Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Pandemi Bikin Utang RI Numpuk, Setoran Pajak Harus Digeber


Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyadari besarnya stimulus fiskal yang telah digelontorkan dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berakibat pada lonjakan utang. Untuk itu, pemerintah memandang harus meningkatkan penerimaan pajak hingga empat tahun mendatang.

Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Raden Pardede menjelaskan, pandemi Covid-19 telah membuat belanja pemerintah naik tajam, sementara penerimaan juga merosot signifikan.

Hal tersebut kemudian membuat pemerintah harus melebarkan target defisit sebesar 6,34% atau setara Rp 1.039,2 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk menutupi defisit itu, mau tidak mau pemerintah harus menarik utang. Kenaikan utang diprediksi akan terus naik hingga beberapa tahun ke depan.

"Akibatnya utang kita naik, karena penerimaan turun dan belanja naik. Begitu juga sampai tahun 2021. Ini yang jadi PR (Pekerjaan Rumah) berikutnya," ujar Raden dalam sebuah webinar, Kamis (17/12/2020).

Dari data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2020 mencapai US$ 413,4 miliar atau setara dengan Rp 5.782 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

ULN Indonesia pada Oktober 2020 terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$ 202,6 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 210,8 miliar.

Oleh karena itu, mengantisipasi tingginya besar utang pemerintah, Raden memandang perlu adanya penarikan pajak yang signifikan hingga empat tahun ke depan.

"Mungkin dua sampai empat tahun, pemerintah harus menarik pajak lebih banyak lagi untuk menutup utang naik akibat dari program ini (PC-PEN)," kata Raden menyarankan.

Kendati demikian, lanjut dia, Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki tumpukan utang. Sebab, di semua negara juga memiliki situasi yang sama. Lagipula, menurut Raden, utang besar yang dimiliki oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat di Indonesia yang rentan atau kelompok kelas menengah ke bawah.

"Ini hal yang biasa dilakukan oleh berbagai negara. Program stimulus dilakukan hampir di seluruh dunia. Utang di seluruh dunia naik. Ini merupakan stimulus fiskal untuk membantu kelompok rentan yang terdampak Covid-19," ujarnya.

Untuk diketahui, sampai dengan 14 Desember 2020, anggaran PC-PEN telah mencapai Rp 481,61 triliun atau 69,3% dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun.

Secara perinci sektor perlindungan sosial sudah terealisasi Rp 217,16 triliun, atau 94,15% dari pagu anggaran Rp 230,66 triliun. Sementara sektor UMKM terealisasi Rp 106,25 triliun atau 91,73% dari pagu anggaran sebesar Rp 115,82 triliun.

Sedangkan, program PEN pada sektor kementerian/lembaga terealisasi sebesar Rp 55,68 triliun atau 78,75% dari pagu anggaran sebesar Rp 70,70 triliun, dan sektor pembiayaan korporasi sudah terealisasi Rp 8,15 triliun atau 13,31% dari pagu anggaran Rp 61,22
triliun.

Untuk sektor kesehatan telah terealisasi Rp 46,68 triliun atau 48,54% dari pagu anggaran sebesar Rp 96,17 triliun. Terakhir, sektor insentif usaha terealisasi sebesar Rp 47,69 triliun atau 39,54% dari pagu anggaran Rp 120,61 triliun.

link


"Mungkin dua sampai empat tahun, pemerintah harus menarik pajak lebih banyak lagi untuk menutup utang naik akibat dari program ini (PC-PEN)," kata Raden menyarankan.
iissuwandi
Cosmoflip
tien212700
tien212700 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
1.3K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan