Kalian pecinta drama korea pasti lagi pada ngikutin darma The Penthouse kan?

Tentu saja! Pasalnya, drama yang satu ini selalu hadir dengan perolehan rating yang tinggi karena berbagai kontroversi dalam ceritanya. Drama Korea dengan judul The Penthouse: War In Life menceritakan tentang kehidupan penghuni apartemen mewah 100 lantai di kawasang Gangnam, Korea Selatan.



Agan dan Sista yang mengikuti drama ini pasti tau kan bagaimana kerasnya Cheon Seo Jin dalam mendidik anaknya, Ha Eun Byeol. Sebagai sosok wanita yang dikenal jahat, judes, tegas tapi licik, Cheon Seo Jin mendidik anaknya dengan tekanan yang begitu keras agar si anak selalu menuruti perintah ibunya agar tidak menjadi anak yang malu-maluin. Ia selalu memaksa anaknya untuk bisa selalu menjadi yang terbaik dan tentunya harus bisa selalu mengalahkan murid lainnya yang bernama Bae Ro Na. Tapi tanpa disadari, sikap keras yang ibu kepada anaknya tersebut membuat sang anak mengalami serangan panik ketika bernyanyi karena selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik.


...


Sista!

Sebagai ibu dan calon ibu, kalian jangan pernah memaksa dan memberikan tekanan yang terlalu besar terhadap anakmu ya. Bukannya menjadikan anakmu lebih baik, hal ini malah mengganggu tumbuh kembang dan kepribadiannya kelak. Sebagai orangtua, sudah seharusnya kita memberikan dukungan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan anak kita. Tentunya harus dilakukan dengan cara yang baik ya, bukan dengan cara memaksa.

Ingat!
Mendukung dan memaksa itu dua hal yang berbeda ya!
Kalian haus bisa membedakan yang namanya mendukung dan juga memaksa!

Jangan sampai kalian salah mendidik anakmu, Sis! Kesalahan yang kamu buat saat mendidik anakmu bukannya mengembangkan potensi si anak, tapi justru malah membahayakan tumbuh kembang anakmu. Seperti conton yang ada dalam kasus drama korea The Penthouse: War In Life tersebut, jika kamu bukan mendukung dan malah memaksa anakmu dengan emosi dan omelan setiap saat, bukannya berkembang anakmu justru jadi merasa tidak ingin mengembangkan potensi yang dimilikinya tersebut karena merasa sudah bosan dan muak dengan paksaan dan omelan orangtuanya.