orang bisa bolak-balik 5 kali ke toilet, dan sudah tampak berapa pendapatan sang penjaga toilet.

Yah, namanya orang memang butuh toilet di mana-mana, maka mengeluarkan uang buat bayar toilet bukan hal yang memberatkan.

Antara pemilik dengan pengguna toilet sama-sama diuntungkan-lah.


Namun, apa jadinya jika ada sebuah perusahaan yang menerapkan kebijakan konyol, di mana selama bekerja dalam sehari, para karyawannya dilarang ke toilet lebih dari 1 kali jika tidak ingin didenda sebesar 20 yuan atau $ 3 atau setara Rp 43.519.

Wah, jadi kalau dalam sehari sudah ke toilet, karena kebelet pipis untuk yang kedua kalinya ke toilet, sama saja membayar Rp 43 ribu, nih. Jauh lebih mahal ketimbang ke toilet umum di Indonesia yang rata-rata mematok tarif 2.000 saja

Sehari ke toilet 3 kali, sudah kelihatan uang denda yang harus dibayar berapa.


Gambar: tribunmanado.co.id

Perusahaan yang menerapkan kebijakan tersebut adalah AnpuElectric Science & Technologi yang berbasis di Dongguan, Guangzhou, China.

Pada desember 2020 lalu, bahkan tujuh karyawannya telah dijatuhi sanksi berupa denda tersebut oleh pihak manajemen perusahaan.

Agar ke-7 karyawan tidak repot dan menghindari perkara hukum, akhirnya pihak manajemen mengganti sanksi denda dengan memotong bonus gaji mereka.

Kebijakan konyol perusahaan tersebut pada akhirnya viral dan mendapat banyak kecaman dari para netizen China setelah karyawannya banyak yang mengeluhkan di media sosial.

Tidak sedikit netizen yang marah dan menilai kebijakan perusahaan tersebut tidak manusiawi.

Kalau menurut GanSis, bagaimana? Yang menjadi pertanyaan ane adalah, mungkinkah di perusahaan tersebut ada karyawan khusus yang menjaga toilet agar tahu mana saja karyawan yang sudah pernah ke toilet?


Akhirnya setelah diselidiki, Pejabat Biro Sumber Daya Manusia (SDM) dan Jaminan Sosial Kota Dongguan menyatakan kepada media The Paper asal China jika kebijakan tersebut ditetapkan ilegal, dan pihak perusahaan pun dituntut agar mencabut kebijakan serta mengembalikan seluruh uang hasil denda kepada yang bersangkutan.

Salah seorang manajemen perusahaan berdalih jika kebijakan tersebut dibuat lantaran banyak karyawan yang melanggar aturan internal, malas bekerja, berkali-kali pergi ke toilet hanya untuk merokok atau menghabiskan waktu agar tidak banyak bekerja.

Pihak perusahaan lebih memilih menerapkan aturan yang ketat ketimbang memecat karyawan, karena menurut mereka menemukan karyawan adalah tidak mudah.

Pada akhirnya pihak perusahaan mengambil solusi dengan menetapkan bahwa karyawan yang ingin pergi ke toilet lebih dari sekali dalam sehari, harus lapor dulu ke atasannya.

Bagaimana pendapat GanSis mengenai kebijakan yang pernah ditetapkan perusahaan tersebut?

Kalau menurut ane, kebijakannya mending emang dengan lapor atasan saja jika ingin ke toilet lebih dari sekali.

Namanya buang air, kan, tidak bisa diprediksi, kapan ingin buang air dan berapa kalinya. Namun, kita juga tidak tahu bagaimana sebenarnya karyawan mereka, atau jangan-jangan memang malas. Tapi kalau sampai denda berupa uang, sih, keterlaluan. Ya, embuh-lah.