septi.septianaAvatar border
TS
septi.septiana
Teruntuk Nenek, Pahlawan Hidupku


Jika aku diminta menyebutkan nama salah satu pahlawan dalam hidupku, aku tak akan ragu menyebutkan nama nenekku. Dia adalah pahlawanku. Yang merawat aku dan adikku dari kami masih kecil.

Selama merawat kami, nenek tak pernah minta bayaran dari orang tuaku. Perceraian yang terjadi pada orang tuaku menyebabkan nenek menyelamatkan aku dan adik dari perebutan bapak dan ibuku.

Nenek hanya petani biasa di desa. Sehari-hari ia ke sawah atau kebun milik tetangga. Karena nenek dan kakek tidak memiliki sawah atau kebun sendiri. Jangan tanya besarnya upah, karena teramat sangat kecil.

Namun, dengan upah yang tidak seberapa, nenek dan kakek bisa memberi aku dan adikku makan sehari 3 kali. Tidak pernah kekurangan. Bahkan terkadang, jika kiriman orang tua ku dari kota terlambat, nenek lah yang menyisihkan sebagian uangnya untuk keperluan sekolahku dan adik.

Ada satu kejadian yang aku ingat betul. Hari itu nenek sakit kepala yang teramat sangat. Aku pun segera berlari ke warung membawa dompet kumal nenek untuk membeli obat sakit kepala.

Sesampai di warung, aku buka dompet nenek, ternyata tidak ada uang sama sekali. Yang ada hanya kertas-kertas aku tak tahu catatan apa. Yang punya warung baik, aku tetap diberi obat. Bahkan katanya tak usah bayar. Juga beras 3 liter yang kemarin sebelumnya nenek belum bayar, katanya sudah diikhlaskan. Aku trenyuh. Rupanya nenek sampai ngutang beras di warung untuk makan kami. Dan nenek tidak pernah cerita itu.

Aku jadi sedih. Kadang aku dan adikku ngambek jika makan hanya dengan sayur saja atau dengan tempe goreng. Itupun 1 tempe dibelah jadi 2 bagian. Kadang aku malu jika teman ku datang aku makan hanya dengan lauk ini. Tapi setelah tahu bahwa terkadang makanan yang aku makan adalah hasil nenek boleh ngutang di warung, aku berusaha untuk menerimanya. Aku pun memberi pengertian pada adikku, agar tidak mengeluh apapun makananan yang disajikan oleh nenek.

Hidup di kampung yang notabene banyak sawah, belum tentu setiap rumah memiliki padi dan beras. Jika tidak memiliki kebun dan sawah, beras pun kami beli di warung. Dan kalau tak ada uang yang terpaksa mengutang dulu.

Tak akan habis menceritakan jasa nenek padaku dan adikku. Kini, nenek sudah beristirahat dengan tenang untuk selama-lamanya.

Dan ini adalah foto kenang-kenangan nenek semasa hidup. 'Aku kangen, Nek...'
Diubah oleh septi.septiana 20-11-2020 14:40
0
309
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan