Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

azzuhr1Avatar border
TS
azzuhr1
Asal Usul Seni Tari
Maaf kalo kurang berkenan, Semoga aja tidak emoticon-Repost
ane cuma mencoba untuk membuat agan2 mengingat kembali asal usul kesenian kita agar tidak di Ambil MALING emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia

Kalo ada yang berkenan buat ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L) ane rela koq. Asal jangan ngasih emoticon-Blue Guy Bata (L) cz ID ane udah Merah emoticon-Sorry dikasih emoticon-Rate 5 Star juga siap..

Sumber : http://ragamkesenian12ra4asti.blogsp...seni-tari.html
Terimakasih All.

Kita tahu bahwa di Negara kita ini mempunyai banyak sekali macam ragam kebudayaan, yang dimana hamper dari setiap propinsi dan suku yang ada di Negara ini mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, baik itu dari kesenian budayanya ataupun pakaian dan juga aturan adat dalam suku-suku yang ada di Negara ini




1. Asal Usul Tari Serampang Dua Belas


Tari Serampang Duabelas merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari Melayu. Waktu itu berkembang di bawah Kesultanan Serdang. Tarian Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an dan digubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.


2. Asal Usul Tari Barong


Tari barong adalah salah satu dari tari Bali yang merupakan peningalan kebudayaan pra Hindu selain tari Sangyang adalah tari Barong. Asal usul Kata barong berasal dari kata bahruang yang berarti binatang beruang, merupakan seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang pelindung.
Dengan adanya perkembangan jaman, tarian barong di Bali tidak hanya diwujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua.

3. Asal Usul Tari Gamyong


Tari Gambyong merupakan kesenian tari yang berasal dari daerah Surakarta Jawa Tengah. Asal mula tari Gambyong ini berdasarkan nama seorang penari jalanan (dalam bahasa jawanya penari jalanan disebut tledek, kadang terdengar kledek). Nama seorang penari ini adalah Gambyong. Ia hidup pada zaman Sinuhun Paku BUwono ke IV di Surakarta Sekitar tahun 1788 – 1820. Gambyong ini dikenal sebagai seorang penari yang cantik dan bisa menampilkan tarian yang cukup indah. Gambyong pun terkenal di seluruh wilayah Surakarta kemudian terciptalah Tari Gambyong. Jadi Asal usul tari gambyong ini diambil dari Nama seorang Penari Wanita.

4. Asal Usul Tari Merak

Tari Merak merupakan seni tarian tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat. Tarian merak mengkisahkan tentang burung merak yang menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk mencuri perhatian sang betina.
Asal usul tari merak dibuat karena adanya ketertarikan Raden Tjetje Somantri kepada hewan merak yang indah.
Tari merak mempunyai ciri khas pada Kostumnya yang berwarna warni sangat mencerminkan ciri khas burung merak, yang paling menarik perhatian adalah bagian sayapnya yang dipenuhi dengan payet dan dapat dibentangkan oleh sang penari. Dan mahkota yang berhiaskan kepala merak yang disebut singer akan bergoyang-goyang setiap penari menggerakkan kepalanya.
Dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam. Ditambah lagi sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak bakal jelas dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya.
Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya.Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul biasanya. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang, itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan. Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, mungkin tari Merak ini merupakan tari yang terkenal di Indonesia dan luar negeri. Tidak heran kalau seniman Bali juga, diantaranya mahasiswa ASKI Denpasar menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan tari Merak.

5. Asal Usul Tari Pendet


Tari Pendet merupakan kesenian tari yang berasal dari pulau Bali. Tari pendet adalah suatu pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

6. Asal Usul Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah sebuah tarian yang lahir dari kreativitas seorang seniman Berasal dari Bandung, yaitu Gugum Gumbira. Antusiasnya pada kesenian rakyat yang seperti Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan. Sebagai tarian pergaulan, tari Jaipong berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya), bahkan populer sampai di luar Jawa Barat. Nanti akan di jelaskan lebih rinci tentang Asal usul tari jaipong
Tari Jaipongan sebenarnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi Sunda yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan dalam pola gerak yang lincah, diiringi oleh pukulan kendang. Terutama pada penari perempuan, seluruhnya itu selalu dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat.
Asal usul tari jaipong
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.
Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu / Doger / Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu / Doger / Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

7. Tari Seudati


berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.

8. Tari Saman Meuseukat.

Tarian ini di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam.

9. Tari legong


merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diterikan secara dinamis dan memikat hati.

10. Tari Kecak

sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa.

11. Tari Sekapur Sirih

merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan tari Melayu.

12. Tari Topeng Kuncaran

merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.

13. Tari Serimpi


sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan.

14. Reog Ponorogo

merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.

15. Tari Putri Bekhusek

artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah Sumatra Selatan

16. Tari Piring


Salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Negara ini adalah tari piring, yang dimana tari piring ini merupakan suatu kesenian budaya yang berasal dari daerah minangkabau atau daerah sumatera barat. Tari piring ini merupakan suatu kesenian yang berupa tarian-tarian, dimana tari piring ini bertujuan untuk memuja atau kepada para pemimpin.
Pada awalnya kegunaan tari piring di daerah minangkabau, belum seperti kegunaan pada saat ini, yang dimana pada awalnya kegunaan tari piring ini digunakan oleh minangkabau pada saat musim panen tiba, yang dimana tari piring ini digunakan oleh masayarakat Minangkabau pada saat itu bertujuan untuk memberikan ucapan syukur kepada dewi padi, yang dimana telah memberi hasil panen yang melimpah kepada masyrakat minangkabau. Selain itu, pada zaman itu juga, tari piring ini digerakan atau dipentaskan oleh para pemuda-pemudi masyrakat minangkabau.
Namun, seiring dengan masuknya dan terbentuknya kerajaan-kerajaan yang terjadi pada daerah Minangkabau, seiring itu pula kegunaan dan tujuan dari tari piring ini pun berubah. Dimana pada zaman kerajaan di Minangkabau, tari piring ini digunakan oleh masyarakat Minangkabau sebagai alat untuk memberikan rasa penghormatan kepada para anggota kerajaan, terutama kepada raja yang memimpin pada saat itu. Tetapi, tari piring pada zaman ini juga digunakan pada saat tamu-tamu agung kerajaan datang.
Setelah majunya dan juga telah bersatunya segala masyarakat-masyarakat yang ada di Negara ini dan terutama di daerah Minangkabau atau di zaman yang telah modern ini, tari piring ini masih juga dipergunakan oleh masyrakat Minangkabau, namun tujuan dari kegunaan tari piring ini juga pun ikut berubah walaupun fungsinya tetap sama pada zaman dulu. Dimana pada saat ini masyarakat Minangkabau mempergunakan atau mempestakan Tari Piring pada saat adanya suatu pesta pernikahan atau perkimpoian yang terjadi di daerah Minangkabau ( masyarakat-masyarakat keturunan minangkabau). Yang dimana pada saat ini fungsi dari Tari Piring ini tetap sama dengan fungsi dari Tari Piring sebelumnya, namun bedanya pada zaman dulu Tari Piring ini berfungsi untuk memberikan rasa pujian terhadap para raja, namun pada saat ini yang dianggap raja dalam kegunaan Tari Piring ini adalah kedua mempelai yang sedang menikah. Selain dipentaskan pada saat suatu acara pernikahan, Tari Piring pada saat ini juga dipentaskan pada saat ada suatu tamu agung yang datang ke daerah Sumatera Barat.
Biasanya pementasaan Tari Piring ini dipentaskan oleh jumlah orang yang tak tertentu, tetapi yang menjadi syarat utama dalam melaksanakan Tari Piring adalah jumlah orang yang mementaskan Tari Piring ini harus berjumlah ganjil, namun pada zaman dulu Tari Piring ini dipentaskan oleh 1 orang saja. Dimana dalam pelaksanaan Tari Piring, para penari memegang tingkatan-tingkatan piring yang telah disusun dan sambil melakukan gerakan tari, dimana semakin tinggi tingkatan piring semakin baik pula. Ketika alunan musik yang mengikuti semakin cepat, piring yang dipegang oleh penari akan dilempar keatas dan pecahan piring tersebut akan diinjak-injak oleh penari dan penari pun tetap menari sampai musik yang mengikuti berhenti.
Dapat disimpulkan bahwa dalam Tari Piring memiliki nilai-nilai trasedental, yang dimana nilai-nilai trasendental ini terdapat dalam tata cara pelaksanaan Tari Piring. Dimana piring-piring yang dipegang oleh para penari ini disusun keatas,dimana menunjukan bahwa piring diatas bertujuan untuk kearah tuhan(trasendental) dan juga terlihat dalam fungsi dan tujuan tari piring ini merupakan mengucapakan rasa bersyukur dan terima kasih kepada yang ada diatas, terhadap apa yang telah diberikan kepada masyarakat Minangkabau.

Dan Masih Banyak lagi gan sebenarnya yang belum kita ketahui.

Diubah oleh azzuhr1 13-09-2013 07:00
benny1010
benny1010 memberi reputasi
1
17K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan