Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

AyulagiAvatar border
TS
Ayulagi
MALAM PERTAMA
Ting!

Mataku membola saat ada notifikasi dari aplikasi pesan. Jemariku segera mengklik pesan pop up itu.

[Sayang, datanglah malam ini. Ibuku sedang tidak ada.]

[Apa Kau yakin? Kau ingin melakukannya bersamaku?]

[Tentu saja! Aku sudah menunggu lama sekali untuk melakukan ini. Kau tahu 'kan, pacarmu ini masih polos.]

[Ok. Tunggu aku pukul tujuh malam. Akan kubawa semua alat pendukung untuk malam pertama kita, Darling.]

Akhirnya Netta —pacarku— mau melakukan ini. Sudah satu tahun aku berusaha menahan fantasi kotorku. Sekarang semuanya akan terjadi malam ini.

Jam sudah menunjuk angka enam sore. Aku harus bersiap-siap. Aku menggunakan baju yang super nyaman, supaya gampang membersihkannya nanti. Aku yakin di malam pertama ini, Netta akan menjerit memanggil namaku.

***

"Hai, Sayang. Akhirnya Kau datang. Apa kau sudah membawa ...." Netta menggantung ucapannya, wajahnya memerah malu. Aku gemas dan segera menariknya kepelukan.

Aku menyingkirkan anak rambut yang menutup telinga sexynya, dan kemudian berbisik, "Aku sudah membawanya, malam ini Kita akan having fun."

Netta memukul dadaku manja, dia menggiringku ke ruang tengah. Tak lupa, Netta mengunci semua pintu, menarik gorden rapat-rapat.

Jangan sampai tetangga tahu, kalau tidak ... kami akan dilaporkan ke sheriff yang sejak tadi tak berhenti berpatroli.

Aku dan Netta segera membuka ranselku dan mengeluarkan semua isinya. Alat kesukaan Netta akhir-akhir ini adalah tambang. Wajahnya berbinar saat memegangnya.

"Di mana kita melakukannya?" tanyaku tak sabar.

"Di kamarku."

Kami berlarian ke kamar Netta. Setelah sampai, tangan Netta agak bergetar memutar kenop pintu. Aku mengisyaratkan untuk tetap tenang.

Pintu pun terbuka. Kamar Netta sangat berantakan, banyak bercak kehitaman di sana. Aku tak perduli karena mataku sudah bertumbuk pada objek percobaan kami malam ini.

"Kau sudah ahli sekarang. Kenapa bisa serapi ini bahkan ... tanpa meninggalkan luka sedikit pun?"

Aku menghampiri objek yang sudah terbujur kaku tak berdaya di lantai kamar Netta.

Wanita yang selalu saja mengadu pada Ibunya, jika aku sedang bermesraan dengan Netta.

Pembantu tak berguna!

Padahal aku sudah melakukan hal yang sama padanya saat Netta tak ada di rumah. Dia bahkan menyukainya.

Wanita memang tidak pernah puas!

"Aku membiusnya terlebih dahulu." Netta berkata dingin, raut wajahnya datar dan dia menatapku tajam.

Ada apa dengannya? Tadi dia sangat manis. Sekarang dia jadi seperti hantu saja. Netta lalu mengajakku untuk rehat sebentar, dia bilang belum siap membereskan wanita itu.

Aku mengiyakan dan mengikuti dia ke dapur, Netta memberikan aku wine. Kita menyesap minuman beralkohol itu perlahan. Tenggorokanku terasa panas.

Mengapa rasa wine ini sangat kuat?



Tanganku tak bisa memegang gelas kecil itu dan terlepas begitu saja, benda itu menghantam lantai kayu dapur. Aku menatap Netta, terlihat seringai tajam darinya.

Apa aku mabuk?

Aku tak tahu, tapi dadaku terasa sesak sekarang.

"N-Neta t-tolong!" Tubuhku limbung dan terjatuh menyusul gelas itu. Keningku tertancap pecahan beling.

Perih sekali. Darahku mengucur ke lantai.

Kenapa Netta hanya diam? Dia malah menyesap wine-nya dengan tenang seakan menikmati kesakitanku ini.

"Keluarlah Berta!" seru Netta keras. Aku masih sadar dan mendengar dengan jelas. Berta? Bukankah dia sudah kaku di atas sana?

"Baik Nona."

Apakah ini halusinasi saja, aku mendengar wanita itu menjawab.

Bibirku terasa kelu untuk bertanya badanku juga sudah mati rasa. Netta berjongkok di depanku, dan yang membuatku syok Berta ikut melakukannya. Pembantu kurang ajar itu berani-beraninya!



"Kau tahu aku sangat mencintaimu James. Tapi kenapa Kau bermain dengan Berta di belakangku. Apakah aku kurang ahli memuaskanmu?

Aku rela melakukan semua fantasi kotormu! Aku rela mencoba jadi pembunuh untukmu!

Apa kurangku James!" Netta berteriak tepat di kupingku.

Netta terlihat frustasi dan dia mengambil sesuatu yang di pegang Berta.

"Lihat ini! Kau tahu 'kan apa yang akan kulakukan?!"

Tambang berwarna coklat itu di kaitkan ke leherku. Berta ikut membantu mengikatnya dengan kencang.

Tubuhku diseret sampai ke balkon. Aku bergumam meminta tolong. Namun, mereka berdua tak meresponsku.

"Good bye, Love! Ini malam pertamaku melakukannya James. Ini 'kan fantasimu? Kau suka wanita kejam. Apakah sekarang aku kejam James?"

"Lepaskan ...." kataku lirih.

Netta benar-benar melepaskan tangannya dan mereka berdua membiarkanku terjun bebas ke aspal.

Sial!
bukhorigan
tien212700
kubelti3
kubelti3 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan