Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anton2019827Avatar border
TS
anton2019827
Modal Menikah Itu Bukan Hanya Tentang Cinta Saja!

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan dan menanamkan rasa kasih sayangnya diantara mereka. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rasul yang diutus sebagai rahmat untuk seluruh alam, yang telah bersabda "orang yang ingin berjumpa dengan Allah dalam keadaan suci dan tersucikan, hendaklah menikah".

Ajaran Islam datang hanya untuk memberikan kemaslahatan bagi seluruh manusia dan menghindarkannya dari kemafsadatan, salah satu petunjuk Allah SWT dalam syari'at Islam adalah diperintahkannya untuk menikah dan di haramkannya berzina. Perintah menikah merupakan salah satu implementasi maqasid syari'ahyang lima yaitu hifzul nasl (menjaga keturunan). Kendati demikian bagi yang hendak melangsungkan pernikahan demi menjaga keabsahannya, hendaklah memahami petunjuk agama dan negara agar sampai pada hakikat pernikahan itu.

"Pernikahan merupakan kebutuhan individual dan sosial, pernikahan merupakan persenyawaan antara cinta dan kasih sayang, berpadunya emosional yang tidak sama serta peleburan antara dua keinginan yang berbeda menjadi satu"

Kita dapat memastikan bahwa kebanyakan manusia pada waktunya akan menjadi suami atau istri dan membentuk keluarga yang merupakan batu pertama dalam bangunan sebuah kehidupan masyarakat. Jika pernikahan ini dibangun diatas pondasi yang kuat ia akan menuai kesuksesan, karena masyarakat yang sukses adalah buah dari pernikahan yang sukses pula. Sebaliknya pernikahan yang gagal dan berantakan pasti menimbulkan kerugian mental maupun material yang besar baik bagi individunya sendiri maupun masyarakat.

Kita juga dapat memastikan tidak ada seorangpun di izinkan untuk menjalankan suatu profesi guru atau dokter, kecuali dia telah lama belajar dan meraih ijazah yang menandai keahliannya. Anehnya tidak seorangpun diwajibkan untuk mempelajari satu silabus atau membaca satu buku tentang pernikahan sebelum dia meniti jalan menuju ke jenjang mahligainya.

Orang yang tidak atau belum menyandang gelar sarjana tekhnik, bisa dipastikan tidak di izinkan untuk membangun sebuah gedung, tapi kita mengizinkan siapa saja laki-laki atau perempuan untuk menikah, membangun mahligai rumah tangga, dan menghasilkan keturunan tanpa mempertanyakan terlebih dahulu bagaimana mereka akan hidup bersama dan bagaimana mereka dapat mendidik anak-anaknya.

Seharusnya, sebagaimana kita mengkhawatirkan hancurnya sebuah rumah yang dibangun oleh orang selain ahlinya, semestinya kita melarang juga orang yang memang belum memenuhi kualifikasi untuk menikah, untuk membangun sebuah rumah tangga dan mendidik anak serta melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tangganya.

Maka disini kita harus paham bahwa menikah bukan hanya bermodalkan cinta dan material saja, tetapi juga harus di dasari dengan ilmu sebagai bekal dalam mendidik anak-anak kita. Sebagai perempuan maka harus cerdas dan pintar dalam segala aspek, sebagai calon orang tua bagi anak-anaknya kita harus mengerti apa yang wajib kita prioritaskan untuk ilmu kita hidup di dunia ini. 

Salah satu kewajiban seorang suami kepada istrinya adalah memberikan pendidikan, maka ajarkanlah pendidikan agama islam yang baik dan benar, karena dengan pendidikan inilah yang nantinya akan mereka ajarkan ke anak-anaknya dan akan membentuk suatu kepribadian bagi anak-anaknya itu.

Madrasah pertama ada pada ibunya, bukan sekolah. Lantas bagaimana kalau ibunya itu tidak cerdas, tidak berakhlak, tidak memiliki wawasan dan pengetahuan peradaban? 

Bukankah Rasulullah SAW telah menjelaskan :
"Wanita dinikahi karena 4 hal : karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian niscaya kamu akan merugi"  (HR. Bukhari Muslim).

Dalam hadist diatas Rasulullah SAW menganjurkan agar mengutamakan wanita yang baik agamanya, dan memiliki kualitas agama yang baik tentu tidak didapatkan dari pandangan lahir saja tetapi harus dengan berbagai pengorbanan dan usaha yang kuat, serta berbagai pendidikan agar tidak hanya kualitas agama yang baik namun juga dibarengi dengan ilmu dan akhlak agar ia mampu membedakan antara kefasikan dan kebenaran.

Ketika seorang ibu yang kualitas agamanya baik maka dapat dipastikan akan mudah melahirkan maupun mendidik anak-anak yang shaleh dan shalelah yang mana ketika besarnya nanti akan menjadi pejuang-pejuang agama dan kehidupan islami seperti Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid atau ulama ternama seperti Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Hanafi maupun lainnya.


"Hatinya Mekkah, Otaknya Jerman", begitulah kata pak Habibie. Maka sebaik-baiknya para lelaki adalah menjadi pribadi yang Alimdan A'bid. Alim artinya berilmu sedangkan A'bid adalah ahli ibadah. Keutamaan seorang alim dari seorang a'bid adalah seperti keutamaan bulan pada malam bulan purnama dari seluruh bintang-bintang yang ada.

Banyak orang yang tidak diizinkan untuk membangun gedung tanpa terlebih dahulu menyandang gelar sarjana teknik. Namun tidak jarang kita merekomendasikan siapa saja laki-laki atau perempuan untuk membangun mahligai rumah tangga tanpa mempertanyakan dan memastikan terlebih dahulu kadar kapabilitasdan responsibilitas yang dia sandang, padahal kehidupan yang di dasari dengan pengetahuan jelas berbeda dengan kehidupan yang dilakoni atas dasar coba-coba. Juga tidak sedikit yang menikah hanya dengan bermodalkan cinta "buta" saja, padahal : 

"Mata cinta tak akan berkuasa menembus lapisan kepribadian, matanya selalu terhijab menyorot kekurangan orang yang sedang menguasai dan menggetarkan perasaannya, hanya senandung kemerduan yang terngiang-ngiang dalam gendang telinganya, hanya aroma semerbak yang di hirup oleh hidungnya dan hanya akumulasi kerinduan yang meliputi perasaannya"

Allah SWT telah menciptakan wanita dan menanamkan naluri cinta pada anak, tujuannya supaya adanya regenerasi dan keberlanjutan kehidupan terus berlangsung hingga masa yang dikehendaki. Oleh karena itu kaum wanita tidak merasa terbebani untuk menikah dan melahirkan. Setiap ibu mendambakan kesuksesan dalam mendidik anak, agar ia mempunyai keturunan yang shaleh dan shalehah yang sukses menjalani hidup dunia dan akhirat, seorang ibu pasti berusaha sekuat tenaga untuk mendidik anak-anaknya agar sukses di masa depannya.

Wanita yang telah menjadi ibu bagi anak-anaknya sebagai madrasah utama, jika seorang ibu itu sukses dalam mendidik anak-anaknya menjadikan anak yang cerdas dan berakhlak mulia sebagai hasil jerih payahnya, menjadi anak yang berbakti taat serta berperilaku yang baik akan menjadi suatu kebanggaan bagi orang tuanya.

Namun sebaliknya jika seorang ibu gagal dalam berperan sebagai guru pendidik abgi anak-anaknya maka bisa jadi anak itu justru akan menjadi musuh yang hanya bisa menyakitinya, durhaka, suka melawan, dan kerap melakukan kegiatan yang tidak terpuji lainnya.

Allah SWT berfirman dalam surat At-Thaghabun ayat 14 yang berbunyi :

"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka..."

Agar seorang ibu sukses dalam mendidik anaknya, maka seorang wanita itu harus mempunyai ilmu yang bermanfaat bagi dirinya, menjadi bekal bagi anak-anaknya dan seorang wanita mesti mau banyak mempelajari ilmu dengan mempelajari, menghayati, dan mengamalkan dari isi kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits.

Manusia yang paling bermanfaat adalah seorang ibu yang paling bermanfaat bagi anaknya, melindungi mereka dari neraka dengan mengajarkan agama, membesarkannya dengan ajaran Islam, menanamkan disiplin dan rajin ibadah serta menjalankan semua yang telah diperintahkan Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, dengan melalui penjelasan terhadap mereka antara yang ma'rufdan munkar antara yang halal dan haram.

Islam sangat memperhatikan pentingnya pendidikan dengan memetakan konsep yang menyeluruh dan universal dalam mendidik anak, mencetak generasi penerus dan mempersiapkan mereka agar menjadi figur yang elegantdan shaleh dalam kehidupan bermasyarakat, ajaran islam telah menjelaskan secara rinci segala hal yang berkaitan dengan anak, mencakup hukum, perintah, larangan maupun dasar-dasar pendidikan sejak lahir hingga dewasa, seorang ibu sangat besar perannya dalam mengemban amanah dan tanggungjawabnya terhadap anak-anaknya.

Semoga Allah SWT melapangkan dada kita untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia maupun diakhirat. Sesungguhnya Allah maha mendengar, maha dekat dan maha mengabulkan do'a. Semoga orang yang sedang memperjuangkan niat baik untuk menikah dipermudah-Nya.

Dan semoga tulisan ini dapat menjadi suatu inspirasi maupun paradigma bagi muda-mudi millenial saat ini, agar memahami pentingnya ilmu serta kesiapan diri dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, sehingga terbentuk suatu keluarga yang harmonis dan bahagia, selamat dunia serta akhiratnya. 

Penulis : Dian Hardianti(Mahasiswi PAI FPIK Universitas Garut)
Editor : Anton Kaskuser
Diubah oleh anton2019827 13-11-2020 07:26
achmad305
trifatoyah
tien212700
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan