Bangunan toilet yang belum selesai dikerjakan ini adalah salah satu program dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Toilet dibangun untuk menyambut sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Sekolah tatap muka direncanakan mulai pada awal tahun 2021. Ironisnya toilet yang dibangun di masing-masing sekolah menghabiskan biaya sekolah Rp198 juta. Rencananya akan ada 488 yang dibangun di sejumlah sekolah.
Pembangunan 488 toilet tersebut memakan anggaran negara hingga Rp98 milliar.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, terus mempercepat pembangunan 488 toilet di setiap sekolah pada 2020 ini. Program tersebut sebagai bentuk mewujudkan kabupaten yang bersih, aman, nyaman dan sehat demi menuju Indonesia Sehat.
Sekretaris Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Iman Nugraha, ST M.Si menjelaskan program unggulan di akhir tahun ini sesuai arahan Bupati Bekasi Eka Supria Atmja menjelang dibukanya kembali sekolah tatap muka.
Di mana, dasar hukumnya adalah Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor :34 Tahun 2005 dan Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat dwn juga Keputusan Bupati Bekasi Nomor 440/Kep.91/Dinkes/2020 tanggal 16 Maret 2020 tentang penetapan Kejadadian Luar Biasa,
“Jadi urgensi pembangunan toilet ini adalah kesiapan Pemkab Bekasi memberikan jaminan kesehatan saat KBM tatap muka dimulai dan komitmen Pemkab Bekasi menjadi Kabupaten Sehat 2021,” jelas dia, Senin (7/12).
Menurut Imab, komitmen Pemkab Bekasi ini selaras dengan program Kabupaten atau kota Sehat yang digalakkan Menteri Kesehatan bersama Menteri Dalam Negeri dalam penghargaan Swasti Saba.
Pada 2019 lalu, Pemkab Bekasi menerima penghargaan Swasti Saba Padapa bersama 177 bupati/wali kota dan enam gubernur lain. Berbekal hal tersebut, Pemkab Bekasi menargetkan prestasi serupa pada ajang dua tahunan itu.
“Tidak hanya sekadar penghargaan tapi bagaimana kita benar-benar mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih sehat,” katanya.
Salah satu upaya untuk mewujudkan komitmen tersebut di antaranya dengan mengubah perilaku hidup sehat di lingkungan sekolah. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2020, Pemkab Bekasi mengalokasikan pembangunan toilet secara massal di setiap sekolah dasar maupun menengah pertama.
Berdasarkan data Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, terdapat 488 toilet yang dibangun di setiap sekolah dengan anggaran mencapai Rp 98 miliar. Ditargetkan, pembangunan toilet secara massal ini selesai pada pertengahan Desember tahun ini.
“Jadi ini sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah mendukung program KKS atau kabupaten kota sehat. Totalnya ada 488 sekolah yang WC atau toiletnya dibangun. tersebar di 23 kecamatan,” terang Iman.
Pembangunan toilet ini dilakukan dengan menerapkan konsep adaptasi kebiasaan baru. Di setiap sekolah nantinya akan dibangun dua ruang toilet, dua unit urinoar, tempat wudu dan tujuh wastafel.
“Sebanyak lima wastafel di antaranya mengusung konsep new normal dengan menggunakan mekanisme keran injak. Wastafel ini bukan cuma dipasang di toilet tapi jg di sekitar area sekolah. Jadi sebelum masuk sekolah, para siswa cuci tangan dulu,” katanya.
Untuk menjaga ketersediaan air, menurut dia, maka digunakan dua sistem tempat penyimpanan yaitu dengan menggunakan ground water tank atau GWT kapasitas 1.000 liter dan juga water torn kapasitas 1.050 liter. “Sedangkan untuk kelancaran distribusi air digunakan dua unit pompa air,” ucapnya.
Iman juga menjelaskan setiap toilet menggunakan septic tank biofilter dimana ruang di dalamnya selain untuk menampung kotoran juga berfungsi sebagai media filtrasi dengan menggunakan media cell dan bakteri.
“Jadi itu bersifat mengurai limbah. Sehingga setic tank biofilter ini akan lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan septic tank konvensional,” tandasnya.
Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi berencana menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah pada awal tahun 2021 mendatang. Namun demikian terdapat prosedur yang harus ditempuh agar tidak terjadi penyebaran virus covid-19 di masa pandemi ini. Oleh karena itu Jika perlengkapan protokol kesehatan telah terpenuhi, misalnya ketersediaan alat cuci tangan dan kebersihan toilet, baru diijinkan pembelajaran dengan sistem tatap muka tersebut.
Dengan menyiapkan infrastruktur pendukung persiapan pembelajaran tatap muka di era new normal. Salah satunya dengan membangun sejumlah toilet yang menerapkan konsep adaptasi kebiasaan baru.
Menurut TS, walaupun tujuannya baik sekali, menyediakan toilet dan tempat cuci tangan yang baik dan bersih untuk anak sekolah, tetapi kok anggarannya keterlaluan?
Coba kita hitung kalau setiap anak di kabupaten bekasi, dibelikan batu penahan rasa berak di tokopedia atau shopee, berapa ya kira-kira habisnya, agan atau sista bisa bantu hitung?
Spoiler for Penahan Rasa Berak:
Adakah agan atau sista disini yang profesinya sebagai kontraktor atau pemborong, kira-kira kalau WC kelas begitu, berapa ya habisnya?
TS Hanya Menerima Bata Merah Panas
vampiire dan 3 lainnya memberi reputasi
-4
2.2K
Kutip
40
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru