Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gadis.anal.sexAvatar border
TS
gadis.anal.sex
Vaksin Pfizer Diklaim Efektif 90%, Pemerintah Tetap Fokus Sinovac-Sinopharm



Vaksin COVID-19 buatan Pfizer dari Amerika Serikat (AS) diklaim 90 persen efektif. Istana mengatakan, tidak menutup kemungkinan pemerintah bekerja sama soal pengadaan vaksin dari Pfizer. Namun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan penekanan lain.

Moeldoko mengatakan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah alur distribusi vaksin lewat cara rantai dingin atau cold chain. Artinya, suhu perlu terus dijaga supaya mutu vaksin tidak menurun.

"Yang pasti orientasi pertama Sinovac dan Sinopharm. Tidak menutup kemungkinan. Tapi juga ada persoalan teknis yang dari sisi perlakuan terhadap vaksin itu, dingin ya, itu daerah-daerah seperti kita ini sepertinya akan menghadapi kesulitan karena jaring dinginnya itu, harus melalui suatu temperatur (cold chain -red), sehingga pada nantinya harus distribusi dari satu wilayah ke wilayah lain akan menghadapi masalah," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kepada wartawan di gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2020).

Moeldoko menerangkan, pertimbangan utama pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi yakni tingkat keefektifan dari kandidat vaksin COVID-19 yang akan digunakan serta pertimbangan harga dan masalah teknis lainnya. Permasalahan teknis yang dimaksud yakni dari sisi perlakukan terhadap vaksin yang akan digunakan.

Moeldoko menambahkan, pemerintah saat ini berorientasi mengenai pengadaan vaksin COVID-19 dari Sinovac dan Sinopharm. Tetapi tidak menutup peluang dengan vaksin dari perusahaan lain yang dianggap efektif.

"Iya. Saya pikir seperti itu. Eijkman juga mengembangkan vaksin Merah Putih, mungkin ada lagi pabrik vaksin di Indonesia mungkin semuanya akan pasti jadi pertimbangan. Pertimbangannya adalah efektivitas, yang kedua juga pertimbangan harga, mungkin pertinbangan teknis, dan seterusnya, persediaan," sebut Moeldoko.

BNT162b2 menjadi vaksin COVID-19 pertama diklaim 90 persen efektif. Vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat Pfizer dan BioNTech.

Efektivitas vaksin hingga 90 persen pada vaksin Pfizer ini berdasarkan analisis sementara pada 94 peserta dalam uji coba pengembangan vaksin COVID-19, memeriksa berapa banyak dari mereka yang menerima vaksin versus plasebo.

Vaksin COVID-19 BNT162b2 dari Pfizer ini berbasis teknologi messenger RNA (mRNA). Ini menggunakan gen sintetis yang lebih mudah diciptakan, sehingga bisa diproduksi lebih cepat dibandingkan dengan teknologi biasa.

BNT162b2 ini dibuat dari virus yang tidak aktif atau dilemahkan. Virus ini tidak akan menyebabkan sakit, tetapi mengajari imun untuk memberikan respon perlawanan.

Terkait efek samping, dari 43.500 relawan yang mendapatkan suntikan beberapa di antaranya merasakan efek samping berupa sakit kepala dan nyeri otot. Tetapi, efek samping tersebut menghilang dengan cepat.

Adapun beberapa efek samping lainnya yang diungkapkan para relawan, seperti Glenn Deshields asal Austin, Texas yaitu pengar yang parah, rasa seperti mabuk. Sementara relawan lainnya, Carrie asal Missouri merasakan efek samping seperti sakit kepala, nyeri tubuh, sampai demam setelah mendapat suntikan pertamanya pada September lalu.

erkait harga, vaksin BNT162b2 ini pada bulan Juli lalu dijual pada pemerintah AS dengan perkiraan biaya $ 19,50 atau sekitar Rp 275.000 per dosis.

https://news.detik.com/berita/d-5252...pharm?single=1


Sudah bayar DP mungkin, kagak jadi beli DP hangus.. makanya lanjut terus sama Sinovac emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2


nomorelies
jokopengkor
tien212700
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.3K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan